RSUD Kota Bogor

RSUD Kota Bogor adalah sebuah rumah sakit khusus yang terletak di Kota Bogor, Jawa Barat.


zoom-inlihat foto
deteksi-dini-glaukoma.jpg
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
Ilustrasi aktivitas di rumah sakit

RSUD Kota Bogor adalah sebuah rumah sakit khusus yang terletak di Kota Bogor, Jawa Barat.




  • Informasi Awal #


TRIBUNNEWSWIKI.COM - RSUD Kota Bogor atau Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor adalah sebuah rumah sakit khusus yang terletak di Kota Bogor, Jawa Barat.

RSUD Kota Bogor adalah rumah sakit umum yang berada dibawah otoritas Pemerintah Kota Bogor.

RSUD Kota Bogor beralamat di Jl. DR. Sumeru No.120, RT.03/RW.20, Menteng, Kec. Bogor Bar., Kota Bogor, Jawa Barat 16112, Indonesia.

  • Sejarah #


Pada tahun 1980, diatas tanah milik Pemerintah Daerah seluas 5 hektar (50.000 m2) didaerah Cilendek Kelurahan Menteng Kecamatan Bogor Barat, Didirikan tahap awal bangunan satu lantai seluas 990m2 yang direncanakan sebagai Unit Gawat Darurat.

Pihak Yayasan Karya Bhakti (YKB) yang bergerak dalam bidang sosial dan perumahsakitan kerja sama dengan Pemda Kota Bogor dalam rangka pengelolaan rumah sakit diawali dengan pemanfaatan gedung yang telah dibangun sebagai Rumah Sakit Gawat Darurat.

Pada peresmian RSUD 7 Agustus 2014 lalu, Walikota Bogor, Bima Arya berharap supaya di masa peralihan dari RS Karya Bakti menjadi RSUD, pelayanan medis harus bisa tetap berjalan normal. Juga tidak ada pemutusan hubungan kerja bagi seluruh pegawai, baik tenaga medis maupun tenaga non medis.Sebuah harapan yang wajar, karena sulit dibayangkan apa yang akan terjadi apabila rumah sakit itu tiba-tiba menghentikan sementara pelayanan medisnya.

Maklum, rumah sakit yang sebelumnya bernama RS Karya Bakti itu sudah sangat akrab dan dibutuhkan oleh sebagian warga Kota Bogor dan sekitarnya.

Pasien yang datang baik warga kota maupun kabupaten masih tetap terlayani. Mulai dari pasien penderita penyakit tergolong ringan sampai dengan penyakit yang tergolong berat.

Seperti diantaranya pasien penderita Gulian Barre Syndrome (GBS) yang butuh penanganan intensif dan perawatan dalam kurun waktu cukup panjang. Begitupun pasien peserta BPJS. Bahkan menurut Ahmad Yani, lebih dari 80% pasien yang berobat jalan maupun yang rawat inap adalah peserta BPJS.

Sementara itu dari jumlah tenaga kerja yang tetap bertahan, belum ada satu pun yang di-PHK. Saat ini jumlah tenaga kerja, baik tenaga medis maupun non medis tercatat sebanyak 525 orang.

Jadi inilah rumah sakit milik pemerintah daerah yang saat ini sebagian besar pegawainya tergolong pegawai non PNS. Berbeda dengan kebanyakan RSUD yang sudah beroperasi termasuk di wilayah sekitar Bogor, yang sebagian besar pegawainya adalah PNS.

Masa Transisi

Masa transisi atau masa peralihan dari rumah sakit yang tadinya dikelola dengan pengelolaan manajemen swasta menjadi RSUD, memang merupakan masa yang relatif sulit dihadapi. Disatu sisi RSUD berkewajiban mengutamakan pelayanan sosial kepada masyarakat, tetapi di sisi lain mereka harus bisa menggaji pegawai dengan standar swasta.

Kondisi itulah yang menarik untuk ditengok, supaya semua pihak bisa lebih mengenal dan memahami apa sesungguhnya yang terjadi di balik pelayanan medis RSUD. Sisi ini perlu diketahui dan dipahami, supaya siapapun bisa juga memahami dan dapat bersikap bijak dalam memaklumi apa yang ditetapkan dan dilakukan manajemen RSUD dalam memberikan pelayanan medis.

Salah satu tantangan yang saat ini dihadapi manajemen RSUD tergambar dari apa yang disampaikan Ahmad Yani. Sikap bertahan dan pola pikir seorang pegawai yang tidak mau berubah, akan sangat menyulitkan proses pemberian pelayanan kepada pasien.

Di masa transisi ini, manajemen RSUD juga menghadapi tuntutan untuk segera menyusun standar pelayanan medis atau sejenis SOP. Mereka perlu menyusun standar dalam melayani pasien.

