Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM- Tari Jejer Gandrung adalah kesenian tari tradisional khas Banyuwangi, Jawa Timur.
Tari Jejer Gendrung ini sebagai tarian selamat datang yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Tarian ini merupakan penggalan atau sempalan dari Tari Gandrung Banyuwangi.
Tarian tradisional ini merupakan karya seniman Sumitro Hadi.(1)
Baca: Tarian Jawa
Asal usul #
Tari Jejer Gandrung termasuk dalam bagian pertunjukan Tari Gandrung, selain Paju atau Ngibing dan Seblang Subuh.
Tari Jejer Gandrung diciptakan oleh seniman Banyuwangi bernama Sumitro Hadi pada 1974.
Sebelumnya, Tarian Gandrung agak kurang disukai oleh masyarakat Banyuwangi karena durasi penampilannya cukup lama, yakni sekitar tujuh jam.
Untuk itu, Sumitro Hadi mengembangkan Tari Jejer Gandrung dengan durasi yang lebih singkat.
Pada akhirnya, Tari Jejer Gandrung terus berkembang, bahkan saat ini Tari Jejer Gandrung menjadi salah satu ikon Kabupaten Banyuwangi di tingkat nasional maupun internasional. (1)
Baca: Tari Ronggeng Gunung
Makna #
Tari Gandrung memiliki makna ucapan syukur atas hasil panen yang melimpah. Begitu pula dengan Jejer Gandrung, hanya saja tarian tradisional ini lebih difokuskan pada tarian selamat datang atau penyambutan tamu.
Tarian ini untuk memberikan ucapan selamat datang atau untuk menyambut tamu.
Walau begitu, makna utama Tari Jejer Gandrung tetaplah ucapan syukur kepada Dewi Sri atas kelimpahan panen.
Terlihat pada gerakan ngiwir yang menggambarkan Dewi Sri turun ke bumi serta berbagai gerakan tari lainnya. (1)
Baca: Tari Mayang Rontek
Busana #
Busana tarian ini menggunakan baju yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta manik-manik yang melekat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada, sedang bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka.
Para penari menggunakan selendang yang disampirkan di bahu dan membawa kipas.
Hiasan kepala serupa dengan mahkota yang disebut dengan omprok, yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena, putra Bima.
Selanjutnya pada mahkota tersebut diberi ornamen berwarna perak yang berfungsi membuat wajah sang penari seolah bulat telur, serta ada tambahan ornamen bunga yang disebut cundhuk mentul di atasnya. (2)
Baca: Tari Bedoyo Wulandaru
(Tribunnewswiki.com/ Husna)
| Asal | Banyuwangi, Jawa Timur |
|---|
| Jenis | Tarian Tradisional |
|---|
| Makna | Tarian untuk selamat datang atau penyambutan tamu |
|---|