Desak Putu Tiara meghembuskan nafas terakhir di RSU Kertha Husada.
Diketahui ia telah menjalani perawatan selama lima hari.
Desak Putu Tiara pernah menjadi pembawa baki ketika upacara penurunan bendera 17 Agustus 2019, di Taman Kota Singaraja.
Berikut ini adalah fakta-fakta mengenai meninggalnya Desak Putu Tiara yang dirangkum oleh Tribun Bali.
Baca: Pembalap Indonesia di CEV Moto2, Gerry Salim akan Ikuti Balap Ketahanan 8 Hours of Sepang
Baca: VIRAL Asisten Masinis Jajan di Warung saat Lokomotif Berhenti, Begini Klarifikasi dari PT KAI
Meninggalnya Desak Putu Tiara berawal saat ia mengeluh demam dan sakit di bagian kepala sekitar seminggu lalu.
Senin (28/10/2019), Tiara meminta izin pada gurunya saat masih jam sekolah karena tidak enak badan.
Dilansir Tribun Bali, pihak keluarga kemudian menjemput Tiara dan dibawa sang ayah, Dewa Gede Sugiarta, ke dokter praktik.
Suhu tubuh Tiara yang tak kunjung turun akhirnya membuat keluarga membawa gadis 17 tahun ini ke RSUD Buleleng untuk melakukan cek darah.
Namun, karena kamar inap di RSUD Buleleng penuh, Tiara dibawa ke RS Kertha Husada.
Saat mendapat perawatan di ICU RS Kertha Husada, Tiara sempat menolak ketika akan dipasangi peralatan medis.
Pihak medispun terpaksa memberikan obat penenang untuk Tiara.
Selang beberapa menit kemudian, kondisi Tiara semakin melemah dan langsung tak sadarkan diri.
"Sudah dilakukan pengecekan darah dan lendir. Hasilnya negatif. Sampai sempat di tes HIV, hasilnya juga negatif."
"Dokter juga bingung Tiara itu sakit apa dan obat apa yang harus diberikan."
"Jadi selama di ICU dia hanya diberikan cairan infus, cairan makanan dan oksigen," kisah kakek Tiara, Dewa Sadnyana.
Lebih lanjut, Sadnyana mengatakan sempat keluar cairan berwarna hijau pekat dari hidung Tiara,
Menurut dokter, cairan tersebut menandakan paru-paru dan jantung Tiara telah rusak.
Juga lambung siswi SMAN 3 Singaraja ini dinyatakan bocor.