Tanda-tanda tanda awal psikopat anak kecil terlihat di usia 2-4 tahun, seperti yang dikutip dari Studi dari University of Michigan pada tahun 2016.
Diketahui, anak dengan usia tersebut mampu memperlihatkan perbedaan empati dan kata hati nurani.
Ketika tim peneliti melakukan studi lanjutan, perilakunya juga cenderung lebih bermasalah saat mereka berusia 9 tahun.
Dalam studi yang melibatkan orangtua, guru, serta pengasuh, perilaku yang bisa menjadi tanda awal sifat ini yaitu:
1. Anak tidak merasa bersalah setelah berperilaku buruk
2. Hukuman tidak mengubah perilaku anak
3. Anak egois
4. Anak tidak mau berbagi sama sekali
5. Anak mulai berbohong
6. Anak bersikap licik
Baca: Pelayan Restoran Ini Berhasil Selamatkan Anak dari Siksaan Orangtuanya Pakai Catatan Rahasia
Gejala-gejala psikopat tersebut dapat ditemukan pada anak berusia 2-4 tahun.
Bahkan beberapa peneliti menyebutkan, perilaku psikopat akan terus ada sepanjang hidup.
Hal ini menunjukkan, anak yang menampilkan sifat-sifat di atas juga akan memilikinya saat dewasa.
Utamanya, saat anak berada di fase remaja.
Keinginan untuk merasakan sensasi serta bersikap impulsif paling tinggi di usia ini.
Bukan tidak mungkin, hal ini dapat berpengaruh terhadap perkembangan mereka.
Baca: Bekam Mulut Korban Menggunakan Plastik, Pelaku Pembunuhan PSK di Bekasi Diduga Psikopat
Baca: Teka-Teki Gambar Gadis SMP Pembunuh Bocah, Ada 13 Coretan Perempuan Sedih dan Tokoh Slender Man
Tes yang bisa mengindikasikan seorang anak merupakan psikopat hingga sekarang masih belum ada.
Akan tetapi, psikolog biasanya menerapkan beberapa penilaian untuk membantu mengukur gejala dari anak-anak.
Sebagai contohnya dnegan menggunkan instrumen Youth Psychopathic Traits Inventory atau YPI.
Dalam tes ini, remaja diberi pertanyaan tentang dirinya sendiri untuk mengukur karakternya.
Beberapa gejala yang dinilai dalam tes ini adalah:
- Mendekati hal yang berisiko
- Tidak bertanggung jawab
- Tidak jujur
- Delusi
- Tidak menunjukkan penyesalan
- Sikap impulsif dan meledak-ledak
- Manipulasi
- Kejam
- Tidak merasakan emosi
- Bergabung dalam kelompok untuk melakukan tindakan kriminal
Untuk catatan, anak-anak yang menampilkan ciri psikopat bukan tipe anak yang gemar melanggar hukum.
Namun justru kebalikannya.
Anak-anak ini kerap dijadikan sosok pemimpin yang bisa memberikan pengaruh signifikan pada orang lain.
Hal tersebut bisa membuat orang lain menuiru perilakunya.
Anak dengan kondisi semacam ini perlu penanganan khusus.
Metode penerapan disiplin biasa tak akan efektif karena mereka tidak peduli apabila orang lain merasa kecewa dengan pilihannya.
Satu di antara metode tersebut yakni dengan memberikan dampak positif pada anak dengan ciri psikopat adalah memberikan intervensi.
Dengan demikian, anak bisa belajar perilaku sosial, empati, memecahkan masalah, hingga pengenalan emosi.
Penanganan semacam ini akan fokus untuk meningkatkan kemampuan anak mengatasi rasa marah dan frustrasi mereka.
Baca: FILM - Slender Man (2018)
Baca: Tak Setuju Reynhard Sinaga Disebut Psikopat, Dokter Boyke Punya Pendapat Lain: Tidak Bisa Dipenjara!
Banyak sekali perdebatan seputar psikopat ini, apakah bawaan lahir atau faktor lingkungan saat bertumbuh.
