Inggris: Rusia Kehabisan Amunisi & Kendaraan Lapis Baja di Ukraina

Pasukan Rusia juga terpaksa menggunakan kendaraan lawas milik Belarusia.


zoom-inlihat foto
Rusia-di-Kharkiv.jpg
HANDOUT / GENERAL STAFF OF THE UKRAINIAN ARMED FORCES / AFP
Foto yang dirilis oleh Angkatan Bersenjata Ukraina memperlihatkan kendaraan lapis baja yang ditinggalkan pasukan Rusia di Kharkiv, (11/9/2022).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Inggris mengatakan pasukan Rusia di medan tempur Ukraina kehabisan amunisi dan kendaraan lapis baja.

Rusia juga terpaksa menggunakan kendaraan lawas. Menurut Inggris, kendaraan itu membuat kecewa para tentara Rusia.

Pada hari Kamis, (4/11/2022), Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada pertengahan Oktober, Rusia kehilangan lebih dari 40 kendaraan lapis baja dalam sehari. Jumlah itu setara dengan jumlah kendaraan yang dimiliki satu batalion.

Melansir pemberitaan Newsweek, selama beberapa pekan terakhir pasukan Rusia terpaksa menggunakan setidaknya 100 tank dan kendaraan tempur yang dimiliki Belarusia.

Pejabat pertahanan Inggris menyebut tentara Rusia mengalami "frustrasi karena mereka terpaksa bertempur dengan kendaraan tempur lawas yang mereka sebut sebagai kaleng alumunium".

Baca: Sekutu Putin Peringatkan Perang Lebih Besar Bisa Meletus di Eropa

Kondisi sulit yang dialami pasukan Rusia salah satunya karena mereka kesusahan mendapatkan amunisi artileri dan suku cadang kendaraan lapis baja. Padahal, kendaraan lapis baja dan artileri sangat penting bagi Rusia.

Menurut laman Oryx yang menghitung penggunaan peralatan militer, Rusia telah kehilangan 1.420 tank dan 684 kendaraan tempur, termasuk kendaraan yang hancur, atau dirampas.

Baca: Rusia Gagal Paksa PBB Selidiki Dugaan Senjata Biologis di Ukraina

Sejak kebijakan mobilisasi diberlakukan, banyak personel wajib militer yang mengeluh lantaran diberi perlengkapan yang kurang memadai. Mereka bahkan harus membayar sendiri pelindung tubuh yang mereka kenakan.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, bulan lalu mengakui bahwa Rusia tidak memiliki perlengkapan yang cukup untuk para personel yang dimobilisasi. Dokumen Rusia menyebut ada 300.000 yang dipanggil untuk menjalani wajib militer. Peskov menyebut Rusia telah membentuk sebuah dewan untuk menangani masalah itu.

Sementara itu, Vladimir Saldo, pejabat Ukraina di Kherson yang diangkat Rusia, pada hari Selasa lalu mengatakan ada masalah dalam hal pelatihan dan perlengkapan.

Masalah dalam pengerahan pasukan muncul ketika tentara Putin dilaporkan melancarkan serangan baru di Ukraina.

Serangan Rusia dilaporkan membuat PLTN Zaporizhzhia di Ukraina terputus dari jaringan listrik lantaran jalur listrik rusak.

Baca: Ukraina: Iran Akan Kirim Ratusan Drone ke Rusia Awal November Ini

Serangan Rusia juga terjadi di Kota Kryvyu Rihi dan Sumy serta Kharkiv. Adapun serangan besar terjadi di Luhansk dan Donetsk yang berada di Ukraina timur.

Di sisi lain, Ukraina mengaku telah melancarkan serangan di wilayah selatan yang menghancurkan gudang amunisi dan BBM Rusia.

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang Rusia di sini.

 

 

 





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved