Pasalnya, China telah memperkuat pengaruh di lembaga dunia, tak terkecuali WHO.
Maka tak heran jika Presiden Donald Trump terus-terusan menyebut adanya bias WHO dengan China.
Diberitakan The New York Times, China menyumbang sebagian kecil anggaran WHO.
Jumlah itu tak seberapa dibanding dana yang digelontorkan AS.
Namun pemerintah telah melobi WHO untuk mempromosikan pengobatan tradisional Tiongkok, meski ada keraguan di kalangan ilmuwan mengenai efektivitasnya.
"Ini adalah bagian dari upaya China untuk lebih aktif terlibat dalam lembaga internasional," kata Huang, pakar kesehatan global.
"Itu tidak akan menyenangkan setiap negara atau setiap pemeran, tetapi itu akan memengaruhi agenda WHO."
Alih-alih meruntuhkan pengaruh China, Washington Post justru menilai sebaliknya.
Serangan Donald Trump pada WHO dinilai bisa membuka peluang meningkatnya pengaruh China di dunia, terutama dalam bidang kesehatan.
Dalam beberapa tahun terakhir, China memandang lembaga internasional sebagai ruang utama untuk membentuk tatanan internasional yang baru.
Beijing sendiri berhasil mendukung pemilihan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengalahkan calon lain yang dijagokan AS.
Selain itu, Beijing juga telah mengambil peran baru dalam membentuk norma-norma hak asasi manusia di lembaga HAM PBB.
Dengan membentuk berbagai lembaga sendiri, seperti Shanghai Cooperation Organization dan Asian Infrastructure Investment Bank, China telah mempersempit ruang gerak institusi regional seperti Uni Eropa.
Hal-hal itu telah menunjukkan kekuatan dan pengaruh China di tataran internasional.
Para pengamat Barat menggambarkan langkah China sebagai cara yang menyeramkan, menggunakan peluang yang ada untuk memajukan kepentingan sendiri.
Namun, sejatinya cara semacam ini bukan hal baru.
Hanya saja, sedikit mengejutkan lantaran dunia masih terbiasa dengan monopoli AS.
AS Masih Bisa Berperan, Seandainya Mau
Baca: Setelah Panic Buying Borong Tisu Toilet, Kini Warga AS Berbondong-bondong Beli Pencukur Jenggot
Baca: AS-China Saling Tuding, PM Singapura Sempat Berseru Dunia Akan Cari Pemimpin Lain Tangani Covid-19
Berkembangnya pengaruh China bukan berarti runtuhnya kejayaan Amerika Serikat.
AS masih bisa memainkan peran, seandainya mau mengambil peluang dan berani berkompetisi.