TRIBUNNEWSWIKI.COM - Panitera Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 di negara bagian Georgia memperkirakan sekitar 50.000 surat suara masih akan dihitung.
Sebagaimana diwartakan BBC, Kamis (5/11/2020), panitia memperkirakan akan menghitung sekitar 3000 surat suara per jam untuk Georgia.
Seperti diketahui, Georgia merupakan 'medan tempur' bagi kedua kandidat.
Berdasarkan perhitungan suara, Biden menempel ketat perolehan suara Donald Trump.
Biden tertinggal 31.000 suara dari Trump yang diproyeksikan mengunci suara Georgia.
Baca: Segera Perbaiki, Inilah 7 Hal di Dapur yang Bikin Rezeki Seret Menurut Fengshui
Baca: Pengendara Memasang Atribut TNI/Polri pada Nomor Polisi, Apa Bisa Diberi Sanksi?
Suara krusial penentu kemenangan bagi Joe Biden telah di depan mata.
Pasalnya, angka sementara saat ini bagi Biden telah tembus 264.
Sementara petahana Donald Trump baru meraih 214 suara.
Kandidat terpilih harus mencapai perolehan angka melalui Electoral College setidaknya 270 angka untuk memenangkan pemilihan.
Biden membutuhkan 6 angka lagi untuk merebut kursi Presiden AS, melansir AP, Kamis (5/11/2020).
Baca: Joe Biden Di Atas Angin, Warga Desa Asal Kakek Cawapres Kamala Harris di India Beri Dukungan Moral
Baca: Bermesraan dengan Istri Orang, Pria Ini Tewas Dibacok 6 Kali oleh Suami si Perempuan
Sementara dalam hal popular votes, Biden juga unggul dengan angka 72,1 juta suara, sedangkan Trump meraup 68,6 juta suara.
Doa Umat Beragama atas Apapun Hasil Pilpres
Umat Beragama di New York melakukan doa bersama untuk bersolidaritas atas hasil pemilihan umum, pada Rabu (5/11/2020).
Meski belum ada hasil akhir pemilihan, mereka berkumpul di luar Gereja Manhattan's Greenwich Village.
Umat beragama dari Islam, Kristen, Yahudi, Buddha berkumpul dan memanjatkan doa dengan cara masing-masing.
Sejumlah perwakilan terlihat menyanyikan lagu, sementara lainnya melihat ke langit lepas sembari memanjatkan doa.
"Kami di sini bersatu dan (berdoa) bersama-sama agar demokrasi kita adil dan penuh kasih, entah apapun hasil pemilihan ini," kata Pendeta Jacqui Lewis, pendeta Middle Collegiate Church.
Baca: Update Pilpres AS 2020: Joe Biden Masih Unggul, Tinggal Tunggu 6 Suara Lagi untuk Jadi Presiden AS
Baca: Tertinggal dari Joe Biden, Trump Ajukan Tuntutan Hukum untuk Hentikan Penghitungan Suara di Georgia
"Kami pernah melakukan sebelumnya," lanjut Lewis di luar bangunan Gereja Memorial Judson, dekat Washington Square Park, dilansir Associated Press, Kamis (5/11/2020).
Pendeta Derrick McQueen, perwakilan St. James Presbyterian Church dari Harlem berdoa sambil memainkan drum djembe dan meminta rekan-rekannya untuk merenungkan hasil pemilu.
"Kita berdiri di sini di tebing momen bersejarah ini, tidak peduli apapun hasilnya, kami masih percaya pada kekuatan rakyat,” kata McQueen.
"“Kami adalah rakyat, dan kami memiliki kekuatan. Jadi pertanyaan yang saya ajukan kepada Anda hari ini adalah, 'Janji apa yang Anda pegang hari ini?' ”
Sembari mengelilingi dedaunan kuning yang dibentuk lingkaran, para peserta menuliskan kata-kata aspiratif tentang 'perdamaian', 'kebebasan', 'kesetaraan', dan 'cinta'.
Baca: Masyarakat Papua Tak Percaya Covid-19, Petugas Diancam dan Dilempari Batu
Baca: Viral Warung Makan Gratis untuk Masyarakat yang Membutuhkan, Pengunjung Bisa Bayar Seikhlasnya
'Saya datang ke sini karena Tuhan kami tidak ada di Washington D.C", kata Keen Berger, 78, anggota Judson Memorial.
"Ada yang lebih besar daripada hasil ini, yakni harapan dan doa kita semua", lanjutnya.
Sementara itu, perwakilan agama Islam yaitu Imam Khalid Latif dari Islamic Center New York University memimpin doa untuk peserta.
Kemudian disusul doa dari Pendeta Chris Long.
Sebagai informasi, kegiatan ini pertama kali diadakan empat tahun lalu setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden.
Baca: Pengunjung Umbul Ponggok Membludak hingga 900 Pengunjung, Petugas Positif Covid-19
Baca: 6 Penyakit Ini Lebih Banyak Menjangkit Perempuan daripada Laki-Laki
Koalisi antar-umat beragama ini dilakukan tidak hanya untuk pemilu, tetapi atas ketidakadilan rasial dan masalah pandemi Covid-19 yang kasusnya melonjak di seluruh AS.
Beranggotakan 20 orang, kelompok ini juga menayangkan kegiatannya secara daring / online melalui Zoom dan media sosial bagi mereka yang ingin menyaksikan.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)