Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tarian Jawa merupakan satu di antara warisan kebudayaan di Pulau Jawa. (1)
Daerah yang yang paling terkenal dengan seni tari Jawa adalah Yogyakarta dan Surakarta.
Dua kerajaan pewaris takhta Mataram ini sudah sejak dahulu menjadi pusat kebudayaan Mataram.
Tarian Jawa adalah bentuk tari dan seni yang diciptakan dari pengaruh budaya Jawa.
Gerakan tari Jawa biasanya teratur, tenang, dan halus.
Biasanya tarian Jawa dihubungkan dengan budaya keraton Jawa yang anggun, halus, dan maju.
Namun, tarian Jawa juga mencakup tari dari orang awam dan penduduk desa di Jawa.
Baca: Tari Klasik Gaya Yogyakarta
Tari Jawa memiliki perbedaan gaya dan filosofi dibandingkan dengan tradisi tarian Indonesia lain.
Gerakan dalam tarian Jawa lebih halus dan lambat.
Selain itu, tarian Jawa memiliki kualitas meditatif dan cenderung lebih reflektif diri, introspektif, dan lebih berorientasi kepada pemahaman diri.
Tarian Jawa dikaitkan dengan wayang orang serta adat dari keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Tarian Jawa merupakan warisan suci dari para leluhur penguasa keraton.
Melalui tarian Jawa, mereka memberikan pendidikan moral, ekspresi emosional, dan penyebaran budaya Jawa.
Makna #
Tarian Jawa bukan hanya bentuk ekspresi kebudayaan, melainkan juga sebuah pewarisan budaya dan pengetahuan terhadap nilai-nilai. (2)
Bagi masyarakat Jawa, tarian Jawa merupakan wadah ekpresi keseteraan gender.
Hal tersebut dapat terlihat dari tarian yang berkembang di luar Mataram seperti Banyumas dengan tari Ronggeng dan Jawa Timur dengan tari Remo.
Selain itu, tarian Jawa juga menyoroti pergeseran nilai-nilai dalam perjalanan sejarah masyarakat Jawa.
Baca: Tari Beksan Wanara
Tarian Jawa Tengah dan Yogyakarta #
Berikut sejumlah tarian Jawa yang berada di Jawa Tengah.
Tari Bedhaya Ketawang mengandung arti kata dari 'bedhaya' yang berarti penari wanita dan 'ketawang' berarti langit. (3)
Bedhaya Ketawang mengandung arti penari wanita dari istana langit.
Tarian Jawa ini menceritakan tentang hubungan Nyi Roro Kidul.
Baca: Tari Bedhaya Ketawang
2. Tari Gambyong
Tari Gambyong berasal dari Surakarta.
Tarian ini awalnya sebuah tarian rakyat yang diadakan ketika memasuki musim panen padi.
Baca: Tari Gambyong
3. Tari Bondan Payung
Tarian Jawa satu ini juga berasal dari Surakarta.
Pada zaman dahulu tarian Jawa ini harus ditarikan oleh para kembang desa.
Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan jati dirinya.
Baca: Tari Bondan
4. Tari Serimpi
Awalnya tarian Jawa ini ditunjukkan saat penggantian raja di beberapa istana di Jawa Tengah.
Menurut cerita, tarian Jawa ini dapat menghipnotis para penonton menuju ke alam lain.
Baca: Tari Serimpi
5. Tari Beksan Wireng
Tari Beksan Wireng adalah tari yang berasal dari Jawa Tengah.
Tarian Jawa ini dilakukan untuk memberi semangat kepada empat prajurit perang yang sedang berlatih.
Baca: Tari Beksan Wireng
6. Tari Bambangan Cakil
Tari Bambangan Cakil merupakan salah satu tarian klasik yang ada di Jawa Tengah.
Tarian ini diambil dari adegan wayang kulit, yaitu Perang Kembang, dan mengisahkan perang antara Arjuna melawan raksasa.
Bentuk tari ini sering disebut juga sebagai Wireng karena dipentaskan tanpa menggunakan percakapan.
Tarian ini bermakna segala bentuk kejahatan pasti kalah melawan kebaikan.
Baca: Tari Bambangan Cakil
7. Tari Kethek Ogleng
Kethek Ogleng adalah salah satu tarian yang berasal dari Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Nama sebuah tarian ini diciptakan oleh seorang warga Wonogiri bernama Darjino dan kemudian disempurnakan oleh Suwiryo.
Tarian ini menjadi salah satu dari warisan budaya takbenda di Indonesia.
Baca: Tari Kethek Ogleng
8. Tari Kendalen
Tari Kendalen adalah tarian tradisonal yang berasal dari Dusun Kendal, Desa Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Tari Kendalen berkembang dari tari keprajuritan yang diciptakan setelah Pangeran Sambernyawa melawan VOC.
Kesenian ini memiliki keunikan pada gerakan yang mengendalikan kuda yang terbuat dari kepang atau anyaman bambu.
Tari Kendalen menggambarkan prajurit yang gagah dan berani, dan ditarikan untuk menghormati dan menyemangati pada prajurit yang berperang.
Baca: Tari Kendalen
9. Tari Wira Pertiwi
Tari Wira Pertiwi merupakan tarian kreasi baru yang menggambarkan sosok kepahlawanan dari seorang prajurit putri Jawa.
Tarian ini merupakan ciptaan seniman Bagong Kussudiardjo.
Tari ini adalah wujud dari rasa semangat penuh pengabidan bela negara, ketegasan, ketangkasan dan ketangguhan seorang prajurit Srikandi Indonesia pada tanah air dan bangsa tergambar dalam gerakan tari dinamis.
Baca: Tari Wira Pertiwi
10. Tari Rong Tek
Tari Rong Tek merupakan salah satu tari kreasi yang berasal dari Kabupaten Banyumas
Tari ini diciptakan oleh seorang seniman tari bernama Susiati pada tahun 2013.
Tari Rong Tek memiliki dasar yang sama dengan Tari Lengger Banyumasan yang kemudian dikreasi dan dimodifikasi.
Nama Tari Rong Tek berasal dari kata “Rong” yang diambil dari kata "Ronggeng," dan, “Tek” yang merupakan penggambaran suara kentongan bambu.
Tari ini merupakan simbol dan penggambaran kehidupan masyarakat di Banyumas, terutama para perempuan muda.
Baca: Tari Rong Tek
11. Tari Rancak Denok
Tari Rancak Denok merupakan tari kreasi asal Semarang yang lahir dari kesenian topeng.
Sebagai garapan kreasi, tari Rancak Denok mengambil ide dari berbagai seni tari yang menggunakan topeng sebagai propertinya, seperti tari Betawi dan Jawa Barat, serta tidak lupa menggunakan unsur Jawa dan Tiongkok sebagai roh dalam tarian.
Secara harfiah, nama Rancak Denok dapat diartikan sebagai tari kreasi Semarangan yang ditarikan oleh perempuan secara cepat dan dinamis dengan menggunakan properti utama berupa topeng.
Baca: Tari Rancak Denok
12. Tari Topeng Ireng
Tari Topeng Ireng atau yang dikenal dengan sebutan Dayakan merupakan kesenian tradisional yang berkembang di Kabupaten Magelang,
Tarian rakyat kreasi baru yang merupakan hasil metamorfosis dari kesenian Kubro Siswo.
Dalam pertunjukan tari Topeng Ireng, para penari berbaris lurus dan diiringi musik berirama keras dan penuh semangat.
Biasanya tarian ini dibawakan oleh 10 orang atau lebih. Formasinya pun beragam, ada yang melingkar dan persegi.
Baca: Tari Topeng Ireng
13. Tari Selendang
Tari Selendang berasal dari Pemalang, Jawa Tengah.
Tarian ini merupakan tari pergaulan yang bisa disajikan tunggal, berpasangan atau kelompok dengan menggunakan properti selendang yang diikat dan digunakan dalam berbagai acara.
Karena baru diresmikan oleh pemerintah Kota Pemalang pada 17 September 2012, tari ini tergolong baru.
Baca: Tari Selendang Pemalang
14. Tari Golek Menak
Tari Golek Menak merupakan tarian klasik yang berasal dari Keraton Yogyakarta.
Diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, tari ini pertama kali dipentaskan pada sekitar tahun 1941.
Ide gagasan penciptaan tari Golek Menak berasal dari pertunjukan wayang Golek.
Baca: Tari Golek Menak
15. Tari Lawung Ageng
Tari Lawung Ageng adalah salah satu tarian pustaka Keraton Yogyakarta dan diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana I.
Tari Lawung Ageng menggambarkan adu ketangkasan prajurit bertombak.
Hal tersebut terinspirasi dari perlombaan Watangan yang sudah dilakukan sejak zaman dahulu.
Baca: Tari Lawung Ageng
Tarian Jawa Barat #
1. Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk Tilu adalah salah satu tarian yang menjadi cikal bakal dari beberapa tarian yang populer di Jawa Barat.
Tari ini difungsikan sebagai tarian hiburan atau tarian pergaulan.
Biasanya tari ini sering ditampilkan dakan beberapa acara seperti pesta perkawinan dan hiburan penutup acara .
Tari ini juga merupakan cikal bakal tari Jaipongan yang sangat terkenal di Jawa Barat.
Baca: Tari Ketuk Tilu
2. Tari Sintren
Tari Sintren merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari pesisir utara pantai Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Tarian ini tersebar di berbagai daerah seperti Cirebon, Majalengka, Indramayu, Brebes, Pemalang, Pekalongan, dan Banyumas.
Sintren diambil dari kata "si" yang artinya perempuan dan "trance" yang artinya tidak sadarkan diri atau kesurupan.
Makna kata sintren adalah wanita yang menari akan melemah ketika disawer karena melambangkan manusia yang mudah lemah terhadap uang.
Baca: Tari Sintren
3. Tari Topeng Losari
Tari Topeng Losari merupakan salah satu kesenian tari daerah Cirebon.
Tari ini diciptakan oleh Panembahan Losari atau Pangeran Angkawijaya sekitar 400 tahun yang lalu.
Awalnya, tarian ini diciptakan untuk menyebarkan agama Islam.
Tari Topeng Losari lebih menekankan pada ritual dan penokohan. Tiap tokoh menceritakan ritual satu dengan lainnya yang dikemas dalam cerita Panji.
Baca: Tari Topeng Losari
4. Tari Wayang
Tari Wayang merupakan tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Jawa Barat.
Tarian mengambil genre dari latar belakang penokohan wayang.
Pertunjukan Tari Wayang biasanya diiringi oleh gamelan salendro dan memiliki ciri busana sendiri.
Baca: Tari Wayang
5. Tari Buyung
Tari Buyung berasal dari Kuningan, Jawa Barat, dan dimainkan saat ritual seren tahunan.
Istilah Buyung ini bermakna jenis tanah liat yang dipakai oleh kaum perempuan zaman dulu untuk menggambil air.
Tarian ini dilakukan dengan menopang kendi tanah liat, yang pada zaman dahulu disebut dengan "buyung".
Baca: Tari Buyung
6. Tari Kandagan
Tari Kandagan berasal dari Kabupaten Bogor dan merupakan pengembangan dari tari renggarini
Tari ini tergolong tari putri yang gagah karena itulah unsur dari maskulinitas lebih ditonjolkan didalam gestur para penarinya.
Maskulinitas ini terlihat dalam sikap gerak, kepala, badan, kaki dan juga tangan yang digunakan dalam tarian ini.
Baca: Tari Kandagan
7. Tari Ronggeng Gunung
Ronggeng berasal dari kata renggana (bahasa Sansaerta) yang memiliki arti perempuan pujaan hati.
Kata gunung berkaitan dengan daerah perkampungan (pegunungan) sebagai tempat tarian ini berasal dan berkembang.
Pada dasarnya, tarian ini dijadikan sebagai sarana ritual orang kampung untuk menghormati Dewi Sri dan hiburan setelah melepas lelah selesai melakukan satu periode menanam padi.
Namun, setelah berlakunya sistem perkebunan kolonial Belanda, tari ini beralih fungsi menjadi sarana hiburan yang harus dilakukan perempuan pribumi kepada tenaga-tenaga ahli kontrak yang didatangkan Belanda.
Baca: Tari Ronggeng Gunung
Tarian Jawa Timur #
1. Tari Glipang
Tari Glipang merupakan tarian tradisional khas dari Kabupaten Probolinggo.
Nama "glipang" berasal dari kata yang berada dalam bahasa Arab, yaitu gholiban yang memiliki arti kebiasaan.
Lambat laun karena pengaruh dari dialek orang Jawa, gholiban berubah menjadi "glipang".
Tarian ini dianggap sebagai identitas masyarakat Probolinggo dan terus dilestarikan keberadaannya.
Baca: Tari Glipang
3. Tari Topeng Malangan
Tari Topeng Malangan berasal dari Malang, Jawa Timur.
Tarian ini sekilas mirip dengan tarian Wayang Wong atau wayang orang.
Para penari harus menggunakan topeng dan menjiwai karakter topengnya serta mampu memjiwai tariannya.
Baca: Tari Topeng Malangan
3. Tari Boran
Tari Boran adalah tarian tradisional dari Lamongan yang menggambarkan kehidupan para penjual nasi boran yang menjajakan dagangannya dan berinteraksi dengan pembeli.
Tarian ini tidak hanya kaya akan nilai seni dan budaya, tetapi juga nilai filosofis di dalamnya.
Tari Boran ini merupakan tarian tradisional yang terkenal di Lamongan dan menjadi salah satu tarian khas di sina.
Baca: Tari Boran
4. Tari Petik Pari
Tari Petik Pari merupakan tari khas Pacitan yang ditarikan untuk merayakan hasil panen padi.
Tarian kontemporer ini mengejawantahkan nilai-nilai positif masyarakat Jawa yang berkultur agraris.
Di beberapa tempat, tari Petik Pari menjadi bagian dari ritual adat berupa syukuran.
Baca: Tari Petik Pari
5. Tari Ambarang
Tari Ambarang berasal dari Tulungagung dan menggambarkan para pengamen jaranan di Tulungagung.
Dalam Tari Ambarang ini, seni jaranan yang diambil sebagai landasannya adalah jaranan serentewe.
Jaranan jenis tersebut memiliki ciri khas pada gerakannya yang lebih agresif.
Garapan seni pada Tari Ambarang ini memasukkan beberapa gerak tari tradisional Jawa Timuran, seperti pada gerakan jaranan serentewe, gerakan tari pentul (tari topeng khas Jawa Timur), kemudian dilengkapi dengan gerakan tari barongan yang digambarkan dengan perang barong.
Baca: Tari Ambarang
6. Tari Lahbako
Tari Lahbako adalah tarian tradisional yang menggambarkan kehidupan para petani tembakau di Jember, Jawa Timur.
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari perempuan dengan gerakan yang menggambarkan aktivitas para petani di ladang atau kebun tembakau.
Tari Lahbako menjadi salah satu ikon Kota Jember.
Baca: Tari Lahbako
7. Tari Sparkling Surabaya
Tari Sparkling Surabaya adalah tarian kreasi baru yang menggambarkan jati diri dari masyarakat Kota Surabaya
Tarian ini merupakan perpaduan antara tarian modern dan tradisional yang digarap dengan baik tanpa meninggalkan nilai seni dan budaya yang terdapat pada Kota Surabaya.
Walaupun tarian ini merupakan tarian kreasi baru, Tari Sparkling Surabaya ini sangat dikenal oleh masyarakat Kota Surabaya dan menjadi salah satu tarian selamat datang bagi wisatawan atau tamu besar yang sedang datang ke Surabaya.
Baca: Tari Sparkling Surabaya
8. Tari Sri Panganti
Tari Sri Panganti berasal dari Lamongan dan menceritakan kegembiraan anak-anak yang menginjak usia remaja yang jatuh cinta dan menanti seorang pemuda.
Gerakan tarian yang lemah gemulai menggambarkan para remaja yang berusaha memikat sang pemuda idaman.
Tarian ini biasa ditampilkan pada acara pagelaran seni, kampung merdeka, wisuda, dan juga pernikahan.
Baca: Tari Sri Panganti
10. Tari Batik Pace
Tari Batik Pace adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Pacitan, Jawa Timur.
Tarian ini terinspirasi dari pendiri Kota Pacitan yang dalam perjuangannya suka meminum sari buah pace atau mengkudu yang banyak tumbuh di kawasan Pacitan.
Tari Batik Pace ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup populer di Jawa Timur dan masih sering dipentaskan dalam acara-acara, seperti penyambutan tamu besar, pernikahan, dan acara-acara lainnya.
Baca: Tari Batik Pace
11.Tari Thengul
Tari Thengul terinspirasi dari wayang Thengul asal Bojonegoro.
Tarian ini dilakukan dengan lenggak-lenggok kaku tubuh dan gerakan kaku.
Wajah penari harus dengan mata yang melotot ke kiri dan kanan.
Tarian ini diiringi gendang bernada naik turun dan mengajak penikmat tari tersenyum dan tertawa.
Baca: Tari Thengul
12. Tari Beskalan
Tari Beskalan berasal dari Kabupaten Malang dan dipentaskan saat penyambutan tamu besar yang datang ke Malang.
Tarian ini juga sering ditarikan pada pementasan ludruk, yang digunakan sebagai pembuka setelah tari Remo.
Tari Beskalan mulai dikenal seiring dengan perkembangan drama Ludruk di Malang pada tahun 1930-an.
Baca: Tari Beskalan
13. Tari Bedoyo Wulandaru
Tari Bedoyo Wulandari berasal dari Banyuwangi dan merupakan perwujudan rasa bahagia dari masyarakat pada saat menyambut kedatangan tamu besar yang datang ke daerah ini.
Tarian ini masih terus dilestarikan serta dipelajari melalui sanggar budaya dan pendidikan.
Selain itu, Tari Bedoyo Wulandaru ini sering diperkenalkan kepada masyarakat luas melalui acara seperti festival budaya dan penyambutan tamu besar yang sedang datang ke Banyuwangi.
Baca: Tari Bedoyo Wulandaru
14. Tari Mayang Rontek
Tari Mayang Rontek berasal Mojokerto dan terinspirasi dari tradisi pengantin Mojoputri yang ada di Mojokerto.
Pengantin Mojoputri merupakan prosesi adat pernikahan (manten) yang terdapat dalam masyarakat Mojokerto.
Tata rias pengantin Mojoputri merupakan perpaduan antara dandanan gaya Majapahit, Islam, Demak-Mataram, dan Belanda.
Baca: Tari Mayang Rontek
15. Tari Jejer Gandrung
Tari Jejer Gendrung ini sebagai tarian selamat datang yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi.
Tarian ini merupakan penggalan atau sempalan dari tari Gandrung Banyuwangi.
Tari tradisional ini merupakan karya seniman Sumitro Hadi.
Baca: Tari Jejer Gandrung
16. Tari Singo Ulung
Tari Singo Ulung berasal dari Bondowoso dan penarinya menggunakan kostum seperti singa dan menari seperti singa.
Kesenian yang satu ini sekilas hampir mirip dengan seni barongsai, tetapi yang membedakan adalah kostum yang digunakan lebih sederhana dan temanya yang berbeda.
Baca: Tari Singo Ulung
17. Tari Jaranan Buto
Tari Jaranan Buto berasal dari Banyuwangi.
Dalam kesenian ini terdapat beberapa kisah dan gerakan tari yang berbeda-beda sehingga menjadi suatu keunikan dalam pementasannya.
Keunikan seni ini meliputi cerita, kostum penari, dan iringan gamelan yang berbeda dengan kesenian jaranan lainnya.
Penari lelakinya juga menggunakan tata rias muka layaknya seorang raksasa yang lengkap dengan muka merah bermata besar, bertaring tajam, berambut panjang dan gimbal.
Baca: Tari Jaranan Buto
| Nama | Tarian Jawa |
|---|
| Jenis | Tarian tradisional |
|---|
| Asal | Pulau Jawa |
|---|
Sumber :
1. www.ragamseni.com
2. historia.id
3. blog.ullensentalu.com
4. wikipedia.org