Novel Baswedan pun menanggapi tudingan dari seorang warganet itu.
Tuduhan muncul karena ada cuplikan video yang menunjukkan Novel Baswedan dapat melihat setelah diserang orang tak dikenal.
Melalui keterangan tertulis yang disampaikan kuasa hukumnya, Alghiffari Aqsa, Novel menjelaskan bahwa video itu diambil pada kurun waktu April-Juli 2017.
Novel mengatakan, saat itu ia belum menjalani operasi osteo odonto keratoprosthesis (OOKP).
"Saat itu belum dilakukan operasi OOKP pada mata kiri saya karena Prof Donald Tan sedang upayakan dengan stem cell dengan cara dipasang selaput membran plasenta pada kedua mata saya untuk menumbuhkan jaringan yang sudah mati," kata Novel, Selasa (5/11/2019), dikutip dari Kompas.com.
Novel mengaku upaya tersebut tidak menemui hasil hingga Agustus 2017.
Dalam waktu enam bulan diperkirakan kedua mata Novel tak dapat melihat sepenuhnya.
Baca: Novel Baswedan
Baca: Baru Dilantik, Jokowi Beri Waktu Satu Bulan kepada Kapolri Baru untuk Ungkap Kasus Novel Baswedan
Novel baru saja menjalani operasi OOKP yang akhirnya membuat kondisi mata Novel terlihat rusak seperti yang terlihat saat ini.
"Saat itu bila orang lihat mata kiri saya seperti tidak sakit, bahkan tidak merah dan bening, seperti kelereng."
"Tapi sebenarnya selnya justru sudah banyak yang mati dan fungsi melihatnya sangat kurang," ujar Novel.
Bahkan, Novel menganggap wajar jika orang awam mengira dirinya tidak sakit.
Novel mengaku bahwa proses pengobatannya masih berjalan dan didampingi oleh perwakilan dari KPK.
Ia memastikan jika setiap perkembangan dan proses pengobatan dirinya selalu dilaporkan kepada pimpinan KPK.
Sebelumnya, beredar video viral di media sosial terkait kasus penyerangan Novel Baswedan dituding rekayasa.
Dalam video tersebut terdapat seorang perempuan yang mempertanyakan kebenaran kasus Novel karena ia melihat pada tayangan telivisi yang memperlihatkan Novel Baswedan masih bisa melirik dengan kondisi matanya itu.
"Video tersebut di-share 19 April dan kejadian dia kena siram air keras itu kalau enggak salah tanggal 19 April."
"Yang aku pertanyakan, saat Novel Baswedan tertangkap kamera dari TV NET, kalau dia sedang disorot sama TV NET gitu, kok matanya masih bisa melirik seperti biasa ke arah kamera."
"Sedangkan katanya kena air keras," ujar perempuan dalam video tersebut.
Idham Azis dituntut usut kasus Novel Baswedan
Dilansir Tribunnews.com, Selasa (5/11/2019), kasus Novel Baswedan terjadi pada 11 April 2017, namun hingga saat ini belum bisa diungkap siapa pelaku sebenarnya.
Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan target untuk menyelesaikan kasus Novel ini, tapi tetap belum dapat terselesaikan.
Hingga akhirnya, setelah pelantika Kapolri baru yaitu Jenderal (Pol) Idham Azis, dirinya ditugaskan untuk segera mengungkap kasus Novel Baswedan sampai Desember 2019.
Baca: Terpilih Secara Aklamasi Jabat Kapolri, Berikut Sederet “PR” yang Menanti Komjen Idham Azis
Novel Baswedan pun berharap kepada Idham Azis untuk mengusut kasus penyiraman air keras terhadap dirinya dan segera menemukan pelakunya.
"Kita semua mendoakan, semoga Kapolri yang baru amanah, saya juga berharap semoga Pak Kapolri tidak lupa dengan kewajibannya, terutama dengan penyerangan terhadap diri saya, dan juga kawan-kawan di KPK lainnya," ungkap Novel, sebagaimana dikutip dari tayangan KompasTV.
Novel Pesimistis
Sementara itu, Novel Baswedan mengaku pesimistis terkait kasusnya akan terungkap meski Kapolri telah berganti.
Hal itu dikarenakan, Idham Azis adalah mantan Kabareskrim yang gagal mengungkap kasusnya.
Baca: Idham Azis
Baca: Tenggat Waktu 3 Bulan Habis, Kasus Novel Baswedan Tak Kunjung Ada Kejelasan
"Kalau bicara harapan, haruslah punya harapan, cuman kan sekarang kan Pak Idham kan sudah berapa lama jadi Kabareskrim. Beliau diam saja, beliau bukannya enggak tahu harusnya," ungkap Novel di kampus Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Kamis (31/10/2019), dikutip dari Kompas.com.
Meski demikian, Novel mengaku tetap mendorong Idham Azis untuk mengungkap dan menuntaskan kasusnya serta perkara yang menimpa pegiat antikorupsi lainnya.
Keterangan Moeldoko
Baca: Moeldoko
Mengutip Kompas.com, Selasa (5/11/2019), Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, memberi penjelasan jika kasus Novel Baswedan bukan kasus yang mudah untuk diselesaikan.
Alasan tersebut yang sampai saat ini membuat polisi belum bisa mengungkapkan pelaku penyiraman air keras Novel Baswedan.
"Kasus Novel seolah-olah mudah tapi padahal nggak mudah juga," kata Moeldoko dalam wawancara khusus dengan Kompas.com di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Menurut Moeldoko, pencarian barang bukti berjalan sulit karena kejadian pada waktu pada waktu Subuh.
Selain itu, minimnya saksi mata dan juga rekaman CCTV yang yang berada di lokasi kejadian penyerangan.
Pelaku yang pada saat itu menyiram air keras kepada Novel wajahnya tidak terlihat jelas, diketahui pelaku mengendarai sepeda motor.