Hal ini lantaran sampai membuat almarhum Brigadir Yosua sangat ketakutan di sana.
"Ini dikaitkan lagi pada bulan Juni, dia sampai menangis saking takutnya, mengadu kepada orang yang dia percaya,"
"Di situ diancam, apabila naik ke atas, akan dihabisi atau dibunuh," kata Kamaruddin Simanjuntak, dikutip dari Tribun Jambi.
Dia mengungkapkan ancaman tersebut ada dalam rekaman bukti elektronik.
Akan tetapi, Kamaruddin belum mengetahui soal makna naik ke atas yang dimaksud dalam ancaman tersebut.
"Makna naik ke atas inilah yang jadi tugas penyidik, karena temuan itu, sudah kami serahkan ke penyidik utama, supaya digali, melibatkan tim siber dan yang ahli di bidang itu," ungkapnya.
Soal orang yang dipercaya ini, ucap Kamaruddin, masih dirahasiakan orangnya, dan bukan anggota keluarga.
Berikut transkrip percakapan Yosua di grup WhatsApp keluarga, yang diperoleh pada Jumat (15/7/2022).
Berdasarkan data yang diperoleh Tribunnews, aplikasi WhatsApp Yosua Hutabarat terakhir kali aktif pada pukul 17.05, Jumat (8/7/2022).
Tanggal 8 Juli 2022 Pagi
Anggota keluarga mengirimkan foto keluarga di Grup WA sedang berada di pemandian air panas Sipoholon, Tarutung.
Lokasi pemandian itu pernah jadi tempat mereka main sewaktu kecil.
Komentar Brigadir Yosua: asyik sekali!!!
Tanggal 8 Juli 2022 Siang
Pukul 12.58: anggota keluarga kirim foto ibu di grup WhastApp.
Pukul 13.02: akun Yosua membaca pesan foto namun tidak ada respon.
Pukul 17.05: riwayat WhatsApp aktif terakhir.
Diberitakan sebelumnya, Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J, meninggal meninggal dunia pada Jumat (8/7/2022).
Jenazahnya dibawa kemudian ke Jambi keesokan harinya dengan menggunakan pesawat.
Pemakaman dilakukan pada Senin (11/7/2022) sore.
Baca: INI yang Terjadi di Rumah Ferdy Sambo Selama 3 Hari Usai Insiden Baku Tembak Brigadir J & Bharada E
Baca: Istri Ferdy Sambo dan Bharada E Tak Hadir dalam Prarekonstruksi, Polisi: Nanti Pas Rekonstruksi