Dilansir Tribunnews.com, Selasa (5/11/2019), kasus Novel Baswedan terjadi pada 11 April 2017, namun hingga saat ini belum bisa diungkap siapa pelaku sebenarnya.
Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan target untuk menyelesaikan kasus Novel ini, tapi tetap belum dapat terselesaikan.
Hingga akhirnya, setelah pelantika Kapolri baru yaitu Jenderal (Pol) Idham Azis, dirinya ditugaskan untuk segera mengungkap kasus Novel Baswedan sampai Desember 2019.
Baca: Terpilih Secara Aklamasi Jabat Kapolri, Berikut Sederet “PR” yang Menanti Komjen Idham Azis
Novel Baswedan pun berharap kepada Idham Azis untuk mengusut kasus penyiraman air keras terhadap dirinya dan segera menemukan pelakunya.
"Kita semua mendoakan, semoga Kapolri yang baru amanah, saya juga berharap semoga Pak Kapolri tidak lupa dengan kewajibannya, terutama dengan penyerangan terhadap diri saya, dan juga kawan-kawan di KPK lainnya," ungkap Novel, sebagaimana dikutip dari tayangan KompasTV.
Novel Pesimistis
Sementara itu, Novel Baswedan mengaku pesimistis terkait kasusnya akan terungkap meski Kapolri telah berganti.
Hal itu dikarenakan, Idham Azis adalah mantan Kabareskrim yang gagal mengungkap kasusnya.
Baca: Idham Azis
Baca: Tenggat Waktu 3 Bulan Habis, Kasus Novel Baswedan Tak Kunjung Ada Kejelasan
"Kalau bicara harapan, haruslah punya harapan, cuman kan sekarang kan Pak Idham kan sudah berapa lama jadi Kabareskrim. Beliau diam saja, beliau bukannya enggak tahu harusnya," ungkap Novel di kampus Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Kamis (31/10/2019), dikutip dari Kompas.com.
Meski demikian, Novel mengaku tetap mendorong Idham Azis untuk mengungkap dan menuntaskan kasusnya serta perkara yang menimpa pegiat antikorupsi lainnya.
Keterangan Moeldoko
Baca: Moeldoko
Mengutip Kompas.com, Selasa (5/11/2019), Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, memberi penjelasan jika kasus Novel Baswedan bukan kasus yang mudah untuk diselesaikan.
Alasan tersebut yang sampai saat ini membuat polisi belum bisa mengungkapkan pelaku penyiraman air keras Novel Baswedan.
"Kasus Novel seolah-olah mudah tapi padahal nggak mudah juga," kata Moeldoko dalam wawancara khusus dengan Kompas.com di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Menurut Moeldoko, pencarian barang bukti berjalan sulit karena kejadian pada waktu pada waktu Subuh.
Selain itu, minimnya saksi mata dan juga rekaman CCTV yang yang berada di lokasi kejadian penyerangan.
Pelaku yang pada saat itu menyiram air keras kepada Novel wajahnya tidak terlihat jelas, diketahui pelaku mengendarai sepeda motor.