Singapura Bentuk Satgas dan Tawarkan Bantuan ke Indonesia terkait Kabut Asap

Pemerintah Singapura akan melakukan pembentukan satuan tugas atau satgas (task force) untuk memerangi kabut asap.


zoom-inlihat foto
kabut-asappp.jpg
Kompas.com/Andi Muhammad Haswar
Kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran lahan disejumlah titik di Kalsel, Sabtu (7/9/2019).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di wilayah Provinsi Riau, menimbulkan dampak yang sangat besar.

Kabut asap tersebut merembet ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Sehingga hal tersebut menyebabkan kualitas udara di Singapura memasuki tingkatan tidak sehat.

Baca: 5 Fakta Dampak dari Kabut Asap di Riau: Warga Mengungsi hingga Sekolah Diliburkan

Hal tersebut membuat Pemerintah Singapura akan melakukan pembentukan satuan tugas atau satgas (task force) untuk memerangi kabut asap yang telah menyelimuti selama satu pekan terakhir.

Dilansir oleh Kompas.com dari The Straits Times, melaporkan pada Selasa (17/9/2019) pagi, gugus tugas kabut asap itu terdiri dari 28 lembaga pemerintah yang bakal dipimpin oleh Badan Lingkungan Nasional (NEA).

Pembentukan satgas untuk meminimalisir dampak kabut asap serta mempersiapkan penanganan yang tepat dan berjenjang jika kondisi kabut asap memburuk.

Ilustrasi: Kabut asap menyelimuti jalan akses menuju jembatan Siak IV di Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Riau, Senin (9/9/2019). Berdasarkan pantauan satelit yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, di Riau terpantau 289 titik, hotspot terbanyak terpantau di Kabupaten Indragiri Hilir 185 titik, kemudian Pelalawan 57 titik, Indragiri Hulu 31 titik, Bengkalis 4 titik, Meranti dan Kampar masing-masing 2 titik, dan Dumai, Kuansing, serta Rokan Hilir masing-masing 1 titik. Sedangkan di provinsi tetangga paling parah ada di Jambi 504 titik, Sumatera Selatan 332 titik, Lampung 70 titik, Bangka Belitung 66 titik, Kepulauan Riau 14 titik, dan Sumatera Barat 3 titik.
Ilustrasi: Kabut asap menyelimuti jalan akses menuju jembatan Siak IV di Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Riau, Senin (9/9/2019). Berdasarkan pantauan satelit yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, di Riau terpantau 289 titik, hotspot terbanyak terpantau di Kabupaten Indragiri Hilir 185 titik, kemudian Pelalawan 57 titik, Indragiri Hulu 31 titik, Bengkalis 4 titik, Meranti dan Kampar masing-masing 2 titik, dan Dumai, Kuansing, serta Rokan Hilir masing-masing 1 titik. Sedangkan di provinsi tetangga paling parah ada di Jambi 504 titik, Sumatera Selatan 332 titik, Lampung 70 titik, Bangka Belitung 66 titik, Kepulauan Riau 14 titik, dan Sumatera Barat 3 titik. (Tribun Pekanbaru/Theo Rizky)

NEA menegaskan kesiapan serta kesanggupan untuk menangani kabut asap ini.

Dikutip dari Kompas.com, NEA menerangkan perencanaan sudah ada di tempat untuk melindungi kesehatan warga Singapura terutama kaum manula, ibu hamil, anak-anak, serta penderita gangguan jantung dan paru-paru.

Data terakhir pada Selasa (17/9/2019) pagi, angka PSI berada di rentang 84-91, yang menunjukkan kualitas udara sedang.

Sementara itu, Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura Massagos Zulkifli mengatakan akan menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyebabkan kabut asap.

Baca: Dampak Kabut Asap di Pontianak, Bandara Supadio Lumpuh, 37 Penerbangan Dibatalkan

"Seperti sebelum-sebelumnya, Singapura siap membantu untuk memadamkan api yang sedang membara. Singapura telah resmi menawarkan bantuan teknis dan akan menerbangkannya jika diminta oleh Indonesia," ujar Massagos, dikutip dari Kompas.com.

Selain itu, ia mengatakan bahwa persoalan kabut asap ini perlu kerja sama yang lebih kuat di antara negara-negara anggota ASEAN.

"Kembalinya kabut asap merupakan peringatan akan seriusnya masalah yang telah mendera ASEAN selama bertahun-tahun. Kabut asap mencemari udara yang kita hirup dan memancakan gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim," kata Massagos.

Sebagaimana diketahui, hingga kini sejumlah titik api di lahan gambut yang tersebar di beberapa wilayah di Bumi Lancang Kuning.

Petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru berusaha memadamkan kebakaran lahan seluas dua hektare di Jalan Siak 2 Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru, Senin (2/9/2019). Kebakaran lahan dikawasan itu telah terjadi sejak hari Kamis (29/8/2019) lalu. Berdasarkan pantauan satelit yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Stasiun Pekanbaru, terpantau 150 hotspot yang tersebar di beberapa Kabupaten dan Kota di Riau. Terbanyak terpantau di Kabupaten Rokan Hilir 49 titik, Pelalawan 30 titik, Bengkalis 25 titik, Meranti 16 titik, Indragiri Hulu 13 titik, Indragiri Hulu 13 titik, Kampar 2 titik, Kuansing dan Siak masing-masing 1 titik. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY
Petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru berusaha memadamkan kebakaran lahan seluas dua hektare di Jalan Siak 2 Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru, Senin (2/9/2019). Kebakaran lahan dikawasan itu telah terjadi sejak hari Kamis (29/8/2019) lalu. Berdasarkan pantauan satelit yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Stasiun Pekanbaru, terpantau 150 hotspot yang tersebar di beberapa Kabupaten dan Kota di Riau. Terbanyak terpantau di Kabupaten Rokan Hilir 49 titik, Pelalawan 30 titik, Bengkalis 25 titik, Meranti 16 titik, Indragiri Hulu 13 titik, Indragiri Hulu 13 titik, Kampar 2 titik, Kuansing dan Siak masing-masing 1 titik. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY (TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa kabut asp tersebut juga berasal dari karhutla di Jambi dan Sumatera Selatan.

Kabut asap telah membuat kualitas udara di Riau kian memburuk.

Baca: 12 Orang Jadi Korban Kabut Asap Karhutla Riau, di Antaranya Anak-anak dan Ibu Menyusui

Dampak yang dialami akibat kabut asap ini ialah banyaknya masyarakat yang tidak berani keluar rumah akibat kabut asap.

Kabut asap tersebut membuat sejumlah warga mengalami batuk filek, sesak nafas, pusing, demam, dan muntah-muntah.

Selain itu beberapa sekolah di Pekanbaru juga terpaksa harus diliburkan akibat kabut asap karhutla makin pekat.

Tak hanya siswa sekolah, mahasiswa juga turut diliburkan sejak, Kamis (12/9/2019).

Baca: Singapura Keluhkan Kualitas Udara Terancam Akibat Kabut Asap Kebakaran Hutan di Indonesia





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved