Sosok Marsinah, Aktivis Buruh yang Hilang & Meninggal Masa Orde Baru, Jadi Ikon Perjuangan Masa Kini

Marsinah dikenal sebagai aktivis buruh perempuan yang hilang dan meninggal masa Orde Baru.


zoom-inlihat foto
Marsinah-aktivis-buruh.jpg
Kolase Tribunnnewswiki/Wikipedia/Kompas/Priyombodo
Marsinah aktivis buruh


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Nama Marsinah lekat dengan perjuangan para buruh.

Hal ini lantaran sosok Marsinah menjadi korban hilang dan meninggal kala berjuang.

Berikut profil Marsinah yang dikenal sebagai aktivis buruh.

 

Marsinah adalah aktivis buruh di masa Orde Baru.

Wanita pemberani ini lahir pada 10 April 1969 silam.

Marsinah merupakan anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan.

Baca: Pantai Keburuhan

Baca: Daftar Wilayah yang Memiliki Upah Buruh Tertinggi per Februari 2022

Ia merupakan adik dari Marsini dan kaka dari sosok Wijiati.

Aktivis buruh ini merupakan anak dari pasangan Astin dan Sumini di desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.

Sebagai informasi, Marsinah bekerja di PT Catur Pura Surya (CPS).

Pabrik PT Catur Pura Surya atau CPS ini adalah pabrik pembuat jam di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Saat masih di sekolah, Marsinah merupakan siswa yang rajin membaca buku dan selalu mendapat peringkat di sekolahnya.

Akan tetapi lantaran masalah biaya, pendidikannya hanya bisa sampai di tingkat SLTA saja.

Marsinah aktivis buruh
Marsinah aktivis buruh (Wikipedia)

Meski begitu ia tetap terus belajar, salah satunya yakni dengan mengikuti kursus ilmu komputer dan bahasa Inggris.

Kemudian, di lingkungan perusahaan di mana dia bekerja, Marsinah merupakan aktivis dalam organisasi buruh Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) unit kerja PT CPS.

Latar belakang terjadinya peristiwa 1993 yang menyebabkan Marsinah hilang dan meninggal yakni berkaitan dengan surat edaran dari Gubernur KDH TK I Jawa Timur.

Pada surat edaran tersebut gubernur mengimbau agar pengusaha menaikkan gaji sebesar 20 persen dari jumlah gaji pokok.

Imbauan itu disambut dengan suka cita oleh para buruh.

Namun para pengusaha tidak menyukai dengan surat edaran itu, karena otomatis perusahaan akan mengeluarkan uang lebih banyak.

Pada pertengahan April 1993, PT. Catur Putra Surya (PT. CPS) Porong membahas surat edaran tersebut dengan resah.

Akhirnya, karyawan PT. CPS memutuskan untuk unjuk rasa tanggal 3 dan 4 Mei 1993 menuntut kenaikan upah dari Rp1700 menjadi Rp2250.

Pascamemimpin unjuk rasa yang dilakukan pada 3 dan 4 Mei 1993.

Marsinah menjadi incaran petinggi perusahaan di mana ia bekerja.

Bendera Marsinah dikibarkan oleh puluhan buruh perempuan yang tergabung dalam Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP) saat berunjuk rasa di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (9/3). Aksi memperingati hari perempuan sedunia itu menyuarakan sosok Marsinah sebagai pejuang dan pahlawan bagi rakyat.
Bendera Marsinah dikibarkan oleh puluhan buruh perempuan yang tergabung dalam Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP) saat berunjuk rasa di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (9/3). Aksi memperingati hari perempuan sedunia itu menyuarakan sosok Marsinah sebagai pejuang dan pahlawan bagi rakyat. (Kompas/Priyombodo)

Hingga kemudian pada 5 Mei 1993 ia diculik oleh lima orang algojo dari PT CPS.

Setelah itu, Marsinah dikabarkan menghilang selama beberapa hari hingga akhirnya pada 9 Mei 1993 ia ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Mayatnya ditemukan dengan tubuh yang mengenaskan di sebuah gubuk di daerah Nganjuk, sekitar 200 km dari tempatnya bekerja.

Kematian Marsinah yang tidak wajar itu mendapat reaksi keras dari para aktivis dan masyarakat luas. Mereka menuntut pihak aparat keamanan untuk menyelidiki dan mengadili para pelakunya.

Sebagai rasa simpati dan solidaritas terhadap Marsinah, para aktivis pun membentuk Komite Solidaritas Untuk Marsinah (KSUM).

Hari Buruh atau May Day

Bulan Mei 2023 dibuka dengan tanggal merah pada Senin (1/5/2023).

Hari ini diperingati sebagai Hari Buruh Internasional.

Namun tahukah kamu apa itu Hari Buruh sebenarnya ?

Berikut Tribunnewswiki rangkum informasi tentang Hari Buruh yang perlu kamu ketahui:

Tentunya pemilihan tanggal ini tidak dipilih secara tiba-tiba atau acak.

Namun, ada sejarah panjang terkait hari buruh ini.

Hari Buruh Internasional atau disebut juga May Day dibuat untuk memperingati perjuangan bersejarah yang dilakukan oleh pekerja dan gerakan buruh, di banyak negara pada tanggal 1 Mei.

Baca: AHY Buka Suara Soal Perppu Cipta Kerja: Masyarakat dan Kaum Buruh Masih Berteriak

Baca: Bawa 6 Tuntutan, Buruh Bakal Lakukan Aksi Besar-besaran 12 Oktober 2022 Serentak di 34 Provinsi

Hari Buruh Internasional yang dirayakan pada 1 Mei atau May Day memiliki keterkaitan erat dengan peristiwa demonstrasi di Chicago.

Demonstrasi ini terjadi awal Mei 1886 dan memuncak saat Kerusuhan Haymarket pada 4 Mei 1886.

Sebelumnya, lebih dari 300.000 pekerja dari 13.000 perusahaan meninggalkan pekerjaanya di Amerika Serikat pada 1 Mei 1886.

Hari berikutnya lebih banyak pekerja yang bergabung dan jumlah pengunjuk rasa di Chicago melebihi 100.000 orang.

Meski unjuk rasa awalnya berjalan damai, tetapi semua berubah ketika polisi Chicago dan para pekerja bentrok pada 4 Mei.

Tidak hanya pekerja yang terbunuh dan terluka, tetapi juga polisi karena ada tragedi pelemparan bom.

Berikut kronologi kemunculan Hari Buruh Internasional yang dilansir dari History.com.

Perayaan 1 Mei atau May Day, meski bukan sebagi Hari Buruh, sudah berlangsung lama dan memiliki akar sejarah panjang.

Ada banyak festival yang digelar untuk merayakan hari 1 Mei ini.

Serikat buruh Belanda Blokzijl berbicara pada kongres SOBSI, 1947.
Serikat buruh Belanda Blokzijl berbicara pada kongres SOBSI, 1947. (Wikipedia)

Bangsa Celtic di Brritania percaya bahwa 1 Mei adalah hari terpenting dalam setahun dan menggelar festival Beltane.

Ada ritual api simbolis dalam festival ini untuk merayakan kembalinya kehidupan dan kesuburan di dunia.

Ketika bangsa Roma menguasai Britania, mereka membawa perayaan lima hari yang dikenal sebagai Floralia.

Perayaan yang berlangsung 20 April - 2 Mei ini digunakan untuk memuja Dewi Bunga bernama Flora.

Selain itu ada juga tradisi Tarian Maypole untuk merayakan 1 Mei.

Orang-orang akan menari mengelilingi tiang yang ditegakkan, menyimbolkan kesuburan.

Melansir dari Archice.iww.org, pada akhir abad ke-19, kelas pekerja berjuang mendapatkan 8 jam kerja sehari.

Saat itu, kondisi pekerja sangat buruk dan seringkali mereka harus bekerja 10-16 jam sehari.

Kematian dan kecelakaan saat itu sangat wajar di berbagai tempat.

Sosialisme kemudian menjadi ide baru yang menarik bagi para pekerja.

Banyak organisasi sosialis muncul pada paruh kedua abad ke-19.

Masih dilansir dari laman History.com, untuk mengakhiri kondisi yang menyedihkan ini, Federation of Organized Trades and Labor Unions (FOTLU) menggelar sebuah konvensi di Chicago pada 1884.

Mereka menyatakan bahwa durasi kerja para buruh adalah delapan jam per hari mulai 1 Mei 1886.

Baca: Partai Buruh Ancam 3 Juta Buruh Bakal Mogok jika Pembahasan Revisi UU Cipta Kerja Janggal

Baca: Puluhan Ribu Buruh akan Turun ke Jalan Protes Kenaikan Harga BBM, Tuntut Pembatalan Kenaikan

Setahun kemudian, organisasi buruh terbesar di Amerika bernama Knights of Labour mendukung hal ini.

Kedua organisasi ini juga mendorong para pekerja berdemonstrasi dan melakukan pemogokan.

Pada 1 Mei 1886, lebih dari 300.000 pekerja dari 13.000 perusahaan meninggalkan pekerjaan mereka di Amerika Serikat.

Besoknya, lebih banyak pekerja yang bergabung dan jumlah yang berunjuk rasa di Chicago mencapai 100.000 orang.

Pada awalnya, protes ini berjalan damai, tetapi pada hari menjadi ricuh setelah ada bentrok dengan polisi Chicago.

Beberapa pekerja terbunuh dan terluka dalam peristiwa ini.

Pada 4 Mei, para pekerja kembali berunjuk rasa di Haymarket Square, memprotes tindakan polisi ini.

Seorang yang tidak pernah teridentifikasi kemudian melempar bom ke polisi dan menewaskan tujuh polisi dan delapan warga sipil.

Ribuan buruh dari sejumlah elemen melakukan aksi unjuk rasa dalam memperingati Hari Buruh Internasional di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2019). Dalam aksi tersebut para buruh menyampaikan sejumlah tuntutan di antaranya revisi Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan karena dinilai tidak berpihak pada kesejahteraan buruh. Tribunnews/Jeprima
Ribuan buruh dari sejumlah elemen melakukan aksi unjuk rasa dalam memperingati Hari Buruh Internasional di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2019). Dalam aksi tersebut para buruh menyampaikan sejumlah tuntutan di antaranya revisi Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan karena dinilai tidak berpihak pada kesejahteraan buruh. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Delapan orang yang dilabeli sebagai anarkis dituduh bertanggung jawab atas kejadian ini.

Awalnya, tujuh orang akan dihukum mati dan satu orang dipenjara selama 15 tahun.

Namun, empat orang kemudian digantung, satu orang bunuh diri, dan tiga sisanya dimaafkan enam tahun kemudian.

Pada 1889, Konferensi Sosialis Internasional menyatakan bahwa untuk memperingati Peristiwa Haymarket, 1 Mei akan menjadi hari libur internasional untuk para buruh.

Saat ini, 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Internasional.

Namun, di Amerika, perayaan 1 Mei dilakukan secara berbeda pada masa Perang Dingin.

Mengutip Time.com, Presiden Eisenhower mengeluarkan resolusi bernama May 1 "Loyalty Day" pada Juli 1958.

Hal ini untuk menjauhkan kenangan tentang Kerusuhan Haymarket.

Resolusi menyatakan bahwa 1 Mei adalah sebuah hari spesial untuk menegaskan kembali kesetiaan kepada negara dan pengakuan terhadap warisan kebebasan di Amerika.

(TRIBUNNEWSWIKI/Kaa)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved