Muncul 204 Infeksi dalam Sehari, PM Estonia: Wabah Virus Corona Berada di Level Kritis

Juri Ratas mendorong warganya untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak dan memakai masker.


zoom-inlihat foto
estonia-546.jpg
Unsplash - Ilya Orehov @iliched
Juri Ratas mendorong warganya untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak dan memakai masker., FOTO: Salju menyelimuti kawasan kota tua di Tallinn, Estonia


Melansir data Coronavirus Resource Center dari John Hopkins University & Medicine, total kasus di China mencapai 92.037 dengan 4.742 kematian. Sementara pasien sembuh mencapai 86.769 jiwa.

Update Kasus Covid-19 di AS

Sementara itu, musuh ekonomi China yakni Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengalami lonjakan kasus virus corona yang tercatat tembus 12 juta kasus.

Update data dari John Hopkins University, Minggu (22/11/2020) ini secara spesifik menghitung ada 12.089.440 kasus infeksi dengan 255.899 orang meninggal dunia di AS.

Sementara total 4.529.700 orang telah dinyatakan pulih dari penyakit tersebut.

Menurut data tersebut, Texas menjadi negara bagian dengan laporan kasus tertinggi.

Total 1,078,875 kasus Covid-19 di Texas, disusul California dengan 1,057,245, kemudian Florida dengan 905,205 kasus.

Sedangkan angka global Covid-19 mencapai 58.144.199 kasus dengan 1.380.474 orang meninggal dunia, menurut laman Coronavirus Resource Center dari John Hopkins University & Medicine.

Baca: Hasil Survei: Sebagian Besar Warga Amerika Senang Donald Trump Kalah daripada Joe Biden Menang

Ilustrasi vaksin virus corona
Ilustrasi vaksin virus corona (Fresh Daily)

Baca: Diganggu Debt Collector Sangar? Jangan Panik, Langsung Laporkan ke 5 Tempat Ini

Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar mengatakan bahwa negeri Paman Sam akan menyebarkan 40 juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir bulan depan.

"Pada akhir Desember, kami berharap memiliki sekitar 40 juta dosis dari dua vaksin (Pfizer dan Moderna) tersedia untuk distribusi sembari menunggu otorisasi FDA, cukup untuk memvaksinasi sekitar 20 juta orang Amerika yang paling rentan," kata Azar kepada wartawan, dilansir Reuters, Kamis (19/11).

Update Vaksinasi Pfizer

Vaksin Covid-19 asal Amerika Serikat, Pfizer mengatakan pihaknya sudah melakukan dialog dengan tim transisi presiden terpilih, Joe Biden.

Adapun pembicaraan dilakukan sebagai langkah untuk menindaklanjuti agenda distribusi vaksin bagi semua pihak yang memerlukan.

Diketahui pihak Pfizer menyebut vaksin corona telah 95% efektif untuk digunakan.

Pembuatan vaksin ini melibatkan puluhan ribu relawan dan telah diuji di sejumlah negara di Eropa.

"Tidak ada ruang untuk politik (praktis) dalam proses ini," kata juru bicara Pfizer, Sharon Castillo.

Baca: Ini Perbedaan Fokus Latihan Timnas Indonesia U-19 Selama Masa TC Virtual dan Shin Tae-yong di Korsel

Ilustrasi
Ilustrasi (Tribun Palu)

Baca: Hasil UEFA Nations League: Italia dan Belgia Resmi Lolos ke Semifinal, Nestapa Inggris dan Belanda

Minggu lalu, Kepala Staf Presiden baru yang ditunjuuk Biden, yakni Ron Klain menyebut bahwa tim transisi berencana akan melakukan komunikasi dengan Pfizer dan pembuat vaksin lainnya.

Ini dilakukan, menurut Klain, Presiden Donald Turmp diklaim terus menunda proses transisi formal ke pemerintahan baru.

Sementara itu, Castillo mengatakan pihaknya juga masih berdialog dengan pemerintahan Trump dan sejumlah pemimpin negara bagian.

Pihaknya juga membuka diskusi dengan anggota parlemen terkemuka baik dari Republik dan Demokrat di Kongres AS.

"Kami sedang berada di tengah transisi dan kami berdiskusi dengan kedua belah pihak," kata Castillo seraya menyebut bahwa Biden adalah bagian dari pihak yang ia ajak bicara.

Baca: Disebut Bakal Rilis Januari 2021, Berikut Bocoran Spesifikasi Galaxy S21, S21+, dan S21 Ultra

Markas perusahaan biofarmasi Pfizer Inc. di New York, Amerika Serikat.
Markas perusahaan biofarmasi Pfizer Inc. di New York, Amerika Serikat. (JEENAH MOON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP)

Baca: Pfizer Klaim Kemanjuran Vaksin Covid-19 Pfizer pada Orang Dewasa di Atas 65 Tahun Capai 94%

Vaksin Pfizer

Profesor di Fakultas Kedokteran University of Anglia, Paul Hunter, menyebut vaksin yang dikembangkan Pfizer memiliki sejumlah efek samping seperti sakit pada bagian lengan dan demam.

Namun, Hunter menyebut efek samping itu biasa terjadi pada proses vaksinasi, diberitakan The Guardian pada Selasa (10/11/2020).

Sementara, dilansir Reuters, perusahaan yang berkolaborasi dengan BioNTech Jerman ini menyebutkan ada sederet efek samping yang dialami para relawannya selepas menerima suntikan.

Hal itu disampaikan perusahaan dalam presentasi di hadapan para investor.

Baca: Lihat, Adakah Benjolan di Belakang Telinga Anda? Jika Ya, Ini Penyebab dan Cara Menghilangkannya

Seorang pria bermasker berjalan melewati markas perusahaan vaksin, Pfizer Inc., di New York, Amerika Serikat, pada Rabu (22 Juli 2020). Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, sepakat menyuplai Pemerintah AS dengan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dalam kesepakatan senilai $1,95 miliar.
Seorang pria bermasker berjalan melewati markas perusahaan vaksin, Pfizer Inc., di New York, Amerika Serikat, pada Rabu (22 Juli 2020). Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, sepakat menyuplai Pemerintah AS dengan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dalam kesepakatan senilai $1,95 miliar. (JEENAH MOON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP)

Baca: Start Up Ayo Naik Kelas Ajak Anak Muda Rintis UMKM dan Jadi Penggerak Ekonomi Bangsa

Menurut mereka, dari laporan yang masuk, sebagian relawan menyebut mengalami sejumlah efek samping mulai dari ringan hingga sedang setelah menerima suntikan, entah berisi vaksin dari Pfizer atau plasebo.

Efek samping itu berupa kelelahan, sakit kepala, panas dingin, dan sakit otot.

Sebagian partisipan yang lain juga mengalami demam, termasuk demam tinggi.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved