Sementara itu, dr. Andreas menyampaikan, manfaat sinar surya yang paling utama adalah membantu sintesis vitamin D pada tubuh.
Kebanyakan kasus kekurangan vitamin D disebabkan oleh kurangnya pajanan sinar surya di luar ruangan.
Vitamin D dapat diproduksi di kulit melalui reaksi fotosintesis yang dipicu oleh pajanan radiasi UV-B.
Efisiensi produksi tergantung pada jumlah foton UV-B yang menembus kulit, yakni suatu proses yang dapat dibatasi oleh pakaian, kelebihan lemak tubuh, tabir surya, dan melanin pigmen kulit.
dr. Andreas menuturan, tanpa vitamin D yang cukup, tulang tidak akan terbentuk dengan baik.
Kadar vitamin D yang rendah juga akan memicu dan memperburuk osteoporosis pada pria dan wanita.
Baca: Seandainya Jadi Digelar Tanpa Penonton, MotoGP 2020 Tetap Bisa Raup Ratusan Miliar Rupiah
Baca: Kasus Positif Covid-19 Capai 20 Ribu Sehari, Trump Berencana Bubarkan Gugus Tugas Virus Corona
Pada anak-anak, hal itu dapat menyebabkan rakhitis, penyakit yang ditandai oleh retardasi pertumbuhan dan berbagai kelainan bentuk tulang, termasuk ciri khas kaki yang bengkok.
“Vitamin D adalah antioksidan yang cukup tersedia di kulit, berperan penting dalam metabolisme kalsium,” jelas dr. Andreas.
Luas paparan area tubuh terpapar sinar surya mempunyai peranan penting dalam sintesisnya vitamin D.
Semakin luas kulit yang terpapar, maka kian sedikit energi surya yang dibutuhkan.
Begitu juga sebaliknya, semakin rendah area yang terpapar, berarti risiko juga semakin rendah.
Vitamin D yang cukup bermanfaat dalam memelihara imunitas atau daya kekebalan tubuh seseorang.
dr. Andreas pun menuturkan, berdasar hasil kajian berbagai faktor yang dapat memengaruhi energi sinar UV-B dalam pembentukan vitamin D, maka Perdoski merekomendasikan beberapa hal berikut terkait dengan aktivitas berjemur:
Berjemur memang dapat membentuk vitamin D. Namun, vitamin D juga bisa diperoleh dari makanan bergizi.
Sebanyak 10 persen kebutuhan vitamin D dapat diperoleh dari makanan bergizi seperti:
- Keju
- Susu
- Telur
- Ikan salmon
- Sayuran hijau tua
Imunitas atau kekebalan tubuh yang baik sudah terbukti mampu menangkal infeksi.