Guru di Sukabumi Dilaporkan Lumpuh Sesaat Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Dinkes Buka Suara

Guru asal Sukabumi dikabarkan mengalami kelumpuhan sesaat setelah mendapat suntikan vaksin Covid-19.


zoom-inlihat foto
astrazeneca-04.jpg
Miguel MEDINA / AFP
Dalam foto file ini diambil pada tanggal 09 Maret 2021, seorang pekerja medis memegang botol vaksin AstraZeneca / Oxford Inggris-Swedia selama kampanye vaksinasi di Museum Nasional Sains dan Teknologi Leonardo Da Vinci, yang saat ini menjadi tuan rumah acara anti virus. Kampanye vaksinasi -Covid dengan Multimedica di Milan. - Denmark, Norwegia, dan Islandia pada 11 Maret 2021 untuk sementara menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca karena kekhawatiran tentang pasien yang mengalami pembekuan darah pasca tusukan, karena produsen dan pengawas obat-obatan Eropa bersikeras bahwa vaksin itu aman. Denmark pertama kali mengumumkan penangguhannya, "menyusul laporan kasus serius pembekuan darah" di antara orang-orang yang telah menerima vaksin itu, Otoritas Kesehatan negara itu mengatakan dalam sebuah pernyataan.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang guru asal Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dilaporkan mengalami kelumpuhan sesaat setelah disuntik vaksin Covid-19.

Guru itu, Susan Antela (31), juga sempat dikabarkan mengalami pendarahan saat disuntik.

Menurut keterangan sang adik, Yayu (26), Susan sempat mengalami gejala pusing, mual, dan lemas.

"Nah, pada saat disuntik itu sebenarnya keluar darah, darahnya banyak. Teteh sampai bilang darahnya mancer (nyembur) katanya kayak gitu, terus disuruh duduk," kata Yayu saat ditemui Tribunjabar.id di rumahnya, Kamis (29/4/2021).

"Disuruh duduk bukannya membaik malah merasa sesak."

Yayu mengatakan Susan Antela sempat diminta berbaring oleh tim medis setelah merasakan mual dan pusing.

Bukannya membaik, penglihatan kakaknya menjadi buram. Tangan dan kakinya menjadi kaku.

Pamannya, Opi S (43), mengatakan peristiwa itu sudah terjadi sejak sebulan yang lalu.

Saat itu, Susan disuntik bersama ratusan guru di sebuah SMK di Cisolok dan dilakukan oleh pihak Puskesmas Cisolok.

"Setelah divaksin yang kedua, susan dilarikan ke Rumah Sakit Palabuhanratu, dikarenakan badannya sudah kaku, gak bisa ngomong, gak bisa lihat, setelah dilarikan ke rumah sakit Palabuhanratu di situ dokter tidak bisa menangani, dirujuk ke RSHS Bandung."

Menurutnya, gejala yang dialami Susan disebabkan karena vaksin Covid-19.

Baca: Tiba di Indonesia, Vaksin Covid-19 Sinopharm Kantongi Izin Penggunaan Darurat dari BPOM

Baca: Vaksin Nusantara Disepakati hanya Akan Dikembangkan untuk Penelitian, Tidak Dikomersialkan

Penjelasan Puskesmas

Seperti yang dijelaskan oleh saudara-saudara Susan, pihak Puskesmas Cisolok juga membenarkan keadaan guru SMK tersebut.

Kepala Puskesmas Cisolok, Heri Suherman, mengatakan Susan mengalami kelumpuhan sesaat setelah divaksin Covid-19.

"Saya dari puskesmas salah satunya, tapi mengatasnamakan Dinas Kesehatan. Informasi sudah nyampai ke beliau, termasuk Pak Kabid, Pak Haji Andi, insyaallah akan menyusul," ujarnya di rumah Susan, Kamis (29/4/2021).

"Kami dari puskesmas akan mengikuti sesuai aturan yang berlaku, terutama menyangkut rujukan akan mempermudah, sesuai aturan tidak akan mempersulit,"

"Untuk itu, sesuai harapan yang kita inginkan terutama sehat lagi, hanya mungkin tahap demi tahap kita mengikuti sesuai aturan KIPPI termasuk yang di RS Palabuhanratu,"

Ilustrasi vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19 (freepik.com)

"Saya angkat jempol sekali mengenai ini tidak melalui Rumah Sakit Sekarwangi, Bunut, tapi langsung ke Hasan Sadikin."

"Sangat pas ternyata bahwa penyakit ini barusan saya tanyakan aneh juga menurut beliau se-Indonesia ada tiga, salah satunya ini di Cisolok, Jogja ada juga, di DKI juga," katanya.

Ia menyebut, saat vaksinasi tahap kedua sebulan yang lalu, ada 600 orang pelayan pubik yang divaksin.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved