Dituntut 6 Poin Oleh Mahasiswa soal Karhutla, Gubernur Sumsel Siap Mundur Jika Tak Sanggup Penuhi

Mahasiswa menuntut enam poin kepada Gubernur Sumsel, Herman Deru, soal karhutla yang tengah terjadi.


zoom-inlihat foto
mahasiswa-beri-enam-tuntutan-pada-gubernur-sumsel-soal-karhutla.jpg
KOMPAS.COM/AJI YULIANTO KASRIADI PUTRA
Gubernur Sumsel Herman Deru ketika menerima perwakilan dari mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) yang tergabung dalam Gerakan Aliansi Sumsel Melawan Asp (Gasma) saat melakukan aksi terkait Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Selasa (17/9/2019).


Namun, saat itu, hanya ada Wakil Gubernur di lokasi.

Sedangkan Gubernur Sumsel sedang melakukan peninjauan di lokasi kebakaran Taman Sriwijaya di Kabupaten Ogan Ilir.

Baca: Minta Pemerintah segera Sikapi soal Kabut Asap, Uya Kuya: Kondisi Ini Jadi Perhatian Luar Biasa

Para mahsiswa ini pun masih bersikukuh agar segera ditemui.

Wakapolda Sumsel Brigjen Rudi Setiawan mencoba untuk menenangkan massa dengan naik ke atas mobil komando koordinator aksi.

Namun, para massa aksi tersebut langsung menutup jalur saat Brigjen Rudi hendak menuju ke arah mobil komando.

Petugas polisi yang membawa tameng pun langsung menjauhkan Wakapolda Sumsel dari kerumunan massa hingga akhirnya kericuhan terjadi.

Petugas akhirnya memukul mundur para massa aksi hingga menyebabkan tiga mahasiswa mengalami luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.

"Kami inginnya Gubernur, kami ingin Gubernur menyatakan komitmennya secara langsung. Karena beliau lagi ada di Palembang. Kami harap jangan pikirkan petinggi negara, pikirkan masyarakat yang milih dia," kata Ni'matul Hakiki Vebri Awan.

Baca: Singapura Bentuk Satgas dan Tawarkan Bantuan ke Indonesia terkait Kabut Asap

Ni'matul mengatakan, para massa mengahalangi Wakpolda Sumsel untuk menuju ke mobil komando karena ingin mencegah kericuhan terjadi. Namun, jenderal bintang satu itu tetap mencoba naik ke atas mobil komando.

"Wakapolda ingin naik ke mobil komando, itu lebih rawan kericuhan, sehingga kami cegah. Namun, saat kami cegah, bapak-bapak polisi membawa tameng bawa pukulan. Sebenarnya dari kami koordinator sudah menenangkan massa, tapi polisi mengejar," ujar dia.

(TribunnewsWIKI/Kompas.com/Aji YK Putra/Widi Hermawan)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved