Gelombang Kedua Covid-19, PM Spanyol Umumkan Negaranya dalam Kondisi Darurat

Para pemimpin wilayah diizinkan untuk mengubah ketentuan waktu sesuai kebutuhan di daerah, tetapi harus lebih ketat.


zoom-inlihat foto
spanyol-covid-1798.jpg
GABRIEL BOUYS / AFP
FOTO: Orang-orang yang sedang memakai masker berswafoto di depan patung "Meninas" (Ladies in waiting) di Madrid, pada 23 Oktober 2020.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perdana Menteri Spanyol mengumumkan negaranya dalam kondisi darurat pasca-melonjaknya infeksi Covid-19.

Pemerintah pusat juga resmi memberlakukan jam malam di semua wilayah, terkecuali Kepulauan Canary.

Jam malam berlaku pada pukul 11 malam hingga pukul 6 pagi waktu setempat.

Para pemimpin wilayah diizinkan untuk mengubah ketentuan waktu sesuai kebutuhan di daerah, tetapi dengan syarat harus lebih ketat.

Otoritas daerah juga diizinkan untuk menutup perbatasan wilayah dan membatasi segala aktivitas publik maksimal enam orang.

Baca: Kasus Covid Tembus 1 Juta, Pemerintah Spanyol Didesak 10 dari 17 Wilayah untuk Terbitkan Jam Malam

FOTO: Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez (kanan) dan istrinya Maria Begona Gomez Fernandez tiba di halaman San Damaso di Vatikan, sebelum mengadakan pertemuan pribadi dengan Paus Fancis, pada 24 Oktober 2020
FOTO: Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez (kanan) dan istrinya Maria Begona Gomez Fernandez tiba di halaman San Damaso di Vatikan, sebelum mengadakan pertemuan pribadi dengan Paus Fancis, pada 24 Oktober 2020 (VINCENZO PINTO / AFP)

Baca: Tantangan Lebih Berat, Timnas Indonesia U-16 Diharapkan Rekrut Pemain Keturunan yang Berkualitas

"Realitanya adalah Eropa dan Spanyol terperosok dalam gelombang kedua pandemi," kata PM Pedro Sachez, setelah pertemuannya di kabinet, dikutip dari Deutsche Welle, Senin (26/10/2020).

"Kita sedang berjuang di situasi yang ekstrim .. ini merupakan kondisi serius selama setengah abad terakhir," tambahnya dalam konferensi pers.

Sanchez meminta parlemen untuk memperpanjang langkah-langkah ini hingga Mei tahun depan.

Para petinggi di wilayah telah menyetujui kebijakan keadaan darurat ini yang telah disusun persyaratannya pada Minggu (25/10).

Sementara ibukota Madrid yang sempat menolak diberlakukannya jam malam akhirnya mengikuti arahan pemerintah pusat.

Baca: 7 Kota di Indonesia Ini Punya Rancangan Arsitektur yang Dibangun Penjajah Belanda dari Nol

FOTO: Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez saat pertemuan dengan anggota dewan pada 22 Oktober 2020
FOTO: Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez saat pertemuan dengan anggota dewan pada 22 Oktober 2020 (PABLO BLAZQUEZ / AFP / POOL)

Baca: Video Viral, Raja Thailand Puji Pendemo Pro-Monarki, Hal yang Sangat Jarang Terjadi

Menteri Kesehatan Spanyol, Salvador Illa mengatakan para pejabat sedang menyusun aturan jam malam yang paling efektif dengan berkaca pada aturan di kota-kota besar di Prancis.

Seperti diketahui, Spanyol telah mengalami gelombang kedua virus corona dalam beberapa pekan terakhir.

Negara ini menjadi satu dari sekian jumlah infeksi tertinggi di Eropa Barat.

Hingga Jumat (24/10), total kasus di Spanyol mencapai 1.046.132 dengan jumlah kematian mendekati angka 35.000.

Desakan Wilayah

Diwartakan sebelumnya, sejumlah wilayah di Spanyol mendesak pemerintah pusat untuk menyetujui langkah hukum berupa pemberlakukan jam malam di tengah kebangkitan kembali Covid-19.

Tercatat 10 dari 17 wilayah di Spanyol meminta pemerintah menetapkan keadaan darurat lantaran melonjaknya angka kasus virus corona.

Langkah ini memungkinkan wilayah terdampak akan membatasi pergerakan aktivitas warga.

Hampir separuh wilayah di Spanyol mendukung kebijakan jam malam meskipun ada penolakan yang kuat dari ibukota Madrid.

Penolakan Madrid ini dinilai menjadi penghambat lahirnya keputusan pusat.

Baca: Barcelona Mandul di 2 Pertemuan Terakhir & Madrid Loyo: Akankah El Clasico Malam Ini Tetap Menarik?

FOTO: Orang-orang yang sedang memakai masker berswafoto di depan patung
FOTO: Orang-orang yang sedang memakai masker berswafoto di depan patung "Meninas" (Ladies in waiting) di Madrid, pada 23 Oktober 2020. (GABRIEL BOUYS / AFP)

Baca: VIRAL Wanita Tega Aniaya Nenek di Pinggir Jalan, Main Tangan hingga Pukuli Kepala Korban

Seperti diketahui, angka jumlah infeksi Covid-19 di Spanyol menjadi yang tertinggi di Eropa Barat.

Jumlah total meningkat sebesar 1,046,132 kasus dengan rata-rata kematian mencapai 38,000 pada Jumat (23/10/2020).

Sementara itu, wilayah Catalonia pada Jumat (23/10) menegaskan akan memberlakukan jam malam di seluruh wilayah, termasuk Barcelona segera setelah adanya tindakan dari pemerintah pusat.

"Kami butuh adanya desentralisasi kebijakan darurat di mana pemerintah Catalan bisa melakukan manajemen sendiri," kata Wakil Pemimpin Catalan, Pere Aragones dalam rilis media, dilansir Reuters, Sabtu (24/10/2020).

"Baik usaha kita maupun naiknya angka Covid-19, perubahannya begitu mengkhawatirkan", ujarnya.

Baca: 5 Sosok Anak Perempuan yang Sangat Inspiratif dalam Tayangan Netflix, Patut Ditiru!

Baca: Bertarung dengan Dollar AS, China Tingkatkan Fleksibilitas Mata Uang Yuan

Di lain hal, sejumlah daerah mempertimbangkan untuk memberlakukan jam malam dengan cara alternatif seperti meminta adanya putusan pengadilan, jika pemerintah pusat lamban bertindak.

"Kami tidak dapat menunggu lebih lama lagi dan kami harus mengambil langkah segera," kata Pemimpin Wilayah Murcia, Fernando Lopez Miras, kepada televisi lokal Spanyol, Sabtu (24/10/2020).

"Jika pemerintah pusat tidak melakukan apa-apa, maka kami akan tetap memberlakukan jam malam," tambahnya.

Di lain hal, meski mendukung jam malam, PM Spanyol menolak adanya lockdown kembali.

Namun demikian, dirinya meminta warganya untuk kurangi mobilitas.

Ia menyebut akan menerbitkan sejumlah aturan agar warganya bisa tertib dalam melakukan kegiatan sosial.

Langkah ini merupakan strategi Pedro agar tidak mengeluarkan kebijakan lockdown kembali, dilansir Reuters, Jumat (23/10/2020).

Baca: Jumlah Halaman UU Cipta Kerja Kembali Berubah, Presiden KSPI: Sangat Memalukan

Baca: Korea Utara: Badai Debu dari China Bisa Tularkan Covid-19

Seperti diketahui, Spanyol menjadi negara pertama di Eropa Barat yang mencatat lebih dari 1 juta infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi minggu ini.

Saat ini, 'Negeri Matador' ini sedang berjuang untuk menahan naiknya angka tersebut.

Negara berpenduduk 47 juta jiwa itu termasuk yang paling terpukul oleh pandemi COVID-19, dengan lebih dari 34.000 kematian terkait Covid-19.

Sebelumnya virus sempat terkendali karena mereka melakukan penguncian nasional (lockdown) pada musim semi lalu. Namun beberapa bulan setelah pembatasan itu dicabut dan warga mulai bergerak dan bersosialisasi, virus mulai menyebar lagi.

Saat ini Spanyol mencatat jumlah infeksi yang tertinggi di Uni Eropa

Pada September, rumah sakit di Madrid mulai terisi penuh.

Kasus yang dikonfirmasi naik melampaui angka 1 juta pada hari Rabu (21/10/2020), ketika hampir 17.000 infeksi baru ditambahkan.

Para ahli mengatakan jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi karena adanya kasus tanpa gejala dan masalah-masalah lain yang menghalangi pihak berwenang untuk mencatat angka sebenarnya dari wabah tersebut.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Comic 8 Revolution:

    Comic 8 Revolution: Santet K4bin3t adalah sebuah film
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved