Pada akhir 2006, Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, mengatakan bahwa jika negara Palestina terbentuk berdasarkan batas 1967, Hamas bersedia untuk menyatakan gencatan senjata yang bisa bertahan selama 20 tahun, dan menyatakan bahwa Hamas tidak akan pernah mengakui "perampas pemerintah Zionis" dan akan terus "seperti gerakan jihad sampai pembebasan Yerusalem".
Kolumnis Majalah Atlantic Jeffrey Goldberg, bersama dengan analis lain, percaya Hamas mungkin tidak mampu melakukan rekonsiliasi permanen dengan Israel.
Mkhaimer Abusada, seorang ilmuwan politik di Universitas Al Azhar, menulis bahwa perundingan Hamas "dari hudna [gencatan senjata sementara], bukan perdamaian atau rekonsiliasi dengan Israel.
Mereka percaya dari waktu ke waktu mereka akan cukup kuat untuk membebaskan semua Palestina yang bersejarah."
(TRIBUNNEWSWIKI)
Artikel ini telah tayang di Serambi dengan judul VIDEO VIRAL Disela Sela Perang Lawan Israel, Pejuang Hamas Luangkan Waktu untuk Mengaji Bersama
Baca berita terkait Hamas di sini