Terungkap, total jumlah uang yang ada di dalam tas ransel Muklis sampai Rp 194.500.000.
"Awalnya kan memang saya tanya ini dari mana? Dari usaha bengkel katanya. Namun, akhirnya dia mengaku bahwa dari hasil mengemis," terang Yunus.
Kurang lebih selama tiga bulan, P3S berusaha melacak keberadaannya lantaran mengganggu kenyamanan masyarakat.
Selama ini Muklis kerap kali menukarkan uang Rp 500 ribu dari hasilnya mengemis ke bank.
"Misalkan terkumpul uang Rp 500 ribu, Ia langsung tukarkan uang itu ke bank dengan pecahan Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu," ujar Yunus.
Uang dari hasilnya mengemis itu, ia selalu kumpulkan di dalam tas ranselnya.
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Marsudin, mengimbau sebaiknya masyarakat tak memberikan derma kepada pengemis.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memberikan uang kepada pengemis," kata Marsudin.
Sebaiknya, lanjut Mursidin, masyarakat bisa menyalurkan sumbangannya melalui lembaga atau badan penyelenggara kesejahteraan sosial.
Menurut dia, cara seperti ini lebih bermanfaat dan jelas sasarannya.
"Artinya, sumbangan yang diberikan kepada lembaga atau yayasan lebih bermanfaat dan terarah. Sehingga dapat dinikmati kaum dhuafa lebih banyak," kata Marsudin.