IDI Sebut Kasus Kematian Covid-19 di Indonesia Dua Kali Lipat Lebih Banyak dari Data Pemerintah

Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Persatuan Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Daeng M. Faqih saat ditemui di kantor pusat IDI, di Jakarta Pusat, Jumat (31/1/2020).

Dia bahkan menyebut, bahwa data yang diupdate setiap harinya oleh pemerintah bisa jadi adalah data satu atau dua minggu yang lalu.

Sebab antara waktu pengetesan, proses dan pengumuman hasilnya bisa memakan waktu satu minggu.

Sehingga konteks pernyataanya terkait jumlah pasien meninggal terkait corona yang mencapai 1.000 itu juga berkaitan dengan jumlah tes yang sedikit dan waktunya yang lama.

Karena itu pihaknya mendorong agar tes virus corona di Indonesia dipercepat dan diperluas.

Daeng mengungkapkan, dengan tes yang dipercepat dan diperluas maka penemuan kasus akan semakin cepat dan tepat.

Selain untuk menghindari fenomena gunung es yang ia sebut tadi.

"Yang ditemukan sekian, tetapi sebenarnya yang aslinya lebih besar dari itu," kata Daeng.

"Saya sebenarnya menekankan pesan dari Presiden Jokowi untuk mempercepat tes itu tadi karena angka positif atau kematian akan lebih besar bila itu dilakukan," pungkas Daeng.

Baca: Dianggap Sukses Tangani Covid-19, Kini Kasus di Singapura Justru Melonjak: Didominasi Pekerja Migran

Baca: Sebulan Lebih Hanya di Rumah karena Covid-19, Spanyol Pertimbangkan Anak-anak Bisa Aktivitas di Luar

Baca: China Jadi Negara Paling Awal Terkena Virus Corona, Donald Trump Sebut Harus Ada Konsekuensinya

(TRIBUNNEWSWIKI/Magi, KOMPAS/Dandy Bayu Bramasta)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "IDI Sebut Angka Kematian Terkait Corona di Indonesia Lebih dari 1.000 Kasus"



Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer