Tak hanya itu, anak-anak yang memiliki kondisi ini juga kesulitan memahami emosi yang dirasakan orang lain.
Baca: Fakta Tokoh Slender Man dan Boneka Chucky yang Diduga Jadi Inspirasi Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun
Baca: Selain Slender Man dan Chucky, Siswi SMP Pembunuh Bocah Juga Terinspirasi dari Lagu Billie Eilish?
5. Tekanan sekitar
Anak yang kerap mengalami perundungan atau disudutkan oleh teman-teman sebayanya juga bisa tumbuh menjadi sosok yang tidak peka.
Semakin sering mengalami hal ini, rasa empati semakin hilang.
Pada akhirnya, ia bisa menjadi sosok yang tidak berperasaan.
Tambahan informasi, sikap anak yang kurang empati terkadang bisa memantik kecurigaan apakah seorang anak terindikasi menjadi psikopat.
Saat ini, konsep tersebut masih terbilang tabu.
Akan tetapi, pikiran terkait kemungkinan anak psikopat mungkin dialami oleh sebagian orang saja.
Kabar baiknya, untuk digarisbawahi sikap anak yang terlihat semena-mena tidak berarti anak adalah psikopat.
Asal kata psikopat adalah psychopathy, yaitu “psych” yang berarti jiwa serta “pathy” yang berarti penyakit.
J.L.A. Koch, psikiater asal Jerman inilah yang awalnya mengutarakan istilah tersebut pada abad ke-19.
Istilah psikopat digunakan untuk menjelaskan kumpulan karakter dan perilaku yang tidak berperasaan, tidak peduli, serta penuh tipu daya.
Dalam dunia psikologi modern, hal tersebut juga dikenal sebagai Antisocial Personality Disorder.
Istilah ini kerap disamakan dengan perilaku pembunuh yang muncul di film layar lebar.
Padahal, psikopat bukanlah pembunuh.
Bahkan, mereka bisa menjadi pebisnis sukses dan pemimpin.
Ketika ada dugaan karakter psikopat anak kecil, umumnya diagnosis yang muncul adalah gangguan perilaku dan emosi serius atau conduct disorder.
Artinya, ada pola yang terus menerus muncul hingga melanggar hak orang lain.
Tak hanya itu, karakter lainnya adalah mengabaikan aturan sosial yang paling dasar sekalipun.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bisa Dikenali Sejak Usia 2 Tahun, Ini Ciri Anak Psikopat