Informasi awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Ratusan pribumi Amerika dari suku Indian Sioux Lakota tewas dalam peristiwa Pembantaian Wounded Knee pada 29 Desember 1890.
Pembantaian Wounded Knee dilakukan oleh para prajurit Amerika Serikat di Wounded Knee Creek, South Dakota.
Prajurit Amerika melakukan Pembantaian Wounded Knee karena para Indian Lakota tersebut menolak dilucuti senjatanya.
Diperkirakan 250-350 dari suku Indian Lakota tewas dalam Pembantaian Wounded Knee , 200 di antaranya wanita dan anak-anak.
Pembantaian Wounded Knee disebut sebagai pembantaian dalam negeri terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
Pada 1990, Parlemen Amerika Serikat mengeluarkan resolusi pada peringatan 100 tahun peristiwa tersebut, berisi penyesalan dalam atas Pembantaian Wounded Knee.[1]
Baca: Hari Ini Dalam Sejarah 27 Desember 1904 Peter Pan Karya JM Barrie Dipentaskan di London Pertama Kali
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: 26 Desember 2004, Gempa dan Tsunami Aceh yang Menewaskan Ratusan Ribu Jiwa
Konteks #
Selama periode ekspansi ke Barat, para pendatang dari Eropa berusaha mengklaim tanah-tanah di Amerika meskipun mendapat resistansi dari par pribumi.
Resistansi ini meningkat pada paruh kedua abad ke-19 setelah pemerintahan federal Amerika melanggar berbagai perjanjian dengan para pemimpin suku-suku yang berada di dataran Great Plains.
Salah satu yang terkenal di antara mereka adalah suku Indian Sioux, yang mana Indian Lakota adalah subgrup dari mereka.
Perjanjian Fort Laramie pada 1868 menyatakan bahwa ada 60 juta hektar tanah yang digunakan sebagai daerah reservasi suku Indian Sioux.
Jika para Lakota tetap berada di daerah tersebut dan tidak menyerang pemukim kulit putih, maka mereka akan diberi berbagai pelayanan dari pemerintahan federal.
Namun, pemerintah kemudian menginginkan sumber daya alam di daerah reservasi.
Hal ini menyebabkan penyempitan reservasi dari 60 juta hektar menjadi hanya 12, 7 juta hektar pada 1887.
Para Indian Lakota juga disuruh mengadopsi kebudayaan Barat, termasuk meninggalkan agama tradisional mereka.
Pada 1889, Parlemen Amerika memangkas jatah anggaran tahunan untuk Lakota.
Kondisi diperburuk dengan adanya musim dingin dan kekeringan pada 1889-1890, membawa suku Indian tersebut mendekati kelaparan.
Keadaan tertindas ini menyebabkan kemunculan gerakan keagamaan, yakni Ghost Dance.[2]
Ghost Dance dimulai pada 1888 oleh orang suci bernama Wovoka.
Ketika gerhana matahari total terjadi, Wovoka mengaku menerima pesan dari Sang Pencipta.
Seorang Juru Selamat Indian akan datang dan membebaskan tanah mereka dari para kulit putih.[3]
Para Indian percaya bahwa mereka dikalahkan dan terpaksa tinggal di reservasi karena telah membuat marah para dewa.
Para dewa marah karena para Indian meninggalkan adat tradisional mereka.
Suku Indian ini juga percaya bahwa jika mempraktikkan Ghost Dance dan menolak kebudayaan kulit putih, para dewa akan membangun dunia baru dan menyingkirkan mereka yang tidak percaya, termasuk yang bukan Indian.
Pada 15 Desember 1890, polisi menahan Sitting Bull, kepala suku Soux yang terkenal.
Polisi salah mengira bahwa Sititng Bull adalah seorang Ghost Dancer, membunuhnya, dan meningkatkan ketegangan di Pine Ridge.[4]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: 24 Desember 1851 – Kebakaran di US Library of Congress, 35 Ribu Buku Hangus
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: 23 Desember 1790 - Kelahiran Jean-Francois Champollion, Ahli Hieroglif Mesir
Pertempuran dan pembantaian #
Pada 28 Desember 1890, Kavaleri Ke-7 Tentara Amerika bertemu sekitar 350 Lakota, dipimpin oleh Spotted Elk.
Para prajurit kemudian membawa para Lakota tersebut ke Wounden Knee Creek dan meminta mereka untuk membuat perkemahan.
Malamnya, kolonel James W. Forsyth dan sisa kavaleri datang, sehingga total prajurit berjumlah 500.
Pada 29 Desember, Forsyth meminta para Lakota menyerahkan senjatanya dan segera meninggalkan “zona operasi militer untuk menunggu kereta.
Detail pemicu pembantaian diperdebatkan.
Beberapa catatan mengatakan seorang tabib bernama Yellow Bird melakukan Ghost Dance dan menyatakan bahwa “kostum hantu” mereka tahan terhadap peluru.
Ketika ketegangan terjadi, seorang bernama Black Coyote menolak menyerahkan senapannya.
Dua prajurit kemudian merampas senapannya dari belakang.
Pada saat yang sama, Yellow Bird melempat debu ke udara dan lima pemuda Lakota menembakkan senapan yang disembunyikannya.
Pertempuran pun terjadi dalam jarak dekat dan setengah Lakota terbunuh atau terluka sebelum mereka punya kesmepatan mengindar dari tembakan.
Beberapa Indian mengambil senapan dari tumpukan senjata yang disita dan menembakkannya ke prajurit.
Para wanita dan anak-anak Lakota melarikan diri dari tenda dan mencari tempat berlindung.
Para opsir kehilangan kontrol terhadap orang-orangnya dan beberapa prajurit menyebar serta menghabisi para Lakota yang terluka.
Prajurit lainnya segera menaiki kuda mengejar para Lakota, termasuk mengejar para wanita dan anak-anak.
Sejarawan Dee Brown memperkirakan ada 300 Lakota yang terbunuh atau terluka.
Lakota yang masih hidup dibawa ke Pine Ridge Reservation.
Tentara menderita 25 korban jiwa dan 39 di antaranya terluka.[5]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: 22 Desember 856 - Gempa Bumi Damghan, Tewaskan 200 Ribu Orang
Baca: Hari dalam Sejarah: 18 Desember 1856 – Kelahiran J.J. Thomson, Fisikawan Inggris Penemu Elektron
Kelanjutan dan kontroversi #
Setelah badai salju selama tiga hari, militer mempekerjakan para warga sipil untuk mengubur para Lakota yang tewas.
Mereka dikumpulkan dalam sebuah kuburan massal.
Pada waktu itu orang Amerika umumnya menyetujui pembantaian tersebut.
Banyak non-Lakota yang hidup di sekitar reservasi menafsirkan pertempuran tersebut sebagaai kekalahan sekte yang kejam.
Para prajurit kemudian menerima Medals of Honor setelah peristiwa itu.
Aktivis pribumi Amerika meminta medali tersebut ditarik kembali karena tidak pantas.
Pada 2001, National Congress of American Indians mengeluarkan dua reoslusi yang mengutuk medali itu.
Wounded Knee Battlefield kemudian dinyatakan sebagai National Historic Landmark pada 1965.[6]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: 17 Desember 1905 – Kelahiran Simo Hayha, Sniper Paling Mematikan di Dunia
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: 16 Desember 1773 – Pesta Teh Boston, Protes Terhadap UU Teh di Amerika
(Tribunnewswiki.com/Febri)
| Peristiwa | Pembantaian Wounded Knee |
|---|
| Pada | 29 Desember 1890 |
|---|
Sumber :
1. wikivisually.com
2. www.britannica.com
3. www.ushistory.org
4. www.history.com