Informasi #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Haji Agus Salim dikenal sebagai salah satu tokoh pejuang kemerdekaan indonesia yang dijuluki ‘The Grand Old Man’.
Haji Agus Salim merupakan tokoh dari partai islam yakni Sarekat Islam pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Haji Agus Salim juga merupakan sosok yang dikenal ahli dalam diplomasi memperjuangkan kedaulatan Indonesia dimata Internasioanl, baik sebelum Indonesia merdeka maupun sesudah Indonesia merdeka.
Atas jasa-jasanya terhadap Indonesia, Haji Agus Salim diberikan gelar Pahlawan Indonesia oleh pemerintah indonesia. (1)
Haji Agus Salim lahir dengan nama asli Mashudul Haq yang berarti “pembela kebenaran”.
Haji Agus Salim Lahir di Kota Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884.
Haji Agus Salim merupakan anak keempat Sultan Moehammad Salim yang berprofesi sebagai seorang jaksa di sebuah pengadilan ketika masa pemerintahan kolonial Belanda. (1)
Pendidikan #
Haji Agus Salim adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang terkenal dalam sebuah organisasi bernama Sarekat Islam.
Haji Agus Salim lahir dari pasangan Soetan Salim gelar Soetan Mohamad Salim dan Siti Zainab.
Pada usia muda, Haji Agus Salim telah menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing ; Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan Jerman.
Pada 1903 Haji Agus Salim lulus dari HBS (Hogere Burger School) atau sekolah menengah atas dengan predikat lulusan terbaik di tiga kota, yakni Surabaya, Semarang, dan Jakarta.
Haji Agus Salim juga pernah menempuh pendidikan di sekolah khusus anak-anak Eropa di Europeesche Lagere School (ELS).
Haji Agus Salim mencoba melanjutkan ke sekolah dokter di Belanda. Namun, permohonan beasiswanya tidak diluluskan pemerintah Belanda,
Setelah R.A. Kartini yang mendengar berita mengenai Haji Agus Salim, ia memberi rekomendasi, pemerintah Belanda pun memberi beasiswa.
Karena merasa tersinggung, Haji Agus Salim menolak beasiswa tersebut.
Haji Agus Salim memilih berangkat ke Jedah, Arab Saudi, untuk bekerja sebagai penerjemah di konsulat Belanda pada tahun 1906-1911.
Di Arab Saudi, Haji Agus Salim memperdalam ilmu agama Islam dan mempelajari diplomasi.
Haji Agus Salim juga belajar beragam bahasa, seperti Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, Arab, Turki, dan Jepang.
Haji Agus Salim memilih kembali ke Indonesia, pada tahun 1915.
Haji Agus Salim kemudian masuk ke dalam Serikat Islam (SI) pada masa kepemimpinan H.O.S. Cokroaminoto .
Dalam waktu singkat, Haji Agus Salim dan H.O.S. Cokroaminoto menjadi kawan baik dan bekerja sama demi masa depan Indonesia.
Haji Agus Salim lantas dipercaya menggantikan Cokroaminoto di Volksraad pada 1922-1925.
Seiring bergesernya gaya perjuangan SI ke arah non kooperatif, H.O.S. Cokroaminoto mundur dari Volksraad.
H.O.S. Cokroaminoto kemudian aktif di JIB (Jong Islamieten Bond) dan bekerja sebagai jurnalis. (1)
Karier politik #
Haji Agus Salim terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun 1915 di Harian Neratja sebagai Redaktur II.
Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi, Haji Agus Salim menikah dengan Zaenatun Nahar dan dikaruniai 8 orang anak.
Kegiatan Haji Agus Salim dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta.
Haji Agus Salim kemudian mendirikan Surat kabar Fadjar Asia, selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies enInformatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO).
Bersamaan dengan dibukanya kantor Advies enInformatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO), Haji Agus Salim terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.
Pada tahun 1915, Haji Agus Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto.
Haji Agus Salim juga berperan sebagai salah satu anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945.
Karena kepiawaian Haji Agus Salim dalam hubungan Internasional, ia dipercaya sebagai menteri muda luar negeri kabinet Sjahrir II dan III, serta menjabat sebagai menteri luar negeri pada kabinet Amir Sjarifuddin dan Hatta.
Di antara tahun 1946-1950 Haji Agus Salim merupakan laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia,sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (The Grand Old Man).
Haji Agus Salim pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan di tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.
Pada tahun 1952, Haji Agus Salim menjabat sebagai Ketua di Dewan Kehormatan PWI.
Jabatannya sebagai Ketua di Dewan Kehormatan PWI menjadi penutup karir Haji Agus Salim di dunia kancah politik.
Haji Agus Salim beralih menghabiskan masa tuanya sebagai penulis buku.
Buku yang ditulis Haji Agus Salim berjudul "Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid Harus Dipahamkan". Buku tersebut kemudian diperbaiki menjadi "Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal". (2)
Peran #
Berikut jabatan yang pernah diduduki oleh Haji Agus Salim:
- Anggota Volksraad (1921-1924)
- Anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945
- Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947
- Pembukaan hubungan diplomatik Indonesiadengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947
- Menteri Luar Negeri KabinetAmir Sjarifuddin 1947. (2)
Karya tulis #
Karya Tulis
- Riwayat Kedatangan Islam di Indonesia
- Dari Hal Ilmu Quran
- Muhammad voor en na de Hijrah
- Gods Laatste Boodschap
- Jejak Langkah Haji Agus Salim (Kumpulan karya Agus Salim yang dikompilasi koleganya, Oktober 1954)
Karya terjemahan
- Menjinakkan Perempuan Garang (dari The Taming of the Shrew karya Shakespeare)
- Cerita Mowgli Anak Didikan Rimba (dari The Jungle Book karya Rudyard Kipling)
- Sejarah Dunia (karya E. Molt) (2)
Wafat #
Haji Agus Salim wafat pada 4 November 1954 dalam usia 70 tahun.
Haji Agus Salim dimakamkan di taman makam pahlawan Kalibata, Jakarta.
Pemerintah Rl menghargai jasa-jasa yang telah disumbangkan Haji Agus Salim kepada bangsa dan tanah air.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.657 tahun 1961 tanggal 27 Desember 1961, Haji Agus Salim dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Indonesia. (3)
(Tribunnewswiki.com/Wiene)
| Info Pribadi |
|---|
| Nama | Haji Agus Salim |
|---|
| Nama Lahir | Masyhudul Haq |
|---|
| Jabatan | Menteri Muda Luar Negeri Indonesia ke-1 |
|---|
| Masa Jabatan | 12 Maret 1946 – 3 Juli 1947 |
|---|
| Lahir | Koto Gadang, Agam, Sumatra Barat, Hindia Belanda |
|---|
| Tanggal Lahir | 8 Oktober 1884 |
|---|
| Wafat | 4 November 1954 (umur 70) |
|---|
| Kebangsaan | Indonesia |
|---|
| Anak | 8 |
|---|
| Profesi | Jurnalis, Diplomat |
|---|
| Penghargaan | Pahlawan Nasional |
|---|
Sumber :
1. www.biografiku.com
2. www.biografi.co.id
3. pahlawancenter.com