Rupanya, kondisi ini merupakan konsekuensi dari hubungan kompleks antara genetik, dinamika keluarga, hingga pengalaman hidup.
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan kondisi ini terjadi seperti:
Lingkungan terdekat tidak kondusif bisa menjadi pemicu utama anak mempunya ciri-ciri perilaku psychopathic.
Ditambah lagi dengan anak adalah peniru ulung.
Dia mampu merekam apa yang terjadi di sekitarnya dengan cepat.
Itulah mengapa masalah ini bisa terdeteksi sejak usianya masih 2 tahun.
Misalnya, orangtua yang mempunyai masalah mental atau ketergantungan pada zat tertentu juga termasuk dalam faktor ini.
2. Kekerasan
Anak yang kerap mengalami kekerasan atau penganiayaan secara fisik juga rentan memiliki karakter psikopat.
Selain itu, lingkaran keluarga yang tidak utuh karena orangtua menelantarkan sejak kecil juga turut mengambil peran.
Anak yang mengalami perubahan signifikan terus menerus di masa kecilnya juga bisa menjadi pemicu munculnya karakter psychopathic.
Contohnya pengasuh yang terus menerus berganti, orangtua yang jarang berinteraksi langsung, hingga anak asuh yang berpindah panti atau orangtua angkat cukup sering.
Beberapa studi juga menemukan bahwa anak yang tampak tidak merasakan emosi dari orang sekitarnya memiliki respons otak berbeda. Artinya, otak bereaksi berbeda terhadap rasa takut, kesedihan, serta stimulasi negatif lainnya.
Tak hanya itu, anak-anak yang memiliki kondisi ini juga kesulitan memahami emosi yang dirasakan orang lain.
Baca: Fakta Tokoh Slender Man dan Boneka Chucky yang Diduga Jadi Inspirasi Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun
Baca: Selain Slender Man dan Chucky, Siswi SMP Pembunuh Bocah Juga Terinspirasi dari Lagu Billie Eilish?
Anak yang kerap mengalami perundungan atau disudutkan oleh teman-teman sebayanya juga bisa tumbuh menjadi sosok yang tidak peka.
Semakin sering mengalami hal ini, rasa empati semakin hilang.
Pada akhirnya, ia bisa menjadi sosok yang tidak berperasaan.
Tambahan informasi, sikap anak yang kurang empati terkadang bisa memantik kecurigaan apakah seorang anak terindikasi menjadi psikopat.
Saat ini, konsep tersebut masih terbilang tabu.
Akan tetapi, pikiran terkait kemungkinan anak psikopat mungkin dialami oleh sebagian orang saja.
Kabar baiknya, untuk digarisbawahi sikap anak yang terlihat semena-mena tidak berarti anak adalah psikopat.
Asal kata psikopat adalah psychopathy, yaitu “psych” yang berarti jiwa serta “pathy” yang berarti penyakit.
J.L.A. Koch, psikiater asal Jerman inilah yang awalnya mengutarakan istilah tersebut pada abad ke-19.
Istilah psikopat digunakan untuk menjelaskan kumpulan karakter dan perilaku yang tidak berperasaan, tidak peduli, serta penuh tipu daya.
Dalam dunia psikologi modern, hal tersebut juga dikenal sebagai Antisocial Personality Disorder.
Istilah ini kerap disamakan dengan perilaku pembunuh yang muncul di film layar lebar.
Padahal, psikopat bukanlah pembunuh.
Bahkan, mereka bisa menjadi pebisnis sukses dan pemimpin.
Ketika ada dugaan karakter psikopat anak kecil, umumnya diagnosis yang muncul adalah gangguan perilaku dan emosi serius atau conduct disorder.
Artinya, ada pola yang terus menerus muncul hingga melanggar hak orang lain.
Tak hanya itu, karakter lainnya adalah mengabaikan aturan sosial yang paling dasar sekalipun.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bisa Dikenali Sejak Usia 2 Tahun, Ini Ciri Anak Psikopat