Tari Singo Ulung

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tari Singo Ulung adalah seni tari tradisional dari Bondowoso yang penarinya menggunakan kostum seperti singa dan menari seperti singa.

Kesenian yang satu ini sekilas hampir mirip dengan seni barongsai, tetapi yang membedakan adalah kostum yang digunakan lebih sederhana dan temanya yang berbeda.

Tari Singo Ulung ini juga merupakan kesenian tradisional yang sangat terkenal dan menjadi kebanggaan masyarakat Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. (1)

Baca: Tari Jejer Gandrung

Menurut kisah, tari Singo Ulung diciptakan oleh Kiai Singo Wulu, seorang tokoh masyarakat dan pendiri Desa Blimbing, Bondowoso.

Tari Singo Ulung ini terinspirasi dari sejarah berdirinya Desa Blimbing.

Menurut cerita yang berkembang di tengah masyarakat, awalnya Kiai Singo Wulu merupakan seorang pendatang dan pendakwah dari daerah lain.

Dalam perjalanannya dia berhenti di sebuah hutan dan berteduh di bawah pohon belimbing.

Kedatangan Kiai Singo Wulu tersebut ternyata membuat murka penguasa hutan di sana yang bernama Jasiman, dan terjadilah perkelahian antara keduanya.

Dalam perkelahian itu mereka sama sama menggunakan kayu rotan yang ada di hutan tersebut sebagai senjata mereka.

Dengan kesaktiannya, Kiai Singo Wulu kemudian berubah wujud menjadi harimau putih.

Akhirnya Jasiman tidak mampu melawan dan menyerah.

Dalam percakapan setelah pertarungan tersebut, kemudian Jasiman menyadari bahwa ternyata mereka berasal dari perguruan yang sama.

Setelah mengenal Kiai Singo Wulu lebih jauh, Jasiman pun merasa kagum dengan kehebatan dan sifatnya yang sederhana.

Hal tersebut kemudian membuat Jasiman sadar dan masuk agama Islam.

Kekaguman itu juga yang membuat Jasiman ingin menikahkannya dengan adiknya.

Tidak hanya sampai di situ, mereka bertiga kemudian memutuskan untuk membangun sebuah desa di daerah hutan tersebut dan diberi nama Desa Blimbing, yang menjadi tempat awal pertemuan mereka.

Bersama dengan masyarakat yang ada, mereka membangun sebuah desa yang makmur dan sejahtera.

Atas jasanya tersebut, kemudian masyarakat sekitar mengangkat Kiai Singo Wulu sebagai kepala desa pertama di Desa Blimbing.

Untuk mengenang awal berdirinya desa itu kemudian dibuatlah suatu kesenian yang menggambarkan awal berdirinya desa tersebut, dan jadilah Tari Singo Ulung yang masih secara rutin dipertunjukan setiap tahun di Bondowoso. (2)

Baca: Tarian Jawa

Dalam pertunjukan Tari Singo Ulung ini, peran yang dimainkan satu penari dengan yang lainnya berbeda.

Pertunjukan tersebut dikemas menjadi sebuah cerita yang menceritakan pertemuan Kiai Singo dan Jasiman hingga terbentuknya desa Blimbing tersebut.

Dalam tarian itu terdapat penari Singa dan Panji (menggambarkan Jasiman)

Aua orang yang menggunakan rotan menggambarkan Kiai Singo dan Jasiman.

Penari perempuan berperan atau menggambarkan istri Kiai Singo Wulu dan Kiai, menggambarkan Kiai Singo Wulunya sendiri.

Selain menari, para penari Singo Ulung juga sambil berdialog layaknya dalam drama.

Selain itu, tarian dilengkapi juga dengan beberapa atraksi dari pertunjukan Singa. (3)

Baca: Tari Ronggeng Gunung

Kostum yang digunakan oleh para penari Singo Ulung ini juga berbeda–beda satu dengan yang lainnya tergantung pada peran yang dimainkannya.

Penari Singo sendiri menggunakan kostum seperti singa yang terbuat dari tali rafia berwarna putih.

Tali tersebut diurai sehingga terlihat seperti bulu singa.

Kepala singa yang digunakan bentuknya hampir sama kepala singa pada Singo Barong pada Reog Ponorogo.

Sementara kostum Panji atau Jasiman menggunakan kostum seperti tari Topeng.

Penari wanita menggunakan kostum serba hitam, dengan kaos merah putih khas Madura dan membawa rotan atau cemethi sebagai atribut menarinya. (4)

(TribunnewsWiki.com/Bangkit N)