Antibodi yang distimulasi vaksin tersebut, bertugas untuk mencegah virus asli menginfeksi sel sehat pada tubuh di masa mendatang.
5. Vaksin AstraZeneca-Oxford
Dokumen Covax memaparkan, vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan diproduksi Serum Institute of India dapat disahkan WHO pada Januari atau Februari.
Vaksin Covid-19 AstraZeneca-Oxford memiliki tingkat efikasi 70 oersen.
"Vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan diproduksi Serum Institute of India (SII) dapat disahkan WHO pada Januari atau Februari," menurut dokumen Covax seperti dilansir Reuters, Jumat (22/1/2021).
Diberitakan sebelumnya, vaksin AstraZeneca-Oxford dibuat didasarkan pada adenovirus simpanse, yang dimodifikasi untuk menghasilkan protein di dalam sel manusia yang juga diproduksi oleh Covid-19.
Baca: Jubir Kemenkes Beri Alasan Pemerintah Tak Beri Kuota Vaksin untuk Penyintas Covid-19
Baca: Mendagri Tito Karnavian: Vaksin Bukan Obat untuk Menyembuhkan Orang dari Covid-19
Artinya, vaksin vektor virus dibuat dari versi yang dilemahkan dari virus flu biasa yang menyebabkan infeksi pada simpanse.
Virus flu simpanse telah diubah secara genetik untuk memasukkan urutan genetik dari apa yang disebut protein spike yang digunakan virus corona untuk masuk ke sel manusia.
Dilansir Reuters (31/12/2020), vaksin virus corona AstraZeneca-Oxford disebut manjur dalam mencegah infeksi Covid-19 bergejala dengan tingkat efektivitas sebesar 70,4 persen.
Angka ini diperoleh dari 5.807 orang yang mendapat vaksin dua dosis setelah 30 hari, dibandingkan dengan 101 dari 5.829 orang yang mendapat plasebo.
6. Vaksin yang diproduksi SK Bioscience, Korea Selatan
Vaksin yang diproduksi di Korea Selatan di SK Bioscience, berdasarkan kalender sementara yang diterbitkan WHO, dapat disetujui Badan PBB pada paruh kedua Februari.
Sebelumnya telah diberitakan jika Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) berencana menyetujui sejumlah vaksin.
Vaksin-vaksin ini akan diberikan ke negara miskin dalam hitungan minggu hingga bulan depan.
Langkah WHO ini bertujuan supaya negara-negara miskin segera mendapatkan vaksin virus corona, seperti dilansir dari CNA, Kamis (21/1/2021).
Hal ini mengingat banyak negara miskin dengan pendapatan kecil kesulitan dalam memberikan vaksin Covid-19.
Kondisi tersebut disebabkan oleh keterbatasan teknologi sampai sumber daya dari negara miskin tersebut.
Seperti diketahui, Covax - skema global pendistribusian vaksin yang dipimpin WHO - berkeinginan mengirimkan setidaknya 2 miliar dosis vaksin Covid-19 di seluruh dunia tahun ini.
Yakni dengan setidaknya sebanyak 1,3 miliar dikirimkan ke negara-negara miskin.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 6 Vaksin yang Akan Disetujui WHO, dari AstraZeneca hingga Sinovac