Kemudian juga harus ada penyesuaian antara tarif pelayanan medis yang ditetapkan RSUD dengan tarif yang ditetapkan dalam BPJS. Saat ini masih ada kesenjangan cukup lebar antara tarif yang diberlakukan di RSUD dengan tarif BPJS yang mengacu pada tarif Indonesian Case Based Groups (INA CBGs).

Kalau tarif tidak disesuaikan, tentunya RSUD harus bisa nombok atau mensubsidi setiap biaya yang dibutuhkan oleh seorang pasien. Sebab klaim yang diajukan ke pengelola BPJS lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan bagi seorang pasien.

Dengan kesenjangan tarif yang masih cukup lebar, maka tentu saja subsidi yang perlu dikeluarkan bagi setiap pasien sangat besar. Apalagi dengan kenyataan, lebih dari 80% pasien yang datang, merupakan peserta BPJS.

Sementara itu, subsidi APBD bagi operasional RSUD tampaknya juga masih harus ditambah. Sebagai contoh, subsidi untuk biaya pembelian obat setahun relatif sangat jauh dari jumlah yang dibutuhkan per bulan. Ini merupakan pekerjaaan rumah tersendiri bagi Pemerintah dan DPRD Kota Bogor untuk merumuskan subsidi yang proporsional yang perlu diberikan pada RSUD.

Itulah sebabnya, manajemen RSUD saat ini sedang berancang-ancang untuk menyusun Rencana Induk Pengembangan Rumah Sakit untuk 20 tahun kedepan.

Rencana induk inilah yang akan dipergunakan untuk mengembangkan RSUD Kota Bogor sebagai sebuah lembaga pelayanan kesehatan yang dikelola secara swasta tetapi memikul tanggungjawab sekaligus sebagai lembaga pelayanan sosial. Kedua sisi inilah yang harus bisa diseimbangkan dan saat ini di masa transisi, rupanya RSUD Kota Bogor tengah mencari dimana titik keseimbangan itu berada.

Baca: RSUD Ir. Soekarno (Sukoharjo)

RSUD Kota Bogor.
RSUD Kota Bogor. (Tribunnews)

  • Visi dan Misi #


Visi RSUD Kota Bogor :

Menjadi rumah sakit unggulan yang menyediakan jasa layanan kesehatan yang berkualitas

Misi RSUD Kota Bogor :

  • Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara memberikan pelayanan kesehatan yang prima.
  • Meningkatkan sarana prasarana yang memadai sesuai perkembangan ilmu dan teknologi.
  • Meningkatkan SDM yang profesional dan amanah.
  • Meneyelenggarakan layanan yang seimbang antara fungsi profit dan fungsi sosial.
  • Menyelenggarakan pelayanan unggulan.

Budaya Organisasi RSUD Kota Bogor :

Integritas

Kerjasama

Pelayanan prima

Inovasi

Motto

Ramah, Cepat, Unggul dan Dinamis

  • Pelayanan #


Pelayanan RSUD Kota Bogor :

Layanan Unggulan :

Jantung

Kanker

Hemodialisa

THT

MCU

Rawat Jalan

Rawat Inap

IGD

Intensive

Penunjang Medis :

Cathlab

Endoscopy

Laparoscopy

Bronchoscopy

USG 4 Dimensi

CT Scan 128 Slice

Ambulance

ESWL

  • Organisasi #


Dewan Pengawas RSUD Kota Bogor :

Ketua : dr. Rubaeah, MKM

Anggota :

Dr. Suherman, MKM

Achyar Eldine, SE, MM

Anggraeny Iswara, S.H.

Jajaran Direksi RSUD Kota Bogor :

Direktur : dr. H. Ilham Chaidir, M.Kes

Wakil Direktur Pelayanan dan plt. Umum dan Keuangan : dr. Sri Nowo Retno, MARS

Kepala Bagian Perencanaan dan SIMRS : Herman Rusli, ST. MM.

Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian : Ahmad Irawan, S.I.P., M.Si

Kepala Bagian Keperawatan : A. Yani Suryana, SKM, M.Kes

Kepala Bagian Keuangan : Rifki Mubarok, SE

Kepala Bagian Penunjang Medik : dr. Sari Chandrawati, M.Kes

Kepala Bagian Medis : dr. Eddy Darma, M.KKK.

Struktur organisasi RSUD Kota Bogor :

Struktur organisasi RSUD Kota Bogor.
Struktur organisasi RSUD Kota Bogor. (rsudkotabogor.org)

(Tribunnewswiki.com/Ris)



Nama RSUD Kota Bogor
Alamat Jl. DR. Sumeru No.120, RT.03/RW.20, Menteng, Kec. Bogor Bar., Kota Bogor, Jawa Barat 16112, Indonesia
Kontak 0251-8312292
Email rsudkotabogor@yahoo.co.id
Situs rsudkotabogor.org
Direktur dr. H. Ilham Chaidir, M.Kes


Sumber :


1. rsudkotabogor.org


Penulis: Haris Chaebar
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved