Perusahaan ini Mendirikan pabrik tenun pertama di tahun 1982.
Kemudian Sritex mulai Memperluas pabrik dengan 4 lini produksi (pemintalan, penenunan, sentuhan akhir dan busana) dalam satu atap pada 1992.
Lanjut di tahun 1994, perusahaan Sritex menjadi produsen seragam militer untuk NATO dan Tentara Jerman.
Bahkan Sritex berhasil selamat dari Krisis Moneter di tahun 1998 dan berhasil melipatgandakan pertumbuhannya sampai 8 kali lipat dibanding waktu pertama kali terintegrasi pada tahun 1992 di tahun 2001.
Pada tahun 2010, perusahaan tekstil yang berbasis di Sukoharjo ini dengan derasnya persaingan global, Sritex mampu menaklukkan segala tantangannya.
Dengan derasnya persaingan global, Sritex mampu menaklukkan segala tantangannya di tahun 2012.
PT Sri Rejeki Isman Tbk di tahun 2013 secara resmi terdaftar sahamnya (dengan kode ticker dan SRIL) pada Bursa Efek Indonesia.
Di tahun berikutnya, 2014, Iwan S. Lukminto menerima penghargaan sebagai Businessman of the Year dari majalah Forbes Indonesia dan sebagai EY Entreprenuer of the Year 2014 dari Ernst & Young.
Setahun kemudian, ekspansi Sritex melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Ibu Puan Maharani dan Menteri Perindustrian, Saleh Husin.
Penyerahan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai Pelopor dan Penyelenggara Penciptaan Investor Saham Terbesar Dalam Perusahaan.
Penyerahan Penghargaan Intellectual Property Rights Award 2015 dalam kategori piala IP Enterprise dari WIPO (World Intellectual Property Organization).
Baca: Klarifikasi Pihak Sritex Atas Tersangkutnya Nama Gibran dalam Proyek Pembuatan Tas Bantuan Kemensos
Dianugerahi sebagai Top Performing Listed Companies in Textile and Garment Sector pada tahun 2015 dari Majalah Investor.
Di tahun 2016, Sritex menerima penghargaan Best Performance Listed Companies pada tahun 2016 dari Majalah Investor.
Menerima penghargaan Best Enterprise Achievers pada tahun 2016 sebagai Perusahaan Lokal Raksasa dari Obsession Media Group.
Menerima penghargaan sebagai penerbit terbaik dalam kategori Ragam Industri pada Bisnis Indonesia Awards di tahun 2016.
Berhasil menerbitkan obligasi global senilai 350 juta Dollar Amerika yang akan jatuh tempo pada tahun 2021.
Sritex juga sukses meningkatan Modal melalui Non Pre-emptive Rights (“PMTHMETD”) maksimum sebesar 10 persen dari total modal yang dikeluarkan
Perusahaan Sritex juga berhasil menerbitkan obligasi global senilai 150 juta Dollar Amerika yang akan jatuh tempo pada tahun 2024.
Raksasa tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang. Sritex diketahui harus menanggung utang menggunung dan kesulitan melunasinya.