Helmy Yahya Bongkar Kondisi TVRI Sebelum Jabat Dirut, 72 Persen SDM di Atas 40 Tahun, Tak Ada Tukin

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Helmy Yahya didampingi kuasa hukumnya Chandra M. Hamzah saat memberikan keterangan pers terkait pemberhentian dirinya sebagai Direktur Utama TVRI di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2020).(KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Helmy Yahya bongkar kondisi TVRI sebelum dirinya jabat posisi Direktur Utama, 70 persen karyawan berusia di atas 40 tahun, rating bawah, anggaran minim.

Mantan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Helmy Yahya mengakui dirinya sejatinya enggan menjadi pimpinan di televisi milik negara tersebut.

Dirinya pun mengaku tak menyesal meski telah dipecat.

"Apakah saya menyesal (dipecat)? Tentu saja tidak."

"Bagi saya inilah pengalaman hidup yang sangat mahal," ujar Helmy Yahya saat rapat dengar pendapat umum dengan Komisi l DPR, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Helmy menjelaskan, dua setengah tahun yang lalu, dirinya berdiskusi dengan kakaknya, Tantowi Yahya.

Dalam diskusi tersebut, ada pembahasan soal kondisi TVRI yang sangat sulit dibenahi menjadi lebih baik.

"Saya ikutin dia (Tantowi Yahya), tapi ada godaan lebih besar, seseorang datang ke saya," ungkap Helmy Yahya.

Seseorang tersebut, kata Helmy Yahya, menyebut diri saya menjadi besar dan kesejahteraan selama ini didapat dari dunia televisi.

Bahkan, TVRI pernah menjadi tempatnya belajar.

"Iya saya belajar 10 tahun di TVRI."

"Dia bilang tidak terpikir kamu untuk kembangi dan kembali ke dunia televisi, terutama TVRI?"

"Saya berunding dengan istri saya, dan saya lanjutkan mengikuti menjadi direktur utama."

"Dan alhamdulillah saya terpilih pada 29 November 2017," sambung Helmy Yahya.

Setelah masuk ke TVRI sebagai direktur utama, Helmy Yahya mengaku kaget.

Sebab, apa yang dikatakan Tantowi Yahya benar.

Kondisi televisi negara tersebut sangat memprihatinkan.

"Beberapa tahun yang lalu, usia SDM tidak ideal."

"4.800 karyawan kami, 72 persen usianya non milenial atau kolonial, di atas 40 tahun."

"Tentu ini tidak ideal untuk media, sebuah lembaga yang bergerak dalam industri kreatif," beber Helmy Yahya.

Halaman
123


Penulis: Putradi Pamungkas

Berita Populer