TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron menjuluki Rusia sebagai "negara penjajah" ketika dia berkunjung ke Benin.
Hal ini karena Rusia nekat menginvasi Ukraina dan masih berlangsung hingga saat ini.
"Karena memutuskan menyerbu negara tetangga untuk menjaga kepentingannya di sana, Rusia jadi salah satu negara penjajah terakhir," kata Macron, Rabu (27/7/2022), dikutip dari Euronews.
Pernyataan itu disampaikan Macron saat dia melakukan konferensi pers bersama Presiden Benin Patrice Talon.
"Saya berbicara di sebuah benua [Afrika] yang pernah mengalami imperialisme kolonial," kata dia.
Benin sendiri pernah dijajah oleh Prancis selama lebih dari 150 tahun.
Negara di Afrika Barat itu baru mendapatkan kemerdekaan penuh pada tahun 1960.
Baca: Emmanuel Macron
Kepada negara-negara Afrika, Macron memperingatkan bahwa kini ada "perang dunia campuran jenis baru" yang sedang dilakukan oleh Rusia.
Kata Macron, dalam perang itu "informasi, energi, dan pangan" turut dijadikan senjata.
Sejak invasi dimulai, Rusia memang dilaporkan menghalangi aktivitas ekspor gandum dan biji-bijian lainnya dari Ukraina.
Tindakan Rusia itu mengancam ketahanan pangan dunia dan memperparah krisis pangan.
Baca: Halangi Ekspor, Rusia Disebut Ubah Gelombang Krisis Pangan Jadi Tsunami
Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membantah bahwa Rusia telah menyebabkan krisis energi dan pangan.
Dia mencela adanya "kampanye yang sangat berisik" seputar masalah pangan.
Sebelumnya, Macron sempat mencela adanya "kemunafikan" sejumlah negara yang tidak mengkritik invasi Rusia ke Ukraina.
Menurutnya ada beberapa negara Afrika yang hingga kini belum mengutuk tindakan Rusia.
Dalam konferensi pers itu, Talon mengatakan hubungan Benin dan Prancis "tidak terhalang dan sudah tidak memiliki beban masa lalu".
Baca: Rusia Kembali Kurangi Pasokan Gas ke Eropa, Pejabat AS: Buat Kepanikan
Menurut AFP, hubungan kedua negara itu memang makin baik setelah Prancis mengembalikan 26 khazanah nasional Benin yang dirampas oleh tentara Prancis tahun 1892.
"Sikap ini telah mengubah citra Prancis dengan menunjukkan bahwa membangun hubungan yang setara itu memungkinkan," kata Jose Pliya, salah satu penasihan Talon.
Macron menyempatkan diri mengunjungi pameran artefak kuno di Cotonou, Benin.
Dia kemudian berjanji akan meneruskan proses pengembalian benda-benda milik Benin.