SOSOK Moeldoko: Panglima Pilihan SBY yang Bantah Isu Kudeta, Sekarang Pimpin Demokrat Kontra AHY

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan keterangan pers di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Keterangan pers tersebut untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terkait tudingan kudeta AHY dari kepemimpinan Ketum Demokrat demi kepentingan Pilpres 2024.

Selain Moeldoko, nama Marzuki Alie juga menjadi calon ketum.

Baca: Tanggapi Gugatan Jhoni Allen, Andi Mallarangeng : Lebih Baik Bikin Partai Baru Bersama Moeldoko

Baca: Kritikan Din Syamsuddin Pemicu Pelaporan GAR ITB, dari Balasan ke Moeldoko hingga UU Cipta Kerja

Kendati demikian dia mengundurkan diri dan ditetapkan menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

Dalam forum yang sama, kepemimpinan AHY dinyatakan demisioner.

"Memutuskan pertama Dewan Pimpinan Pusat 2020-2021 yang diketuai AHY dinyatakan demisioner," ucap Jhoni.

Belum ada respon dari Partai Demokrat kubu AHY.

Dulu Bantah Kudeta, Minta Tidak Ditekan

Beberapa waktu lalu, Moeldoko sempat tegas membantah isu kudeta.

Bahkan Moeldoko kaget dengan persoalan internal partai yang masih belum selesai, ketika namanya terang-terangan disebut SBY.

"Memang belum selesai di Demokrat? Saya pikir sudah selesai. Kan saya enggak ngikutin ya," kata Moeldoko di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (25/2/2021), dikutip Tribunnews.

Dirinya mengaku tak mengikuti perkembangan kasus itu.

"Sehingga dalam 3 minggu terakhir ini saya sibuk mengurusi itu ya. 3-4 minggu terakhir ini. Sehingga saya ga ngerti tuh perkembangan internal seperti itu, saya pikir sudah selesai," katanya.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (purn) Moeldoko di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/6/2019)(KOMPAS.com/Haryantipuspasari) (Kompas.com)

Terkait hal ini, Moeldoko meminta semua pihak yang menudingnya tak terus-terusan menekan dirinya.

"Jadi janganlah menekan-nekan saya. Saya diam, jangan menekan-nekan dan saya ingin mengingatkan semuanya ya," katanya.

Karena dia mengaku sama sekali tak tahu tentang kudeta Demokrat.

"Jadi saya berharap jangan menekan saya seperti tadi saya katakan, saya tidak tahu situasi itu, saya pesan seperti itu saja karena saya punya hak seperti apa yang saya yakini. Itu saja makasih," pungkasnya.

SBY terang-terangan sebut nama Moeldoko

Mantan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono buka suara terkait isu kudeta.

Dalam pidatonya, SBY secara terang-terangan menyebut nama Moeldoko.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu juga menyebut sederet nama yang menurutnya hanya dicatut Moeldoko, termasuk Presiden Jokowi.

Pidato SBY itu disampaikan saat memberikan pengarahan kepada pimpinan dan seluruh kader Partai Demokrat pada Senin, 22 Februari 2021, dan diunggah Kamis (24/2/2021).

Mulanya SBY bersumpah tetap menjadi kader Demokrat.

"Insya Allah sepanjang hayat dikandung badan, saya akan tetap menjadi kader Partai Demokrat dan akan menjadi benteng dan bhayangkara partai ini menghadapi siapapun yang mengganggu, merusak, merebut dan menghancurkan partai kita. Ini sumpah saya. Sumpah dan kesetiaan saya di hadapan Tuhan YME," tegasnya.

Kemudian dirinya langsung menyorot kudeta.

"Bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli partai Demokrat saya katakan dengan tegas dan jelas Partai Demokrat nor for sale. Partai kami bukan untuk diperjual belikan meskipun Partai Demokrat bukan partai yang kaya raya dari segi materi, kami tidak tergiur dengan uang anda berapapun besarnya," ujarnya.

"Saya tidak percaya orang luar yang hendak mendongkel kepemimpinan Partai Demokrat dan kebetulan memiliki jabatan penting di pemerintahan itu sungguh mencintai partai. Yang dia inginan hanya kekuasaan semata. Kekuasaan yang hendak digunakan untuk maju Pilpres 2024," ucapnya.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan paparan saat Refleksi Pergantian Tahun Partai Demokrat di Jakarta, Rabu (11/12/2019) malam. SBY pada Kamis, (5/3/2021), mengatakan dirinya merasa malu dan berasalah karena pernah mempercayai Moeldoko. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Ia terang-terangan menyebut nama Kepala Staf Presiden Moeldoko.

"Secara pribadi, saya sangat yakin bahwa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden jokowi. Saya juga yakin Jokowi punya integritas yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu," ujarnya.

Kemudian ia menyebut nama-nama yang ia yakini hanya dicatut.

"Partai Demokrat meyakini yang dilakukan Moeldoko itu sangat mengganggu dan merugikan nama baik beliau. Sementara itu, saya juga punya keyakinan bahwa nama Menkopolhukam Mahfud MD, dan Menkumham Yasonna Laoly juga dicatut namanya."

"Demikian juga nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan KaBIN Jenderal Budi Gunawan yang juga disebut-sebut namanya. Partai Demokrat tetap percaya bahwa para pejabat tersebut memiliki integritas, betul betul tidak tahu menahu dan tidak masuk diakal mengganggu Partai Demokrat," bebernya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/A Nur/Ka)



Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer