
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani undang-undang (UU) yang memungkinkan narapidana kasus berat menjalani wajib militer atau mobilisasi.
Narapidana yang dimobilisasi adalah narapidana kasus pembunuhan, perampokan, perdagangan narkoba, dan kasus berat lainnya yang diatur dalam KUHP Federasi Rusia.
UU ini juga memungkinan adanya pengenaan wajib militer ratusan ribu orang yang menjalani hukuman percobaan (probation) dan orang yang baru saja dikeluarkan dari lembaga pemasyarakatan.
Dikutip dari CNN International, (7/11/2022), narapidana yang dikecualikan dalam UU itu adalah narapidana yang melakukan kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur, pengkhianatan, spionase, dan terorisme.
Mereka yang ditahan karena tindak percobaan pembunuhan terhadap pejabat pemerintah, pembajakan pesawat, aktivitas ekstrem, dan penanganan material radioaktif secara ilegal juga tidak dikerahkan.
Pada hari Jumat lalu, (4/11/2022), Putin mengatakan Kremlin menargetkan personel wajib militer sebanyak 300.000 orang. Namun, ada tambahan lagi sebanyak 18.000 personel. Mereka dikirim untuk bertempur di Ukraina.
Baca: Kalah di Ukraina Timur, Pasukan Rusia Dilaporkan Merekrut 10.000 Narapidana
Awal pekan ini Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa rekrutmen personel mobilisasi telah ditangguhkan. Ini lantaran target memobilisi 300.000 personel sudah tercapai.
Kendati demikian, mobilisasi ini baru akan berakhir jika Putin menandatangi keputusan resmi. Hingga saat itu, Putin masih bisa merekrut lebih banyak orang untuk menjalani wajib militer.
Baca: Inggris: Rusia Kehabisan Amunisi & Kendaraan Lapis Baja di Ukraina
Narapidana ingin keluar
Kepala pasukan Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin, juga dilaporkan telah memanggil para narapidana untuk bergabung dengan pasukan Wagner yang bertempur di Ukraina.
Adapun menurut seorang aktivis hak asasi manusia bernama Olga Romanova, Wagner telah sudah merekrut 10.000 narapidana pada bulan September itu.
"Seluruh narapidana diterima, tetapi yang diutamakan adalah para pembunuh, perampok, dan penjarah, seperti yang dikatakan oleh Prigozhin [Kepala Grup Wagner]," kata Romanova dikutip dari Newsweek.
"Mereka yang dipenjara karena menyebabkan luka fisik yang parah juga diterima. Dan sekarang mereka sudah mulai merekrut orang yang dipenjara karena pemerkosaan, tetapi mereka akan berdinas di satuan berbeda."
Baca: Pejabat Rusia Ungkap 4 Alasan Putin Harus Kobarkan Perang di Ukraina
Kata Romanova, pasukan itu dikumpulkan dari Rusia bagian tengah. "Yang paling utara ialah daerah Komi, Syktykvkar, yang paling selatan ialah Adygea, yang paling timur ialah Tatarstan, yang paling barat ialah Pskov dan Smolenks."
Romanova mengatakan para narapidana itu tidak bergabung dengan militer Rusia untuk mendapat uang. Mereka hanya ingin keluar dari penjara Rusia.
(Tribunnewswiki)
Baca berita lain tentang Vladimir Putin di sini.
Mantan Pejabat Rusia Yakin Ukraina atau Sekutunya Akan Serang Moskwa |
![]() |
---|
Boris Johnson Sebut Perang di Ukraina sebagai 'Latihan bagi Xi Jinping' |
![]() |
---|
Presiden Kroasia Sebut Krimea Tak Akan Pernah Jadi Wilayah Ukraina Lagi |
![]() |
---|
Joe Biden Tegaskan Tak Akan Kirim Jet Tempur F-16 ke Ukraina |
![]() |
---|
Mantan PM Inggris Johnson Mengaku Diancam Dibunuh Putin dengan Rudal |
![]() |
---|