TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hari Ini, Sabtu 17 Agustus 2019, Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan ke-74.
Biasanya akan dimulai dengan upacara 17 Agustus di pagi hari dan pengibaran bendera merah putih oleh pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka).
Nah, ini ada lagi satu kisah inspiratif datang dari seorang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dari Jakarta Utara.
Bukan main harunya kedua orangtua Ridwana Septian Nurardian (16) ketika mendengar anaknya terpilih sebagai Paskibraka.
Baca: 17 AGUSTUS: 10 Ucapan HUT ke-74 Kemerdekaan RI Keren Dibagikan ke WhatsApp, FB, IG dan Twitter
Baca: 17 AGUSTUS: Upacara Bendera
“Alhamdulillah anak saya bisa masuk dalam tim Paskibraka ini,” ucap Siti Maimunah, saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Utara. Jumat (16/8/2019).
Diketahui, Pemerintah Kota Jakarta Utara mengukuhkan 51 Paskibraka angkatan 2019, Jumat (16/8/2019)
Mereka akan mengemban tugas pertama kalinya, dalam upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-74 pada Sabtu (17/8/2019) besok.
Terlihat Siti Maimunah (47) tak kuasa menitikan air mata saat menyaksikan anaknya tampak gagah.
Septian yang tampak tegap menggunakan Pakaian Dinas Upacara (PDU) saat dikukuhkan.
Pencapaian yang telah didapatinya hingga hari ini membuat kedua orangtuanya sangat bangga hingga tak kuasa menahan haru.
Bersama 50 Paskibraka lainnya, Septian terbukti mampu melewati berbagai proses seleksi Paskibraka.
Seleksi yang tidak mudah dan cukup ketat dilaluinya selama beberapa bulan terakhir ini.
Siti bercerita, dirinya masih sangat mengingat saat Septian meminta doa restu untuk mengikuti seleksi Paskibraka tingkat kecamatan, Maret 2019 lalu.
Niat Septian pun berbuah Restu dan disambut baik olehnya.
Doa pun selalu dipanjatkannya agar agar anak ke-tiganya itu lulus seleksi.
Hingga kini, diketahui Septian masih aktif di dunia Paskibra SMAN 75 Jakarta.
“Anak saya ikut ekstrakulikuler Paskibra di sekolahnya sejak kelas satu. Saat naik ke kelas dua, dia ikut seleksi untuk tingkat kota,” kata Siti.
Diketahui, Septian memang bukan terlahir dari keluarga berkecukupan.
Kedua orangtua Septian merupakan penjual kopi seduh di Kampung Semper, Cilincing, Jakarta Utara.
Berada dalam kesederhanan, Siti dan suaminya Muhamad Yasin (52) pun terpaksa harus membagi makanan yang dimiliki kepada tiga anaknya.