Kini, beberapa negara telah memulai program vaksinasi untuk memerangi pandemi Covid-19.
Sejak awal Desember, uji coba vaksin di Inggris telah rampung dan mulai melakukan penyuntikan pada warganya.
Dengan demikian, Inggris menjadi negara pertama yang melakukan vaksinasi di luar uji coba.
Langkah yang sama juga diikuti oleh negara lain.
Baca: Pemerintah Sudah Keluarkan Aturan Jadwal dan Tahapan Vaksinasi, Disesuaikan dengan Sejumlah Faktor
Berikut adalah daftar negara yang telah menyetujui dan mulai memberikan vaksin COVID-19 kepada populasinya sebagaimana ditulis Al Jazeera:
1. Inggris Raya
Pada 8 Desember, Margaret Keenan, seorang nenek berkebangsaan Inggris berusia 90 tahun, menjadi orang pertama di dunia yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 di luar uji coba.
Tetapi tak lama setelah program vaksinasi diluncurkan, Inggris memberlakukan tindakan penguncian yang ketat setelah jenis Virus Corona yang baru dan lebih menular ditemukan.
Baca: Beredar Isu WHO Sebut Vaksin Sinovac Paling Lemah, BPOM Beri Tanggapan
Baca: Fakta Vaksin Covid-19 Buatan China: Harga Jauh di Atas Vaksin Buatan Oxford hingga Diplomasi Vaksin
Suntikan pertama vaksin virus corona kepada warga diberikan di ibu kota UEA, Abu Dhabi, pada 14 Desember.
Negara Teluk yang kaya minyak telah menyetujui Pfizer-BioNTech dan vaksin Sinopharm buatan China untuk digunakan secara massal.
3. Amerika Serikat
Pada hari yang sama, AS juga mulai memberikan vaksin Pfizer, dengan perawat perawatan kritis di New York City, Sandra Lindsay, menjadi orang Amerika pertama yang menerimanya.
Pfizer-BioNTech telah diberikan kepada lebih dari satu juta orang sejak program tersebut dimulai bahkan saat otoritas AS telah menyetujui vaksin kedua yang dibuat oleh Moderna.
Pasien COVID-19 pertama yang diinokulasi di Kanada adalah seorang wanita berusia 89 tahun dari Quebec yang menerima vaksin Pfizer pada 14 Desember.
Negara Amerika Utara, bersama dengan tetangganya AS, juga telah menyetujui vaksin Moderna untuk program imunisasi masal.
Arab Saudi, negara yang terkena dampak terburuk di Semenanjung Arab dengan lebih dari 360.000 kasus yang tercatat, termasuk 6.148 kematian, memulai kampanyenya dengan vaksin Pfizer-BioNTech pada 17 Desember.