“Ya, Mas Ahmad Amiruddin,” sambung pria bertubuh pendek dan masih tetap mengenakan topi bundar.
“Oh..ya..ya..Pak Rektor. Beliau sedang mengikuti Rapat Senat,” sahut Sadly.
“Oh, iya ini kartu nama saya, kasih lihat,” sang tamu itu menyerahkan selembar kartu nama.
Sadly yang menerima dan memperhatikan kartu nama itu, baru maklum siapa sebenarnya tamu yang sempat membingungkannya dengan pertanyaan “Ada Mas Ahmad” tadi.
Sadly menghilang dari ruang kerjanya, menuju Ruang Senat Unhas, 10 meter ke sebelah utara kantornya.
Baca: Mr Crack (Julukan untuk BJ Habibie)
Baca: BJ Habibie Tutup Usia, Dahlan Iskan: Beliau Saya Kenang sebagai Bapak Demokrasi Indonesia
Melihat Sadly muncul di pintu, Amiruddin yang sedang berbicara sempat sejenak mengalihkan perhatiannya ke pintu ruang senat yang terletak garus lurus dengan kursi yang ditempati Rektor Unhas.
Sadly berjalan mengitari setengah dari jejeran kursi yang berbentuk bulat telur, menuju ke kursi yang ditempati Amiruddin.
“Ini, Pak. Ada yang menunggu Bapak di luar,” bisik Sadly sembari menyodorkan selembar kartu nama.
Begitu melihat kartu nama, Pak Amiruddin langsung meminta Prof Andi Zainal Abidin Farid memimpin dan melanjutkan rapat senat.
Amiruddin meninggalkan ruang senat, diikuti Sadly di belakangnya.
Begitu bertemu, Amiruddin dan sang tamu saling berpelukan akrab lalu mengajaknya ke ruang kerja Rektor Unhas.
Di ruang kerjanya, Saldy mendengar suara orang terkekeh-kekeh dari dalam ruang kerja Rektor Unhas.
Entah apa yang diceritakan, hingga membuat ruang kerja Rektor Unhas itu tiba-tiba saja meriah.
Padahal, biasanya, kalau tidak sepi, paling terdengar seseorang yang disemprot habis, dimarahi Pak Amir, sapaannya.
Tak berapa lama, kedua tamu itu melintas di depan meja kerja Saldy, diantar Pak Amir hingga ke tempat kendaraan.
“Tadi itu, Sadly, namanya Habibie, pemilik rumah tempat saya tinggal ketika sekolah di Bandung,” ucap Amiruddin usai mengantar tamunya, yang ternyata seorang lainnya yang bertubuh tinggi adalah Junus Effendy Habibie yang akrab disapa Fanny Habibie, saudara BJ Habibie.
Baca: Kisah Cinta BJ Habibie dan Ainun, Awalnya Saling Ejek hingga Dimakamkan Bersebelahan
Baca: Sesal Sutiyoso Tak Jenguk Habibie, Malu dan Takut Ditolak Masuk RSPAD : Aku Bukan Siapa-siapa
Dorong Nyemplung ke Danau
Ketika Prof Dr Basri Hasanuddin, MA menjabat Rektor Unhas, BJ Habibie berkunjung ke Unhas.
Waktu itu masih menjabat Menteri Negara Riset dan Teknologi merangkap Kepala Badan Penenelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT).
Dia didampingi dua profesor.