TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sebanyak 25 warga Kampung Malang Nengah, Kecamatan Cisaeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, harus melakukan isolasi mandiri setelah mengikuti tahlilan di rumah salah seorang warganya yang meninggal karena virus corona (Covid-19).
Awalnya, warga tidak mengetahui bahwa almarhum meninggal karena positif virus corona.
Dilansir oleh Kompas.com, warga menduga pria yang berprofesi pengemudi ojek itu meninggal karena penyakit jantung.
Baca: Terdampak Parah oleh Wabah Corona, Tim MotoGP Ini Pangkas Anggaran karena Terancam Bangkrut
Baca: Indonesia Belum Capai Puncak Pandemi Corona, Ahli Sudah Ingatkan Potensi Gelombang Wabah Kedua
Pria 48 tahun tersebut memang diketahui sering berobat ke dokter karena penyakit jantung yang dia derita.
Warga pun tak menaruh curiga karena pihak terkait saat itu belum memberikan informasi.
Proses pemulasaran jenazah yang dilakukan pada Jumat (3/4/2020) pun tidak dilakukan sesuai prosedur pasien corona.
Seminggu kemudian, hasil tes swab Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor baru keluar dan mengonfirmasi bahwa laki-laki berusia 48 tahun itu dinyatakan positif setelah meninggal dunia.
Puluhan warga termasuk aparatur desa yang sempat hadir di acara tahlilan itu pun dibuat cemas mendengar kabar tersebut.
"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya, usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif. Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucap Sekretaris Kecamatan Ciseeng, Heri Isnandar kepada Kompas.com, Senin (13/4/2020).
Peserta tahlilan berpotensi ODP
Heri mengatakan, hasil swab almarhum baru keluar sepekan kemudian, yakni pada Sabtu (11/4/2020).
Hasil swab menunjukkan almarhum ternyata sudah terjangkit virus corona.
Atas kejadian tersebut seluruh peserta tahlilan berpotensi menjadi Orang dalam Pemantauan (ODP).
"Informasinya almarhum ini sakit jantung dan memang sejak awal tidak ada SOP Covid-19 pemakaman. Makanya warga tetap ikutan tahlilan karena menganggapnya (meninggal) sakit jantung," ungkapnya.
Baca: Kemenkes Setujui Depok, Bogor, dan Bekasi Lakukan PSBB, 2 Kota Lain Masih Tunggu Keputusan
Baca: RSUD Kota Bogor
Sebagai pengemudi ojek, almarhum memiliki mobilitas yang tinggi.
"Mobilitasnya tinggi entah ke Depok, Tangerang, Jakarta, bisa jadi penularannya dari penumpang begitu," imbuhnya.
Heri menuturkan, saat ini pihak desa dan Dinkes akan melakukan tes swab terhadap keluarga almarhum.
Istri, anak serta asisten rumah tangganya akan diperiksa dan mendapat prioritas utama.
Sehingga, kata dia, bila hasil tes menunjukkan positif virus corona, maka status warga sekitar akan naik menjadi ODP dan interaksi mereka di kampung tersebut akan dibatasi.
Selain itu, pihaknya juga telah mendata puluhan warga yang menghadiri tahlilan tersebut.