resty_agesty Orang malas g mau kerja... Masih muda tp kerja'y minta",,,, g kreatif bgt cm mengandalkan belas kasih org. Kadang malah yg difabel msh mau beeusaha berjualan ato apalah supaya g jadi pengemis.
Baca: Berhasil Mendapatkan Rekor MURI, Kopi Janji Jiwa Janji Akan Menawarkan Inovasi Baru Tahun Depan
Baca: Tradisi Perayaan Natal Unik di Dunia: Filipina Punya Ibukota Natal, Orang Jepang Pergi ke KFC
Memang banyaknya kasus pengemis menjadi catatan tersendiri di Indonesia.
Beberapa waktu lalu juga viral seorang pengemis yang membawa uang ratusan juta di tasnya.
Seorang pengemis bernama Muklis (65) diamankan Petugas Pengawasan dan Pengendalian Sosial Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan karena kepergok mengemis.
Ketika diamankan, rupanya Muklis membawa uang Rp 194 juta di ranselnya.
"Yang bersangkutan tadi bilang uangnya buat modal dan bikin rumah di kampung," ungkap Marsudin, Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan kepada TribunJakarta.com, Jumat (29/11/2019).
Bahkan, Muklis sebenarnya mematok target hingga Rp 200 juta.
Berikut ini adalah fakta Muklis, pengemis yang diamankan dengan uang ratusan juta.
Petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan pernah mengamankan Muklis pada 2017 silam.
Tahun itu ia pernah menetap di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat, untuk mendapat pembinaan karena ketahuan mengemis.
Uang hasil mengemis yang didapat Muklis saat diamankan petugas mencapai Rp 99 juta.
Saat itu Kakek Muklis dipulangkan ke kampung halamannya dengan dijemput keluarga.
Petugas di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 tak asing dengan wajah Kakek Muklis.
Mereka kaget karena kali ini Muklis kembali mengemis dan pendapatannya lebih besar dari dua tahun lalu.
"Bapak kenapa masuk lagi? Kan sudah dipulangin sama keluarganya. Pasti bawa uang banyak lagi ke sini," ungkap petugas itu kepada Muklis.
Muklis bersikeras kedatangannya ke Jakarta bukan untuk mengemis, tapi bekerja di sebuah warung sebagai pelayan.
Ia menolak disebut sudah pernah diamankan dan dibina oleh petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial Jakarta Selatan.