Mediasi Buntu, Wali Kota Tangerang Instruksikan Tembok Beton yang Halangi Rumah Warga Dibongkar

Penulis: Archieva Nuzulia Prisyta Devi
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dinding sepanjang kurang lebih 300 meter yang menutupi akses Asep beserta keluarga yang tinggal menetap di gedung fitness di balik dinding tersebut. Lokasi dinding dan gedung fitness itu berada di Tajur, Ciledug, Kota Tangerang, Banten.

Selain menetap di sana, keluarga Asep juga melanjutkan pengelolaan fitness sejak 2016 hingga saat ini.

Diketahui, dari delapan anggota keluarganya, empat diantaranya adalah anak kecil.

Masing-masing berumur 2 tahun, 5 tahun, 6 tahun, dan 7 tahun.

Pada Oktober 2019, salah satu mantan pemilik gedung tersebut membangun dua dinding sepanjang jalan gang rumah Asep dnegan jarak antar dinding sekitar 2,5 meter.

Saat itu, anak mantan pemilik gedung itu memberikan akses bagi keluarga Asep, yakni jalan keluar atau masuk selebar 2,5 meter.

Kemudian, pada 21 Februari, si anak mantan pemilik gedung itu menutup total akses satu-satunya yang dimiliki keluarga Asep.

Baca: Begini Dampak Rumah Warga Ditutup Tembok di Ciledug, Bocah Harus Menanjak, Anggota FItness Berkurang

Potret warga Jalan Akasia Nomor 1 RT 04/03, Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang harus memanjat tembok beton setinggi dua meter untuk keluar masuk rumahnya di kawasan Tajur, Kota Tangerang, Senin (15/3/2021).

Kesulitan Akses Keluar atau Masuk Kediaman

Asep mengungkap, aktifitas empat anak yang ada di gedung tersebut sangat terhambat, karena ditutupnya akses satu-satunya itu.

Alasannya, kedua dinding itu terlalu tinggi untuk anak-anak.

Untuk mengatasinya, Asep serta keluarga pun meletakkan tangga serta kursi agar dinding itu dapat dilewati.

"Buat anak-anak naik tangga kan susah. Rawan jatoh juga mereka kalau naik tangga, jadinya ya mereka main antar anggota keluarga aja. Enggak main sama anak-anak tetangga," papar Asep ketika ditemui, Minggu (14/3/2021) sore.

Asep bercerita, sebelum dinding tersebut ditutup total, keempat anak itu kerap kali bermain bersama anak-anak tetangga sekitar.

Asep khawatir, jika anak-anak terluka karena keberadaan kawat berduri yang membentang sepanjang dua dinding itu.

Bahkan, Asep mengaku pernah terluka lantaran kawat berduri tersebut.

"Anak kecil ya kaya dipenjara aja. Harus manjat, susah. Biasa ke supermarket mereka, sekarang susah. Temennya ya sekarang dari keluarga aja," ungkapnya.

Baca: Akses Jalan Ditembok, 4 Keluarga Terisolir Terpaksa Harus Memutar Melalui Saluran Air

Menurut Asep, padahal di antara keempat anak itu, ada yang harus mengambil kelas tambahan dan les mengaji tiap sore hari.

Sementara itu, beberapa diantaranya ada yang sudah mulai sekolah.

"Ada yang sudah sekolah, tapi kan sekolah online. Tiap sore tapi mereka ngaji, mereka juga pernah jatoh waktu naik tangga itu. Kayunya roboh," tutur dia.

Mengenai parkir kendaraan pribadi, Asep menumpangkan kendaraan bermotornya di rumah atau gedung tetangganya.

"Kendaraan nitip di tetangga. Alhamdulillah punya tetangga baik," ujar dia.

(TribunnewsWiki/cva)

Baca selanjutnya soal akses rumah warga ditutup tembok betok di sini

 


Penulis: Archieva Nuzulia Prisyta Devi
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer