Harga Tempe dan Tahu Disinyalir Naik Tajam, Bareskrim Polri Selidiki Potensi Penimbunan Kedelai

Produsen tahu dan tempe mengeluhkan bahan pokok langka, harga kedelai impor dari China mengalami kenaikan hingga 60 persen.


zoom-inlihat foto
tempe-mendoan-2.jpg
commons.wikimedia.org
Ilustrasi tempe


TRIBUNEWSWIKI.COM - Harga tahu tempe dua minggu terakhir mengalami kenaikan hingga 20 persen.

Kenaikan harga tempe tahu tersebut naik karena bahan baku utama mengalami kelangkaan.

Banyak produsen kedelai menutup produksi karena harga naik.

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, harga bahan baku tempe dan tahu, yakni kedelai impor, meningat hingga Rp 9.500 per kilogramnya.

"Meningkatnya harga bahan baku tahu-tempe, yaitu kedelai impor, dari Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp 9.200 - Rp 9.500 per kilogram telah berdampak terhadap produksi tahu-tempe saat ini," kata Suharini, Senin (4/1/2021).

Suharini berujar, para pengrajin tahu dan tempe mogok produksi selama tiga hari agar publik memahami kenaikan harga kedelai.

Kenaikan harga kedelai tersebut disebabkan karena bahan baku dari China naik hingga 60 persen.

Dugaan penimbunan bahan baku

Dari situ, Barekrim Polri ingin melakukan penyelidikan dugaan penimbunan bahan baku tahu tempe yang diimpor tersebut.

Tak hanya itu, polisi juga menduga adanya permainan harga di sejumlah pihak.

Baca: Kedelai - Mencegah Atau Memperburuk Kanker Payudara? Berikut Penjelasannya!

Baca: Kedelai Bisa Turunkan Berat Badan, Ini 7 Manfaat Konsumsi Kedelai Lainnya

Penimbunan dan permainan harga itu mengakibatkan kelangkaan kedelai.

Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit bersama Kasatgas Pangan Polri Brigjen Helmy Santika menyatakan telah melakukan pemeriksaan di sejumlah gudang importir dan distributor kedelai di wilayah Cikupa, Cengkareng dan Bekasi.

"Satgas juga telah menginstruksikan satgas kewilayahan di tiap Polda untuk melakukan pengecekan harga, ketersediaan kedelai serta sentra-sentra pengolahan khususnya UMKM yang memproduksi tempe dan tahu," kata Komjen Listyo Sigit dalam keterangannya, Selasa (5/1/2021).

Untuk diketahui, awal tahun 2021, harga kedelai mengalami kenaikan.

Kenaikan harga kedelai itu membuat sejumlah perajin tahu tempe mogok produksi selama tiga hari.

ILUSTRASI Kegiatan Ekonomi di Indonesia - Pekerja memproduksi tahu di sentra UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), Jalan Pdjadjaran, Gang Sari Dele 2, Gunung Sulah, Way Halim, Selasa (14/7/2020). Menurut perajin tahu sejak mewabahnya Covid-19 beberapa waktu lalu hingga saat ini, terpaksa mengurangi jumlah produksi tahu hingga mengalami penurunan, dari 150 Kg kedelai per hari saat ini hanya sekitar 100 Kg per hari.
ILUSTRASI Kegiatan Ekonomi di Indonesia - Pekerja memproduksi tahu di sentra UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), Jalan Pdjadjaran, Gang Sari Dele 2, Gunung Sulah, Way Halim, Selasa (14/7/2020). Menurut perajin tahu sejak mewabahnya Covid-19 beberapa waktu lalu hingga saat ini, terpaksa mengurangi jumlah produksi tahu hingga mengalami penurunan, dari 150 Kg kedelai per hari saat ini hanya sekitar 100 Kg per hari. (TRIBUN LAMPUNG/DENI)

Pasokan tahu dan tempe menghilang di pasaran selama 1 sampai 3 Januari.

Kenaikan harga kedelai di dinilai membebani pengusaha.

Kenaikan harga kedelai di kisaran angka Rp9.000 dari semula sekitar Rp7.000 per kilogram.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengklaim telah menurunkan tim untuk mencari sumber masalah mogok produksi oleh produsen tahu tempe.

Pemerintah menjamin pasokan kedelai akan segera stabil.

Baca: Awas Tertipu Penjual, Hindari dan Jangan Beli Tempe dengan Ciri-ciri Ini

Baca: Kuliner Khas Tempe Mendoan Diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved