Sebuah kota terakhir sebelum basecamp, Namche, terpantau juga kosong.
Para pemandu, porter / juru angkut, tukang masak, dan para pekerja pendukung aktivitas naik gunung lainnya harus berjalan kaki menuruni lereng dengan tangan kosong.
“Akibat musim (pendakian) dibatalkan, maka tak ada yang mendapat pekerjaan. Dari mulai penerbangan, toko-toko, hingga para porter/juru angkut, tidak ada pekerjaan.
“Semua orang pulang,” kata Pemba Galzen Sherpa, yang mengaku telah mencapai puncak Everest selama 14 kali.
Seorang pemandu, Damian Benegas yang sering mengantarkan tim pendaki ke Everest selama hampir dua dekade mengatakan bahwa para porter dan pekerja dapur lah yang paling terpukul atas penutupan ini.
Menurutnya, dua pekerjaan tersebut bergantung dengan aktivitas pendakian.
Ia juga menyebut bahwa dua pekerjaan ini sering membuat jalannya pendakian berjalan dengan baik
“Orang-orang itu tak punya rencana lain ataupun cadangan serta sejumlah kesepakatan bahwa ekspedisi pendakian akan terus berjalan,” tutur Damian Benegas.