Beberapa produk alkes hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh pasar," jelas dia.
Ia mengatakan, dilema industri alkes dalam negeri, juga harus menghadapi masalah kesulitan bahan baku hingga komponen untuk memproduksinya dalam negeri.
Karena negara dengan industri alkes yang sudah maju, memiliki rantai pasok yang sudah memadai.
"Indonesia harus membangun kemampuan Industri bahan dasar dan setengah jadi untuk industri alkes, jika ingin mengurangi impor.
Baca: Chord Kunci Gitar Ratu - Lelaki Buaya Darat, Mulutnya Manis Sekali Tapi Hati Bagai Serigala
Baca: Chord Kunci Gitar Jamrud - Rasa Cinta Padamu, Memang Ku Sadari Aku Rindu Padamu
Peran ini dapat dilakukan oleh BUMN dan industri nasional yang sudah mapan.
Industri hilir (produk jadi) alkes dapat akses ke komponen lokal dengan harga ekonomis, tanpa harus tergantung impor," kata dia.
Hal inilah yang perlu dibenahi oleh pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor alkes.
"Akan tetapi membatasi produk impor, tanpa mempersiapkan kemampuan industri dalam negeri akan menjadi langkah yang tidak tepat untuk menjaga ketersediaan barang.
Kalau keliru akan menggangu pelayanan rumah sakit dan pasien," kata Ahyahudin.
Produksi alat kesehatan merupakan industri yang terkait dengan rantai pasok.
Sehingga, pengurangan atau bahkan mandiri alkes bisa dilakukan dengan meniru Korea Selatan atau China.
"Indonesia harus membangun industri alkes dalam negeri secara komprehensif, terstruktur, dan konsisten.
Indonesia adalah negeri yang belum memiliki pondasi yang kuat untuk menjadi negara Industri," kata Ahyahudin.
"Indonesia harus belajar dari kegagalan memiliki brand nasional di bidang otomotif, smartphone, dan lainnya.
Kita harus belajar dari Jepang yang dapat menyamai industri Eropa-Amerika, dan kemudian ditiru oleh Korea," tambah dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erick Thohir: Ada Mafia Besar yang Buat Bangsa Kita Sibuk Impor Alkes" dan Asosiasi Alkes Jelaskan Soal Mafia Impor yang Disinggung Erick Thohir