TRIBUNNEWSWIKI.COM – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan demo di depan Gedung KPK, Setiabudi , Jakarta Selatan pada Senin (27/9/2021).
Demo yang berakhir pada sore hari itu dilakukan lantaran ultimatum kepada Presiden Jokowi untuk membatalkan hasil tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai KPK telah melewati tenggat 3 hari.
Unjuk rasa ini digelar dalam rangka memberikan pembelaan terhadap 57 pegawai KPK yang dipecat karena tak lulus TWK.
Kurang lebih 4 jam menyuarakan tuntutan, ratusan mahasiswa tersebut kemudian membubarkan diri.
Mengutip Tribunnews.com, Ketua BEM UNS Solo, Zakky Zuhad membacakan lima tuntutan melalui mobil komando dengan pengeras suara.
Baca: Hari Ini DPRD DKI Jakarta Gelar Rapat Paripurna, Tentukan Nasib Interpelasi Anies Baswedan
Baca: Belum Terima Surat Pemecatan Resmi dari PSI, Viani Limardi Tetap Hadiri Rapat Paripurna DPRD DKI
Pembacaan tuntutan itu disaksikan oleh Kapolres Metro Jakasel Kombes Azis Andriansyah dan juga Wakapolres Metro Jaksel AKBP Antonius Agus Rahmanto.
Dalam tuntutan tersebut BEM SI menyangkan sikap pimpinan KPK yang tak memenuhi mahasiswa dan justru pergi ke Jambi.
Kemudian mereka juga kecewa terhadap sikap Presiden Jokowi yang telah berjanji saat kampanye, tetapi kemudian lepas tanggung jawab saat penyidik KPK yang diberhentikan membutuhkan keberpihakan presiden.
"Sebelum kita bubar, kami menyampaikan lima tuntutan yang tercatut kepada Pak Jokowi dan Pimpinan KPK.
Menyatakan sikap, satu, menyayangkan sikap aparat kepolisian yang tidak memberikan kami ruang untuk menyampaikan tuntutan dan aspirasi di depan Gedung Merah Putih KPK," ujar Zakky, Senin (27/9/2021).
Baca: Azis Syamsuddin Dikabarkan juga Menyuap Penyidik KPK Soal Kasus Penanganan Perkara
Baca: Bentangkan Poster Saat Kunjungan Jokowi ke UNS, 10 Mahasiswa Diamankan, Pengacara Ungkap Alasannya
Ia juga meyanyangkan sikap polisi yang dijanjikan humanis tak tampak saat mengawal aksi ini.
Bahkan ia membeberkan beberapa rekannya terluka akibat tindakan dari aparat kepolisian saat demo tersebut.
"Kedua, menyayangkan sikap aparat kepolisian yang bertindak berlebihan, dibuktikan dengan beberapa kawan kami yang robek bajunya, kemudian beberapa terluka akibat aksi represif oknum polisi kepada kami," bebernya.
Zakky menilai, tindakan aparat keamanan itu berlebihan lantaran tak memfasilitasi untuk bertemu dengan pimpinan KPK.
"Tiga, kami menyayangkan sikap pimpinan KPK yang tidak menemui kami dan malah pergi ke Jambi.
Kami sangat kecewa karena sikap Presiden yang mengabaikan janji-janji dari periode pertama sampai periode kedua, namun beliau lepas dari tanggung jawab di tengah kondisi KPK yang membutuhkan ketegasan beliau," lanjut Zakky.
Baca: Juluki Jokowi The King of Lip Service, Pihak BEM UI Diminta Takedown Konten dan Alami Peretasan
Baca: Aksi Tolak Omnibus Law, Massa dari BEM SI Tertahan Tak Dapat Dekati Istana Negara
Berikut 5 tuntutan yang Aliansi BEM SI yang disampaikan dalam demo di Gedung KPK:
1. Mendesak Ketua KPK untuk mencabut SK 652 dan SK pimpinan KPK tentang pemberhentian 57 pegawai KPK yang dikeluarkan pada 13 September yang disebabkan oleh TWK yang cacat formil secara substansi mengandung rasisme, terindikasi pelecehan dan mengganggu hak privasi dalam beragama.
2. Mendesak presiden untuk bertanggung jawab dalam kasus upaya pelemahan terhadap KPK dengan mengangkat 57 pegawai KPK menjadi ASN.
3. Menuntut Ketua KPK Firli Bahuri untuk mundur dari jabatannya karena telah gagal menjaga integritas dan marwah KPK dalam pemberantasan korupsi.
4. Mendesak KPK agar menjaga marwah dan semangat pemberantasan korupsi.
5. Menuntut KPK agar segera menyelesaikan permasalahan korupsi seperti kasus bansos, BLBI, benih lobster, suap Ditjen Pajak, kasus suap KPU Harun Masiku.
Baca: Harun Masiku
Baca: Pemecatan Pegawai KPK Dinilai Terlalu Cepat, Giri Supiyono Sebut Istilah ‘G30STWK’
Zakky juga mengatakan bahwa aliansi mahasiswa akan kembali datang ke KPK dengan jumlah massa yang lebih besar.
“Kami GASAK dan BEM Seluruh Indonesia akan siap kembali ke jalanan dalam waktu dekat dan dengan jumlah massa yang lebih besar,” tambah Zakky.
Mahasiswa dari aliansi BEM SI itu membubarkan diri sekitar pukul 15.20 WIB secara tertib.
Mahasiswa dari 20 kampus itu kemudian kembali ke kendaraannya masing-masing.
Polisi pun menarik pasukan dari barikade depan.
(Tribunnewswiki.com/Saradita)