TRIBUNNEWSWIKI - Donald Trump tampil dan memberikan pidato pertama setelah meninggalkan Gedung Putih, dalam acara Conservative Political Action Conference (CPAC).
Dia disambut tepuk tangan meriah ketika memasuki panggung CPAC, sebagaimana diberitakan The Sun, Senin (1/3/2021).
"Apa kau masih merindukanku," tanya Trump di kerumunan saat mereka bersorak, Minggu (28/2/2021) waktu AS.
Donald Trump pun berseloroh bakal mengalahkan Demokrat dan kembali menjadi Presiden AS.
"Tapi siapa tahu, saya bahkan mungkin memutuskan untuk mengalahkan mereka untuk ketiga kalinya," tambah Trump ketika orang-orang memberinya tepuk tangan meriah dan mulai berpelukan.
Baca: Tak Lagi Dilindungi Donald Trump, Putra Mahkota Arab Ketar-ketir Ketahuan Bunuh Jurnalis Khashoggi
Baca: Israel Minta Biden Tak Cabut Sanksi ICC Era Trump: Takut Invasi ke Palestina Jadi Kejahatan Perang
Ia pun tampak yakin bisa merebut Gedung Putih dalam Pilpres 2024 mendatang.
"Seorang Republikan akan kembali dengan kemenangan ke Gedung Putih dan saya bertanya-tanya siapa itu," kata Trump.
"Hari-hari terindah kita sudah dekat."
Pidato Donald Trump ini tampaknya menjadi sinyal kuat dirinya akan maju dalam Pilres AS 2024.
"Perjalanan luar biasa yang telah kita mulai bersama," katanya, "Dan ini masih jauh dari selesai."
"Pekerjaan kami baru saja dimulai dan pada akhirnya, kami akan menang," katanya kepada kerumunan yang meriah. "Kami telah melakukan banyak kemenangan."
Baca: Donald Trump Bebas dari Ancaman Pemakzulan Kedua, Lepas atas Tuduhan Hasut Kerusuhan Capitol AS
Baca: Melania Trump Dilaporkan Tidak Senang Ibu Negara Jill Biden Terlalu Cepat Populer
"Kami akan menang dan Amerika akan menjadi lebih kuat dan lebih besar dari sebelumnya."
"Kami berkumpul untuk membicarakan masa depan negara kami, masa depan partai kami," katanya, sambil mengecam "Demokrat radikal" dan "membatalkan budaya, sesuatu yang baru di telinga kami."
Pidato Trump sangat menonjolkan tentang penyatuan kembali partai Republik, yang berada di ujung perpecahan besar di bawah kepresidenannya.
Terutama setelah upaya kudeta yang gagal pada 6 Januari, setelah dia mendesak para pendukungnya untuk "berjuang mati-matian" dan menyerbu Capitol.
"Kami tidak memulai pesta baru," katanya terkait rumor dia akan memulai partai baru.
"Tidak, itu berita palsu. Kami punya partai Republik."
Dianggap sebagai noda dalam sejarah Amerika Serikat
Baca: Pendemo Wanita Gasak Laptop Nancy Pelosi saat Gedung Capitol Rusuh, akan Dijual ke Mata-mata Rusia
Sebelumnya, Ketua DPR AS Nancy Pelosi angkat bicara di masa-masa terakhir Donald Trump jadi Presiden AS.
Bagi politisi Demokrat tersebut, Donald Trump tak lebih dari noda bagi Amerika Serikat.
"Saya pikir kami lebih besar dari semua ini. Donald Trump adalah noda di negara kita. Saya tidak berpikir kita dapat mempertahankan demokrasi kita, jika dia menjabat dua periode," ungkapnya seperti yang dilansir Kompas.com dari Daily Mail pada Rabu (20/1/2021).
"Untuk apa yang dia lakukan pada konstitusi kita. Dia tidak menghormati itu."
Soal pesan untuk Donald Trump, Nancy Pelosi hanya ingin dia mengakui Joe Biden sebagai presiden.
Memang, Trump telah mengakui pemerintahan baru akan menjabat pada Rabu (20/1/2021), tapi dia belum menyebut nama Joe Biden sebagai presiden baru.
"Baiklah, hal pertama yang ingin saya katakan kepadanya adalah terimalah hasil pemilihan, mengakui Presiden Joe Biden, dan menarik teroris yang Anda tabur," kata Pelosi.
"Jika saya harus meninggalkan pesan untuknya, itu akan sangat singkat. 'Akuilah pemilihan,' tidak lebih."
(TribunnewsWiki.com/Ahmad Nur Rosikin)