Namun kondisi tersebut tak menyusutkan semangat Septian meraih apa yang dicita-citakannya.
Kepiawaiannya menguasai materi baris-berbaris mampu mengantarkannya bergabung dalam Paskibraka Jakarta Utara angkatan 2019.
“Capaian saya saat ini bukanlah apa-apa tanpa restu dan doa orangtua,” kata Septian.
Ayah Septian, Muhamad Yasin mengungkapkan Paskibraka mengubah gaya hidup anaknya menjadi lebih disiplin.
Lebih rajin membantu orangtua, baik membersihkan rumah maupun membeli stok kopi yang dijualnya.
Bahkan, anaknya kini terbiasa hidup sederhana.
Salah satunya terbiasa memakan makanan yang dihangatkan kembali atau makanan sisa.
“Perbedaannya cukup jauh. Septian jadi lebih disiplin. Lebih mau diajak hidup sederhana. Ya namanya juga anak bontot, pasti maunya dimanja. Tapi sekarang sudah jauh berbeda setelah ikut Paskibraka,” ceritanya.
Dia berharap, bergabungnya Septian dalam Paskibraka Jakarta Utara menjadi jembatan capaian cita-cita menjadi seorang pilot.
Meski Yasin menyadari dalam benaknya sangat sulit membiayai dengan kemampuan ekonomi seperti saat ini.
“Dia (Septian) cita-citanya mau sekolah penerbangan. Mau jadi pilot. Mudah-mudahan ini (Paskibraka) jadi jembatan menggapai cita-citanya,” katanya.
Muhamat Asraf, Anggota Paskibraka yang sepatunya Sobek
Muhamat Asraf adalah salah satu Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ( Paskibraka) yang mewakili Provinsi Riau di tingkat nasional.
Asraf akan menjadi salah satu pengibar sang merah putih pada Upacara Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia (HUT RI) di Istana Negara pada Sabtu (17/8/2019) nanti.
Tapi, perlu diketahui seperti apa perjuangan Asraf hingga menjadi Paskibraka nasional.
Muhamat Asraf adalah seorang anak yatim.
Dia tinggal bersama ibunya di Desa Bina Baru, Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten Kampar.
Baca: LENGKAP Nama-nama 68 Paskibraka dari 34 Provinsi, Bertugas di Istana Presiden pada 17 Agustus 2019
Baca: 17 AGUSTUS - Prosedur dan Kriteria Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional
Bocah kelahiran tahun 2002 itu anak bungsu dari tiga bersaudara.
Saat ini ia duduk di bangku kelas 2 di SMAN 1 Kampar Kiri Tengah.
Ibu Asraf bernama Atik mengaku tidak menyangka anaknya bisa lolos menjadi Paskibraka nasional.
Saat ini anaknya sudah berada di Jakarta.