Bersihkan Aplikasi China, Pemerintahan Donald Trump: TikTok dan WeChat adalah Ancaman Signifikan

Menurut pemerintahan AS, ini dilakukan untuk melindungi informasi sensitif perihal identitas warga negara dan bisnis AS.


zoom-inlihat foto
menteri-luar-negeri-as-mike-pompeo-142.jpg
Pablo Martinez Monsivais / POOL / AFP
FOTO: Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berbicara kepada awak media di Departemen Luar Negeri di Washington, DC, pada 5 Agustus 2020. Pada Rabu (5/6), Pompeo menyebut AS akan menawarkan hadiah $ 10 juta bagi siapa saja yang bisa menangkap pejabat pemerintahan yang ikut campur dalam Pemilu AS November 2020.


Diwartakan sebelumnya. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi waktu kepada China untuk menegosiasikan penjualan TikTok pada Microsoft Corp.

Kabar ini disampaikan oleh dua sumber yang terlibat langsung dalam masalah itu pada kantor berita Reuters.

Sebelumnya, para pejabat AS mengatakan TikTok bisa menimbulkan risiko nasional, seperti diberitakan Al Jazeera, Senin (3/8/2020).

Pihak AS menilai demikian karena mereka khawatir soal keamanan data pengguna.

Menyusul isu tersebut, Trump mengatakan tengah berencana untuk melarang TikTok di AS, Jumat (31/7/2020).

Donald Trump juga sudah melakukan diskusi dengan CEO Microsoft Satya Nadella soal akusisi TikTok.

Baca: Politikus Pendukung Trump yang Menentang Pemakaian Masker, Herman Cain Meninggal Akibat Covid-19

(FILES) Dalam file ini, foto yang diambil pada 25 Februari 2020, Chief Executive Officer Microsoft Corporation, Satya Nadella, memberi isyarat ketika ia berbicara di KTT Teknologi Masa Depan yang Diubah Masa Depan di Bangalore. Microsoft mengatakan pada 2 Agustus, pihaknya melanjutkan pembicaraan dengan aplikasi berbagi video milik TikTok milik China untuk membeli operasi di AS, menyusul pertemuan dengan Presiden Donald Trump.
(FILES) Dalam file ini, foto yang diambil pada 25 Februari 2020, Chief Executive Officer Microsoft Corporation, Satya Nadella, memberi isyarat ketika ia berbicara di KTT Teknologi Masa Depan yang Diubah Masa Depan di Bangalore. Microsoft mengatakan pada 2 Agustus, pihaknya melanjutkan pembicaraan dengan aplikasi berbagi video milik TikTok milik China untuk membeli operasi di AS, menyusul pertemuan dengan Presiden Donald Trump. "Setelah percakapan antara CEO Microsoft Satya Nadella dan Presiden Donald J Trump, Microsoft siap untuk melanjutkan diskusi untuk mengeksplorasi pembelian TikTok di Amerika Serikat," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. (Manjunath Kiran / AFP)

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (2/8/2020), mereka mengatakan akan melanjutkan negosiasi untuk merebut aplikasi itu dari ByteDance.

Targetnya, kesepakatan bisa tercapai sebelum 15 September.

Negosiasi antara ByteDance dan Microsoft akan diawasi oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS).

Baca: Setelah Diboikot oleh Otoritas AS dan India, Pelarangan Menggunakan TikTok Kini Semakin Meluas 

Meski demikian Microsoft memberi garis bawah, belum tentu bisa mencapai kesepakatan dengan ByteDance.

"Microsoft sepenuhnya menghargai pentingnya mengatasi kekhawatiran Presiden. Microsoft berkomitmen untuk mengakuisisi TikTok dengan tunduk pada tinjauan keamanan lengkap dan memberikan manfaat ekonomi yang tepat bagi Amerika Serikat, termasuk Perbendaharaan Amerika Serikat," kata Microsoft dalam sebuah pernyataan.

ILUSTRASI - Khawatirkan Keamanan, Donald Trump Beri Waktu 45 Hari pada ByteDance untuk Jual TikTok ke Microsoft
ILUSTRASI - Khawatirkan Keamanan, Donald Trump Beri Waktu 45 Hari pada ByteDance untuk Jual TikTok ke Microsoft (pixabay.com)

Hingga berita ini ditulis, baik ByteDance maupun Gedung Putih belum merespon pernyataan Microsoft.

Microsoft sendiri telah memiliki jaringan media sosial profesional LinkedIn, yang menjadi pesaing utama bagi raksasa media sosial seperti Facebook Inc dan Snap Inc.

Hal itu juga menjadi nilai tawar Microsoft untuk membawa TikTok menuju kesuksesan.

Baca: Dikenal Keras Kepala, Donald Trump Akhirnya Luluh: Saya Akan Pakai Masker dengan Senang Hati

Di bawah kesepakatan yang diusulkan, Microsoft mengatakan akan mengambil alih operasi TikTok di AS, Kanada, Australia dan Selandia Baru.

Mereka mengatakan akan memastikan bahwa semua data pribadi pengguna TikTok Amerika tetap berada di AS.

Ancam Blokir TikTok

Presiden AS Donald Trump tiba untuk berbicara pada konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, pada 30 Juli 2020.
Presiden AS Donald Trump tiba untuk berbicara pada konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, pada 30 Juli 2020. (JIM WATSON / AFP)

Diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat akan memblokir aplikasi TikTok.

Trump sendiri telah mengumumkan memblokir TikTok pasa Sabtu, 1 Agustus 2020.

Trump menuturkan, pemblokiran aplikasi tersebut karena dianggap berbahaya.

Bahkan mampu mengancam intelijen dan masalah privasi.

Baca: Dikenal sebagai Sekutu Dekat, PM Inggris Boris Johnson Justru Ingin Trump Kalah dalam Pilpres AS

Dilansir Tribunnewswiki dari CNBC, Presiden berambut pirang ini melarang aplikasi berdurasi pendek itu di Amerika Serikat.

Hal tersebut Trump ungkapkan pada wartawan, dan menyebutkan tindakannya tersebut sebagai 'pemutusan' dengan TikTok.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved