Saat aksinya, saya nggak bisa memberontak sama sekali. Bisa jadi karena faktor capek, di-support sama obat tidurnya," kata SW.
Diselidiki Polda Jatim
Sementara itu, kasus pelecehan seksual fetish kain jarik yang diduga dilakukan Gilang tengah diselidiki lebih lanjut oleh Polda Jatim..
Tim Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim turun tangan menyelidiki kasus fethis kain jarik yang sebelumnya viral di media sosial.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko memastikan saat ini tim Siber Polda Jatim sedang menelusuri akun milik Gilang yang diduga melakukan pelecehan seksual sesama jenis.
Hingga saat ini, kata Trunoyudo, belum ada korban pelecehan seksual yang melapor ke polisi terkait dugaan aksi tersebut.
Namun, menurut dia, tanpa berbekal laporan masyarakat pun, bukan berarti polisi tidak bisa melakukan penyelidikan.
"Polisi tetap melakukan penyelidikan sebagai bentuk memberikan kepastian hukum dan membuat masyarakat aman dan terlindungi," terang Trunoyudo, saat dikonfirmasi, Jumat (31/7/2020).
Pihaknya pun meminta agar masyarakat tidak segan melapor jika pernah dirugikan atau menjadi korban aksi tersebut.
Baca: Kasus Fetish Jarik Viral, Korban Mengaku Jijik dan Berharap Pelaku G Segera Mendapat Hukuman
Fetish ramai diperbincangkan di media sosial setelah adanya kasus Gilang yang memiliki fetish kain jarik, viral di Twitter.
Fetish merupakan sebuah penyimpangan seksual yang bisa membuat orang tersebut mengagumi suatu objek secara berlebihan.
Fetish bisa dimiliki oleh seseorang yang tertarik dengan benda-benda non seksual.
Misalnya bagaimana seseorang merasa bergairah saat melihat guling, stocking, atau melihat sepatu berhak tinggi.
Fetish disebut sebagai sesuatu yang wajar, mengingat hal ini adalah variasi dalam aktivitas seksual.
Baca: Sebelum Kedapatan Mempunyai Fetish Jarik, G Pernah Diarak Warga karena Kepergok Asusila
Baca: Kasus Fetish Jarik Viral, Korban Mengaku Jijik dan Berharap Pelaku G Segera Mendapat Hukuman
Umumnya, fetish dengan benda apapun tidak menjadi masalah selama tidak merugikan orang lain.
“Kalau dalam istilah kesehatan mental ya, fetish tidak menimbulkan penderitaan dan tidak menimbulkan gangguan fungsi,” kata dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ dikutip dari Kompas.com, Jumat (31/7/2020).
Namun Andreas mengatakan bahwa fetish bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan.
“Fetish bukan penyakit yang bisa disembuhkan.
Itu kan ketertarikan kita, (misalnya) oh saya suka yang lebih muda atau yang lebih tua, saya suka yang pakai seragam ini.