Dokter Asal Meksiko Dirawat di Rumah Sakit Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Alami Kejang dan Ruam

Seorang dokter Meksiko alami kejang, ruam kulit hingga kesulitan bernapas setelah menerima vaksin Pfizer-BioNTech


zoom-inlihat foto
vaksin-covid-19-ok-2112111788.jpg
The JAKARTA POST
Ilustrasi aturan vaksinasi virus Covid-19 di Indonesia resmi terbit. Seorang dokter Meksiko alami kejang, ruam kulit hingga kesulitan bernapas setelah menerima vaksin Covid-19


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Seorang dokter wanita berusia 32 tahun asal Meksiko dilarikan ke rumah sakit setelah dirinya menerima vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19.

Diberitakan oleh Reuters (2/1/2021), dokter tersebut kini mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit umum di negara bagian utara Nuevo Leon setelah dirinya mengalami kejang, ruam kulit, hingga kesulitan bernapas.

Pihak berwenang Meksiko mengatakan saat ini mereka masih mendalami kasus tersebut.

"Diagnosis awal adalah encephalomyelitis," kata Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat (1/1/2021) malam waktu setempat.

Encephalomyelitis adalah peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang.

Kementerian menambahkan bahwa dokter tersebut memiliki riwayat reaksi alergi.

Baca: Sudah Disuntik Vaksin, 240 Warga Israel Masih Terinfeksi Covid-19, Begini Penjelasannya

Baca: Cara Mengecek Daftar Penerima Vaksin Covid-19, Ini Hal yang Perlu Anda Siapkan

Mereka juga menyebutkan bahwa tidak ada bukti dari uji klinis bahwa ada orang yang mengalami peradangan otak setelah menerima vaksin.

Sementara itu, pihak Pfizer-BioNTech tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.

Hingga Minggu (3/1/2021), jumlah kasus positif Covid-19 di Meksiko telah mencapai 1.443.544 kasus dengan total kematian sebanyak 126.851.

Vaksinasi Covid-19 di Meksiko

Negara itu mulai mendistribusikan putaran pertama vaksin COVID-19 kepada petugas kesehatan pada 24 Desember 2020 lalu, menjadikannya sebagai negara Amerika Latin pertama yang melakukannya.

Seorang pekerja menunjukkan botol vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 pada saat kedatangan pengiriman pertama di Prancis di apotek pusat AP-HP di pinggiran Paris pada 26 Desember 2020. Penemuan obat antibodi terbaru di Inggris yang sedang diujicobakan diharapkan mampu memberi kekebalan instan kepada ribuan nyawa.
Seorang pekerja menunjukkan botol vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 pada saat kedatangan pengiriman pertama di Prancis di apotek pusat AP-HP di pinggiran Paris pada 26 Desember 2020. Penemuan obat antibodi terbaru di Inggris yang sedang diujicobakan diharapkan mampu memberi kekebalan instan kepada ribuan nyawa. (STEPHANE DE SAKUTIN / AFP)

Melansir New York Times, Kepala Kepala perawat di rumah sakit Rubén Leñero di Mexico City, María Irene Ramírez (59) menjadi orang pertama di negara tersebut yang mendapatkan vaksin Pfizer-BioNTech.

 “Ini adalah hadiah terbaik yang dapat saya terima pada tahun 2020,” kata Ramirez dalam upacara tersebut, yang disiarkan di televisi nasional.

“Kami takut, tapi kami harus terus maju karena seseorang harus menghadapi pertarungan ini.”

Baca: Inilah Gejala Tak Biasa yang Dialami Pasien Covid-19 Menurut WHO, Mual Muntah hingga Cepat Marah

Baca: Walau Sudah Dimulai, Masih Banyak Orang Eropa Tidak Yakin dengan Vaksinasi Covid-19, Ini Alasannya

Dikutip dari Reuters, vaksinasi covid-19 di negara tersebut akan dimulai di rumah sakit di Mexico City dan kota utara Saltillo.

Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pada Rabu (23/12/2020) sebelum vaksin Pfizer pertama diterbangkan ke ibu kota dari Belgia.

Namun, pengiriman pertama hanya berisi 3.000 dosis vaksin.

Yang berikutnya akan berisi 50.000 dosis, dengan Meksiko dijadwalkan menerima 1,4 juta unit vaksin Pfizer dua suntikan hingga 31 Januari, kata kementerian luar negeri.

Sebaliknya, Kosta Rika mengatakan akan menerima 9.750 dosis pertama vaksin Pfizer pada Rabu (23/12/2020) malam.

Lopez Obrador mengatakan, dia ingin vaksin itu digunakan di area tambahan ketika para pejabat berusaha menjangkau pekerja di hampir 1.000 rumah sakit yang merawat pasien virus corona di seluruh negeri.

Warga berusia lanjut dan orang dengan penyakit kronis akan menjadi yang berikutnya.

Baca: Disuntuk Vaksin Pfizer, Seorang Perawat di AS Masih Bisa Positif Covid-19, Ini Kata Ahli

Baca: Optimis Kemungkinan Vaksin, CEO Pfizer Mendesak Negara di Dunia Tidak Terburu-Buru Buka Ekonomi

Pfizer's adalah vaksin COVID-19 pertama yang mencapai Meksiko, yang juga telah menandatangani kesepakatan untuk vaksin dari perusahaan lain.

Dengan tingkat hunian tempat tidur rumah sakit yang melonjak, Meksiko telah menempatkan ibu kota berpenduduk padat dan dua negara bagian itu semi-lockdown untuk mencoba mencegah penyebaran virus lebih banyak, sambil mendesak penduduk untuk menghindari pertemuan liburan dan bersosialisasi.

Sebuah studi kelompok penelitian CIDE Universitas Stanford-Meksiko menemukan Mexico City dapat melanggar kapasitas rumah sakitnya pada akhir Desember dan mencapai puncaknya pada akhir Januari.

Pada akhir pekan ketiga bulan Desember 2020, pemerintah Mexico City mengirimkan pesan teks yang mengatakan bahwa rumah sakit "berada di ambang batas".

Baca: Beredar Isu WHO Sebut Vaksin Sinovac Paling Lemah, BPOM Beri Tanggapan

Di pusat kota Mexico City yang ramai, spanduk memperingatkan "Anda berada di area infeksi tinggi" sementara pesan di pengeras suara mendesak masyarakat untuk memakai masker dan menghindari pesta.

“Benar bahwa kami masih menghadapi pandemi yang luar biasa, tetapi hari ini adalah awal dari sebuah akhir,” Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard mengatakan pada konferensi pers di bandara Mexico City.


(Tribunnewswiki.com/ Ami Heppy Setyowati)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved