Informasi Awal #
TRIBUNEWSWIKI.COM – Tarian soya-soya tercipta pada masa Sultan Baabullah (Sultan Ternate Ke-24), dari Kesultanan Ternate, untuk mengobarkan semangat pasukan pasca-tewasnya Sultan Khairun pada 25 Februari 1570.
Saat itu, tarian soya-soya dimaknai sebagai perang pembebasan dari Portugis hingga jatuhnya tahun 1575.
Para penari akan menampilkan tarian yang lincah dimana merefleksikan gerak menyerang, mengelak dan menangkis.
Jumlah penari soya-soya sendiri tidak ditentukan.
Bisa hanya empat orang dan bahkan hingga ribuan penari, yang harus berjumlah ganjil.(1)
Baca: Tari Lenggang Nyai
Baca: Tarian Jawa
Sejarah #
Tari soya-soya digunakan untuk mengobarkan semangat para prajurit saat penyerbuan Kesultanan Ternate ke Benteng Nostra Senora Del Resario (Benteng Kastela) yang dikuasai Portugis pada tahun 1570-1583.
Penyerbuan ini dipimpin oleh Sultan Baabullah.
Bukan tanpa alasan, dia melakukannya untuk mengambil jenazah ayahnya yaitu Sultan Khairun yang dibunuh secara kejam oleh tentara Portugis.
Pertempuran ini juga menjadi awal kebangkitan masyarakat dalam mengusir para penjajah Portugis yang sudah lama menduduki tanah mereka.
Pertempuran itu menandai kebangkitan perjuangan rakyat Kayoa terhadap penjajah dengan mengepung benteng tersebut selama 5 tahun pada akhir abad ke-16.
Untuk mengabadikan peristiwa heroik tersebut, para seniman Kesultanan kemudian menciptakan dan mengembangkan sebuah tarian yang disebut dengan Tari Soya Soya ini.(2)
Saat itu, tarian soya-soya dimaknai sebagai perang pembebasan dari Portugis hingga jatuhnya tahun 1575.
Pada masa berikutnya Kesultanan Ternate menjadi penguasa 72 pulau berpenghuni di wilayah timur Nusantara hingga Mindanao Selatan di Filipina dan Kepulauan Marshall.
Baca: Tari Hudog Pekayang
Baca: Tari Bedhaya Langendriyan
Makna #
Tari soya-soya biasa ditarikan secara berkelompok.
Tidak ada jumlah pasti untuk orang yang menarikan tarian ini.
Akan tetapi jumlahnya harus lebih dari tiga orang atau lebih dalam jumlah ganjil.
Jumlah ganjil sebenarnya adalah sebuah simbol dari pasukan yang berjumlah genap ditambah dengan seorang komandan atau Kapitan yang memimpin misi penjemputan jenazah ini.
Walaupun tidak ada ketentuan jumlah, namun tarian soya-soya akan lebih menarik ketika dibawakan dalam kelompok besar karena atmosfir pasukan yang siap berperang akan sangat terasa.(3)
Baca: Tari Laweut khas Masyarakat Pidie Aceh
Baca: Tari Sining (Gayo Aceh)
Bagi masyarakat Ternate, tari soya-soya dimaknai sebagai wujud penghirmatan serta apresiasi mereka kepada para pahlawan yang sudah mempertahankan tanah air mereka.
Soya-soya tidak hanya menjadi tarian daerah semata, namun keberadaannya merupakan identitas warga Kesultanan Ternate yang pantang menyerah dan penuh dengan kebanggaan.
Tari soya-soya di masa modern ini seringkali menjadi tarian penyambutan ketika tamu-tamu penting datang berkunjung ke Ternate.(2)
Pakaian dan atribut #
Pakaian yang dikenakan dalam tarian ini berwarna putih dan kain sambungan serupa rok berwarna warni (merah, hitam, kuning dan hijau).
Setiap penari akan mengenakan ikat kepala berwarna kuning (taqoa) dimana itu sebagai simbol seorang prajurit perang.
Adapun perlengkapan yang dibawa adalah berupa pedang (ngana-ngana) dari bambu berhiaskan daun palem (woka) berwarna merah, kuning dan hijau, serta dipasangi kerincing atau biji jangung di dalamnya.
Selain itu, para penari juga membawa perisai (salawaku).
Baca: Tari Semarangan (Tari Gambang Semarang)
Baca: Tari Sirih Kuning
Adapun musik pengiring tarian ini adalah gendang (tifa), gong (saragai), dan gono yang berukuran kecil (tawa-tawwa).
Para penari akan menampilkan tarian yang lincah dimana merefleksikan gerak menyerang, mengelak dan menangkis.(4)
(TribunnewsWiki.com/SO)
| Tarian | Soya-soya |
|---|
| Asal | Ternate, Maluku Utara, Indonesia |
|---|
Sumber :
1. warisanbudaya.kemdikbud.go.id
2. www.negerikuindonesia.com
3. www.indonesiakaya.com
4. kebudayaan.kemdikbud.go.id