Sosok Haniyeh
Ismail Haniyeh lahir di kamp pengungsian Al Shati, Jalur Gaza
Di sana, ia banyak menghabiskan masa kecilnya.
Kedua orangtuanya mengungsi setelah desa mereka, Ashqelon, diduduki Israel pada 1948.
Ia mengenyam pendidikan di sekolah yang dikelola oleh Badan Kemanusiaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Haniyeh kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Islamic University of Gaza, di bidang Sastra Arab pada 1981.
Semasa kuliah, ia aktif dalam kegiatan politik mahasiswa dengan memimpin sebuah asosiasi mahasiswa Islam yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.
Haniyeh adalah salah satu anggota pendiri Hamas termuda yang mempunyai hubungan dekat dengan pemimpin spiritual kelompok itu, Sheikh Ahmed Yassin.
Pada tahun 1988, dia ditangkap oleh Israel dan dipenjara selama enam bulan karena partisipasinya dalam peristiwa intifada, pemberontakan melawan pendudukan Israel.
Dia ditangkap lagi pada tahun 1989 dan dipenjara hingga Israel mendeportasinya ke Lebanon pada tahun 1992 bersama dengan sekitar 400 orang tahanan lainnya.
Haniyeh kembali ke Gaza pada tahun 1993 setelah Perjanjian Oslo.
Sekembalinya ke Gaza, ia diangkat sebagai dekan Islamic University of Gaza.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, tewas terbunuh di Ibu Kota Iran, Teheran.
Hamas mengonfirmasi kabar tersebut.
Sebagaimana dilansir AFP, Hamas pada Rabu (31/7/2024) mengatakan bahwa serangan Israel di Teheran telah menewaskan pemimpinnya, Ismail Haniyeh.
“Saudara, pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh, kepala gerakan, tewas dalam serangan Zionis di markas besarnya di Teheran setelah dia berpartisipasi dalam pelantikan presiden baru (Iran),” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Garda Revolusi Iran pada Rabu juga mengeluarkan pernyataan terkait kematian Haniyeh.
Disebutkan bahwa pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, terbunuh di Teheran bersama dengan salah satu pengawalnya.
“Kediaman Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Perlawanan Islam Hamas, dihantam di Teheran, dan sebagai akibat dari insiden ini, dia dan salah satu pengawalnya menjadi martir,” ungkap mereka dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh situs berita Sepah milik Korps Garda Revolusi Iran.