Perang Dagang dan Naikkan Tarif Impor Produk China, India Bersiap Korbankan Masyarakat Kelas Bawah

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masyarakat lapisan kelas bawah India, terancam paling terdampak dengan kebijakan perang dagang terhadap luar negeri, termasuk dengan China.

Total ada 225 perusahaan besar China yang berinvestasi langsung di India sepanjang tahun 2003 hingga 2020.

Investor terbesar asal China yakni perusahaan telekomunikasi seperti Huawei dan Xiaomi.

Beberapa perusahaan raksasa lainnya dari China juga tengah menjajaki penambahan nilai investasi di India, termasuk membangun basis produksi. Mereka adalah ZTE, Benling, Dezan Shira, Wafangdian, dan Vivo.

[Peringatan: Foto mengandung konten sensitif]. FOTO: Terlihat foto Presiden Xi Jinping dibakar oleh massa India yang marah. (SAM PANTHAKY / AFP)

Dilansir dari Business Insider, tercatat 4 dari 5 merek handphone paling mendominasi di India berasal dari Negeri Tirai Bambu.

Samsung yang berasal dari Korea, jadi satu-satunya merek non-China yang berada di urutan 5 besar tersebut.

Harga yang murah namun dengan spesifikasi tinggi, membuat smartphone dari pabrikan China sulit tergantikan di India, terutama di kalangan masyarakat menengah dan menengah ke bawah.

Untuk menekan biaya, pabrikan ponsel pintar di China juga membangun pusat produksi di India. Merek paling laris di pasaran India adalah Xiaomi dengan pangsa pasar sebesar 30%.

Artinya, 3 dari 10 orang di India adalah pengguna ponsel besutan perusahaan yang didirikan Lei Jun pada 2010 tersebut.

Di luar itu, India sebelum pandemi virus corona, juga mendapatkan keuntungan sangat besar dari lonjakan turis asing dari China.

Baca: Suasana Pemakaman Kolonel Santosh Babu, Pimpinan Batalion India yang Tewas oleh Tentara China

Baca: Pertemuan Trilateral India, China, Rusia Siap Digelar 23 Juni 2020 Bahas Konflik Perbatasan

India juga sulit melepaskan dari ketergantungan pada barang-barang murah dari China.

Perang dagang dengan China bisa memicu kalangan menengah ke bawah dalam kondisi yang sangat sulit.

Selama ini, warga miskin di India banyak menggunakan produk-produk buatan China yang lebih terjangkau. Mereka juga sangat sensitif dengan harga.

Contoh saja produk pendingin ruangan, warga miskin di India bakal kesulitan jika harus mengganti AC buatan China dengan pabrikan Jepang yang harganya jauh lebih mahal.

"Kita harus bisa mandiri sebisa mungkin, tetapi kita tidak bisa memisahkan dari dunia."

"India harus terus mempertahankan diri menjadi bagian dari rantai pasokan global dan tidak memboikot barang-barang dari China," kata pemimpin Kongres India, Chidambaram dikutip dari Livemint.

(Tribunnewswiki.com/Ris)

Sebagian artikel tayang di Kontan.co.id dengan judul India nyalakan sinyal perang dagang, akan naikkan tarif impor 300 produk dari China.



Penulis: Haris Chaebar
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer