17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Arie Frederik Lasut

Arie Frederik Lasut adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang juga merupakan seorang ahli pertambangan dan geologis.


zoom-inlihat foto
ariefrederiklasut.jpg
kolase detiknews dan wikimedia
Arie Frederik Lasut

Arie Frederik Lasut adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang juga merupakan seorang ahli pertambangan dan geologis.




  • Informasi #


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Arie Frederik Lasut adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang juga merupakan seorang ahli pertambangan dan geologis.

Arie Frederik Lasut lahir di Kapataran, Lembean Timur, Minahasa, 6 Juli 1918.

Arie Frederik Lasut meninggal di Pakem, Sleman, Yogyakarta, 7 Mei 1949 pada umur 30 tahun.

Arie Frederik Lasut  pernah terlibat dalam perang kemerdekaan Indonesia dan pengembangan sumber daya pertambangan dan geologis pada saat-saat permulaan negara Republik Indonesia.

Arie Frederik Lasut adalah putera tertua dari delapan bersaudara.

Arie Frederik Lasut lahir dari pasangan Darius Lasut dan Ingkan Supit.

Adik Arie Frederik Lasut yang bernama Willy Lasut sempat menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara. (1)

Arie Frederik Lasut mendapat penghargaan Pahlawan Pembela Kemerdekaan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969. (2)

Arie Frederik Lasut
Arie Frederik Lasut (pahlawancenter.com)

 

Baca: PAHLAWAN NASIONAL - Agustinus Adisutjipto

Baca: PAHLAWAN NASIONAL - Agus Salim

  • Pendidikan #


Arie Frederik Lasut bersekolah di HIK (Hollands Inlandse School), sebuah sekolah di Tondano, Ambon.

Arie Frederik Lasut  berpindah sekolah dari ambon ke Bandung karena dirinya mendapat predikat siswa terbaik.

Di Bandung Arie Frederik Lasut pindah ke sekolah umum tingkat atas (Algemeene Middlebare School) dengan jurusan IPA di Jakarta.

Setelah tamat dari AMS tahun 1937, Arie Frederik Lasut meneruskan ke sekolah kedokteran yang sekarang menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia namun terhenti karena kesulitan biaya.

Arie Frederik Lasut sempat bekerja di Departemen Ekonomi milik Belanda selama setahun.

Pada tahun 1939 Arie Frederik Lasut mendaftar beasiswa dan diterima untuk masuk ke sekolah Teknik (ITB), namun Arie Frederik Lasut tidak dilanjutkannya karena persyaratan dari Belanda yang mengharuskan menjadi warna negara Belanda namun ditolak olehnya.

Akhirnya Arie Frederik Lasut gagal menjadi dokter dan insinyur.

Tahun 1939 itu Arie Frederik Lasut mengikuti ujian masuk kursus asisten geologi pada Dienst van den Mijnbuow (Direktorat Jendral Geologi dan Sumber Daya Mineral saat ini).

Arie Frederik Lasut lulus dua terbaik dari 400 peserta, dan di sinilah Arie Frederik Lasut bertemu dengan Soenoe Soemosoesastro.

Arie Frederik Lasut dan Soenoe Soemosoesastro menjadi asisten geologi pribumi pertama di Indonesia.

Selama mengikuti kursus, Arie Frederik Lasut juga masuk dalam CORO (Corps Opleiding Reserve Officer) yang dilatih oleh Belanda untuk membantu pertahan melawan Jepang. (1)

  1. Hollandsch Inlandsche School (HIS; sekarang Sekolah Dasar), Tondano (1924)
  2. Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK), Tondano
  3. Algemene Middelbare School (AMS; sekarang Sekolah Menengah Atas), Tondano
  4. Sekolah tinggi Geneeskundige Hooge School (GHS), Jakarta,
  5. Technische Hooge School (THS), Bandung (1938)
  6. Asistent Geologen Cursus, Bandung (1939-1941). (2)
Arie Frederik Lasut
Arie Frederik Lasut (upload.wikimedia.org)

  • Karier #


Berikut jabatan yang pernah diduduki oleh Arie Frederik Lasut

  1. Wakil ketua dewan Buruh dan wakil kepala pusat pusat Djawatan Tambang dan Geologi
  2. Kepala Pusat dan Kepala Bagian Perusahaan pusat Djawatan Tambang dan Geologi
  3. Kepala Bagian Geologi. (2)
Arie Frederik Lasut
Arie Frederik Lasut (awsimages.detik.net.id)

  • Perjuangan #


Arie Frederik Lasut tergabung dalam KRIS (Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi), sebuah gerakan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Arie Frederik Lasut sering ikut merebutkan pos-pos yang dijaga Belanda, mengambil senjatanya dan membagikan kepada anak buahnya.

Arie Frederik Lasut yang juga berjuang bersama adiknya, Willy Lasut (TNI AD) juga membantu para pejuang dengan menyumbangkan bahan-bahan kimia pembuat bom yang ia ambil dari laboratoriumnya.

Sebagai seorang kepala Djawatan, Arie Frederik Lasut paham betul pentingnya dokumen-dokumen yang berisi informasi kekayaan pertambangan negara ini.

Arie Frederik Lasut beberapa kali memmindahkan kantor Djawatannya ke berbagai tempat guna menghindari Belanda.

Kantor Djawatan milik Arie Frederik Lasut dipindah dari Bandung ia berpindah ke Tasikmalaya, kemudian ke Magelang.

Arie Frederik Lasut juga sempat melarikan dokumen-dokumen tersebut ke Bukittinggi, lalu kembali ke Magelang, dan terakhir ia berpindah ke Yogyakarta.

Selama pelariannya, Arie Frederik Lasut dan Soenoe mendirikan sekolah Geologi untuk mencetak generasi-generasi penerus.

Di samping jabatannya sebagai kapala Djawatan Geologi, Arie Frederik Lasut tergabung dalam KNIP (Komite Nasional Indonesia Poesat) dengan wewenang setara DPR saat ini.

Arie Frederik Lasut juga masuk dalam anggota delegasi Mohamad Roem dalam berunding dengan Van Roijen.

Jabatan-jabatan penting Arie Frederik Lasut semakin membuat ia menjadi incaran Belanda.

Beragam cara yang dikeluarkan Belanda agar Arie Frederik Lasut mau bekerjasama dan memberikan dokumen-dokumen penting tentang kekayaan pertambangan Indonesia ini.

Belanda mengeluarkan beberapa tawaran kepada Arie Frederik Lasut  mulai dari jabatan tinggi, gaji dan fasilitas mewah, bahkan sekolah di luar negeri.

Namun semua tawaran tersebut kembali ditolak mentah-mentah oleh Arie Frederik Lasut.

Setelah segala upaya bujuk rayu kepada Arie Frederik Lasut gagal, dan usaha terakhir Belanda untuk menariknya dalam perundingan Roem Royen pun kandas. Hal ini membuat Belanda semakin meradang.

Puncaknya kemarahan Belanda yaitu pada tanggal 9 Mei 1949, Belanda masuk radiogram dari Jakarta menyatakan kepada Komandan Pasukan Belanda di Yogyakarta bahwa Arie Frederik Lasut secepat mungkin dihilangkan.

Arie Frederik Lasut kemudian "dijemput" di kediaman dan dibawa ke Pakem, Kaliurang.

Dalam perjalan Arie Frederik Lasut menerima berbagai siksaan agar mau memberitahukan informasi dan dokumen-dokumen kekayaan geologi Indonesia.

Arie Frederik Lasut tetap tidak mau memberitahukan, hal tersebut menimbulkan semangat berani mati untuk bangsa dan negaranya.

Hingga akhirnya Arie Frederik Lasut  ditembak dengan keji oleh Belanda.

Arie Frederik Lasut meninggal di hari tepat ditandatanginya perjanjian Roem Roijen di usia 30 tahun.

Jenazahnya ditemukan terbujur kaku mengenakan celana dan kaus putih serta tangan yang menggenggam granat.

Arie Frederik Lasut gugur sebagai pahlawan dalam menjaga dokumen dan informasi mengenai kekayaan negara yang ada padanya.

Untuk mengenang perjuangan Arie Frederik Lasut, pemerintah memberikan gelar pahlawan Nasional melalui SK Presiden RI No. 12/T.K/1969 tanggal 20 Mei 1969. Bersama rekannya, Arie Frederik Lasut dan Soenoe juga dinobatkan menjadi bapak Pertambangan Indonesia. (1)

Arie Frederik Lasut
Arie Frederik Lasut (kolase detiknews dan wikimedia)

Baca: PAHLAWAN NASIONAL - Andi Abdullah Bau Massepe

Baca: PAHLAWAN NASIONAL - Wilhelmus Zakaria Johannes

  • Wafat #


Arie Frederik Lasut ditembak mati oleh Belanda pada 7 Mei 1949 di daerah Pakem (sekitar 7 kilometer di utara Yogyakarta).

Jenazah Arie Frederik Lasut kemudian dimakamkan di Kintelan Yogyakarta, di sebelah makam istrinya, Nieke Maramis, yang telah lebih dulu meninggal pada Desember 1947. (2)

Berkat perjuangannya untuk Indonesia, Pemerintah RI menganugerahkan gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional kepada Arie Frederik Lasut dengan Surat Keputusan Presiden No. 012/TK/TH 1969 tanggal 20 Mei 1969. (3)

(Tribunnewswiki.com/Wiene)



Info Pribadi
Nama Arie Frederik Lasut
Jabatan Kepala Pertambangan dan Geologi Republik Indonesia Ke-1
Tanggal Lahir 6 Juli 1918
Tempat Lahir Minahasa, Sulawesi Utara, Hindia Belanda
Wafat Yogyakarta, 7 Mei 1949
Kebangsaan Indonesia
Penghargaan Pahlawan Nasional


Sumber :


1. www.goodnewsfromindonesia.id
2. biografi-tokoh-ternama.blogspot.com
3. pahlawancenter.com


Penulis: Wiene wardhani
Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved